Sunday, May 13, 2007

[tentang] Kisah Sapi'i dan sapi


Suasana rumah sederhana itu langsung meledak, Sang ibu tak henti-hentinya menangis meraung-raung. Sedang bapak hanya diam saja, diam dalam kebingungan seorang lelaki dalam memahami suatu hal. Sedangkan Syafie, sang remaja tanggung usia, juga diam saja. Sang bocah yang akrab dipanggil "sapi'i" ini hanya tertunduk linglung, tak tahu harus berbuat apa atau mengucap satu dua kata.

" pi'i, pi'i...., kowe ki piye tho le, le ?" isak sang ibu.
(pi'i, pi'i...., kamu itu gimana sich, nak?)

Sapi'i hanya diam saja. tak tahu harus ngomong apa.

" jawab tho, le... kowe ki ngopo wae wektu ditinggal bapak karo simbok?"
(jawablah nak... kamu melakukan apa saja ketika ditinggal bapak dan ibu?)

Isak sang ibu mulai kencang, memekakkan indera pendengaran setiap orang yang berada di rumah sederhana itu. Sang bapak tetap saja diam, seakan berpikir mengenai tingkah polah sang anak.

Tangis sang ibu mulai pecah, meratapi sang anak
" Kowe iki ngopo to, pi'i... ditinggal bapak karo simbok seminggu wae, sapine neng omah kok wis meteng?"
(kamu melakukan apa aja, pi'i... ditinggal bapak dan ibu seminggu aja, sapi di rumah kok sudah bunting)

Sapi'i keliatan bingung setengah mati mendengar ucapan sang ibu, namun ia tetap saja diam.
"pi'i.... kok kowe ngetengi sapi ki piye to le?"
(pi'i.... kenapa kamu membuntingi sapi, kenapa nak?)

"nek, kowe pengen rabi, ngomong wae karo simbok, ojo njur kowe ngetengi sapi "
(kalo kamu ingin nikah bilang aja sama ibu, jangan lantas kau membuntingi sapi)

Teriakan sang ibu makin kencang. Suaranya terdengar oleh para tetangga di sekitar rumah. Langsung saja mereka berdatangan ke rumah sapi'i. Sekadar ingin tahu dan memenangkan sang ibu.

Dalam waktu sekejab saja kabar Sapi'i yang membuntingi sapinya sendiri langsung tersebar di seluruh desa. Isyu tersebut membuat gempar seluruh penduduk desa dan menjadi buah bibir masyarakat dimana-mana sepanjang waktu. Di area persawahan, orang-orang sibuk membicarakan tentang kelakuan Sapi'i. Sedang di teras rumah warga, para ibu bergosip menggenai seperti apa wujud anak sapi yang akan dilahirkan. Kawan-kawan sebaya Sapi'i pun mulai menjauhinya dan mencemoohnya tak henti-henti.

Belum sempat isyu tersebut berkembang menjadi keresahan sosial (?), datanglah Paman Sapi'i. Ia bermakud ingin menjernihkan kabar angin tersebut kepada seluruh warga desa. Di tengah-tengah warga warga yang telah termakan isyu, ia menjelaskan bahwa sapi yang bunting itu bukan karena ulah Sapi'i. Buntingnya Sapi disebabkan karena adanya percobaan kawin suntik yang tengah ia lakukan. Lalu dengan gamblang ia menjelaskan bahwa kawin suntik merupakan program mengembangbiakan ternak sapi dengan menyuntikkan sperma beku ke tubuh sapi betina.

*****

Kisah sapi'i di atas bukanlah sebuah kisah nyata, Ini hanya sebuah kisah dalam acara "Kontak Tani". Sebuah acara yang ditayangkan oleh TVRI sebagai ajang informasi dan edukasi pertanian, perkebunan, dan perternakan. Acara tersebut tayang pada tahun 1990 tatkala saya masih SMP dan TVRI masih menjadi satunya hiburan di layar kaca. Seinggat saya, jadwal tayangnya minggu siang.

Tokoh Sapi'i atau Syafie adalah teman sekelas saya waktu SMP, nama aslinya Triono. Namun karena aktingnya yang keren di acara tersebut ia lebih akrab dipanggil "Sapi'i". Hal ini ditunjang dengan postur tubuhnya yang tinggi (sesuai memerankan usia remaja belasan) dan tentunya wajah yang lugu dan lucun....


Rock d World!
rio_nisafa
[tentang 09/mei2]
foto dari www.deptan.go.id