Monday, March 17, 2008

[tentang] IDE


D (29 tahun), seorang teman pernah bercerita tentang keinginannya untuk membuat film tentang orang buta. Narasi film itu bertutur tentang seorang yang buta yang mampu melihat kembali setelah menjalani operasi medis. Konflik cerita mulai dibangun ketika dunia yang dilihat ternyata tak seindah dan sesempurna yang pernah ia bayangkan. Kehidupan (penglihatan) sesungguhnya hanya membuat ia sadar bahwa dunia tak sesederhana yang ia gambarkan. Bahkan kadang menampilkan sosok yang kejam dan tak manusiawi

Namun di akhir obrolan kami, ia pun berujar pelan. "Sayang ada orang yang pernah punya ide seperti itu. Bahkan sudah ada filmnya segala ". Gedubrak!! ternyata apa yang pernah ia gagas tentang orang buta ternyata sudah dipikirkan orang lain juga. Penerapannya juga sama persis, yakni di film. Padahal ada banyak media untuk menampilkan sebuah cerita, entah novel, theater, drama radio atau bahkan pantomin sekalipun

Saya memang salut dengan teman ini, D mempunyai sisi pemikiran yang agak aneh, ia mampu melihat dari sisi yang tak terduga sama sekali. Alhasil ia pun punya banyak ide-ide yang sangat brilian, setidaknya menurut saya.

Masalah berikutnya ternyata banyak orang kreatif di dunia ini dan melahirkan ribuan atau bahkan jutaan ide. Sebuah ide yang pernah dilontarkan seseorang bisa jadi sama dengan ide yang miliki oleh orang lain yang terpisah jarak dan waktu. Kesamaan ide inilah yang membuat pertanyaan besar, seberapa orisinal sebuah ide itu lahir ? Apa saja yang membuat sebuah ide disebut brilian? Siapa yang patut disebut sebagai orang kreatif, orang yang mempunyai ide terlebih dahulu atau orang yang mampu menuangkan ide dalam karya nyata?

Berbicara soal ide-ide tersebut, saya pun tak mau kalah dengan D. Apalagi kita pernah kuliah bareng dan kerja bareng. Bahkan hampir dalam 3 bulan kita tidur dalam satu kamar kost!. Ada sejumlah ide yang pernah dipetik dalam otak saya. Soal brilian atau tidak saya tidak bisa menilai, subyektif sich. Tapi sialnya (?), ternyata ide tersebut sudah diwujudkan oleh orang lain... dan sayapun hanya bisa mengerutu sambil terus berpikir ulang " saya harus memunculkan ide apa lagi, yang benar-benar tidak dipikirkan oleh orang lain..... terlebih saya mampu mengaplikasinya "

Seorang teman kost, A (27 tahun) pernah membakar semacam dupa untuk aromaterapi. Saya tak tau persis aroma apa yang tercium saat itu. Namun saya masih ingat ia membakarnya di ruang depan, ruang dimana saya dan teman menonton TV. Pada saat yang sama T (31 tahun) tak pernah lupa mengunakan obat nyamuk elektrik. kebiasaan tersebut tak pernah lewat setiap malamnya. Dari kedua kebiasaan teman tersebut, munculnya ide dalam benak saya. Sebuah teknologi yang mampu mengabungkan keduanya. " Bagaimana menciptakan alat atau bahan yang mampu mengusir nyamuk, tetapi juga mampu membuat relaks dengan aromaterapi ".

Otak saya berputar mencari alternatif alat tersebut. Sampai pada sebuah titik lahirlah ide obat nyamuk bakar dengan aroma bunga lavender. Obat nyamuk bakar sudah familiar digunakan oleh masyakat untuk mengusir nyamuk. BUnga lavender juga teruji mengusir nyamuk. Bau yang dihasilkanpun saya anggap sudah mampu menjadi aromaterapi.

Damn! Sialnya beberapa bulan kemudian Baygon mengeluarkan varian baru obat nyamuk bakar dengan aroma Lavender. Saya mengetahui pertama kali dari tayangan iklan di televisi yang agak gencar saat itu. Walhasil ide obat nyamuk bakar plus aroma terapi pun ternyata juga dipikirkan oleh orang lain juga :((

Beberapa tahun sebelumnya, saya juga sempat terbersit sebuah ide sederhana. Ide tersebut lahir saat berteduh karena hujan di pinggir jalan Monjali, Jogja. Perkaranya sepele juga karena saya tak membawa jas hujan atau mantol. Nah melihat orang naik motor dengan mantol yang berwarna polos, ide ini muncul. Saya memikirkan sebuah jas hujan yang mempunyai warna menarik dengan tampilan grafis yang mendukung. Untuk itu jas hujan tersebut perlu mendapat sponsor dari perusahaan / produk tertentu. Singkatnya menjadikan jas hujan sebagai sebuah media promosi bagi produk atau merk tertentu. Lebih fokus lagi jika produk tersebut berkaitan dengan kesehatan. Lha klo kehujanan kan kita jadi rentan penyakit.

1 jam kemudian masih dalam kondisi berteduh, saya melihat dengan mata kepala sendiri seorang mengunakan jas hujan dengan sablon sebuah toko bangunan. (klo tak salah ingat sich) jas hujan tersebut memang masih berwarna polos / satu warna, namun di bagian punggung tertulis besar-besar sebuah toko bangunan.... Damn !! (sekali lagi) ide saya ternyata sudah diterapkan orang lain, meski penerapannya juga masih sederhana sekali.

Cerita yang ketiga, beberapa bulan lalu. Bertempat di sebuah Rumah makan Padang, saya menikmati menu minuman baru, namanya "Es Joshua". Usut punya usut, ternyata minuman ini merupakan mix dari Es batu, extra joss dan Susu. Minuman ini patut mendapat acungan jempol. eXtra joss mendongkrak energi instan, susunya mengandung gizi sekaligus mengurangi rasa asem dan asin yang ada di extra joss, sedang es batu sangat menyegarkan. Nah kalo disingkat jadi Es Joshua itu.

Namun satu bulan belakangan ini, kerap kita lihat di TV, iklan M-Susu. sebuah minuman suplemen energi yang dilaunch M150. varian ini menambahkan unsur susu (atau cuman rasanya saja?) dalam formulasinya.... nah kok idenya sama lagi dengan Es Joshua.

Ya... sudahlah.... nanti saya mikir ide yang lain lagi.

foto : http://www.cocobali.com/

Rock d World!
rio_nisafa