Tuesday, November 03, 2009

gempa sebagai indikator keimanan ?


(bagian satu)
Pesan masuk
Er***ma
07-Okt-09 19:41
ini jam tjdnya gmpa padang & jambi : 17.16; 17.58; 8:52; coba cocokkan dg alquran, baca trjemahannya (surat 17 ayat 16, surah 17 ayat 58, surah 17 ayat 52).

Pesan terkirim
Er***ma
07-Okt-09 20:10
Dab, kita gak tau apakah gempa itu merupakan ujian (bagi orang beriman) ataukah hukuman (bagi orang yg tidak beriman). Hanya ALLAH SWT yang tahu apakah gempa itu ujian atau hukuman. Kita tak boleh “menuduh” seakan gempa adalah hukuman bagi saudara kita di sumatra barat.

(bagian dua)
Diantara dua sms tersebut, saya sempat membuka Alquran (program java di Hape saya) dan membaca terjemahannya….. berikut ini terjemahannya (klo terjemahan ini, saya copy paste dari program Alquran Digital dari kompi saya)

QS : 17.16 Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

QS : 17.58. Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

QS : 8.52. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.

(bagian tiga)
Beberapa hari kemudian sebuah email masuk ke inbox saya. Isinya kurang lebih sama dengan sms teman saya itu, cuman di email ditulis juga terjemahan dari ayat-ayat dari kitab suci.

Kali ini saya merasa sedih bukan main…. Bukan hanya karena saudara-saudara kita di padang dan jambi yang tertimpa musibah…. Tetapi sedih karena mereka dinyatakan sebagai orang-orang yang tidak beriman oleh orang lain yang menuliskan email dan sms kepada saya. Juga oleh orang yang mem-foward-nya


(bagian empat)
Sebagai ending tulisan ini, saya tuliskan kembali (copy paste tepatnya) sms yang saya kirim ke temen saya tersebut :

… kita gak tau apakah gempa itu merupakan ujian (bagi orang beriman) ataukah hukuman (bagi orang yg tidak beriman). Hanya ALLAH SWT yang tahu apakah gempa itu ujian atau hukuman. Kita tak boleh “menuduh” seakan gempa adalah hukuman bagi saudara kita di sumatra barat.

catatan :
Mungkin tulisan ini agak terlambat untuk ditulis dan dipublish di note facebook, namun karena merasa berhutang tulisan pada seorang teman, Heru Prasetia maka tulisan ini harus ada, meski gak maksimal juga. Semoga para korban gempa di padang dan jambi tabah menghadapi musibah ini, juga buat saudaraku Eva Indriani dan Lucky Chandra Irawan

Tuesday, April 21, 2009

Ke(tidak)adilan dalam Demokrasi



Apakah adil ketika orang tua memberi uang saku yang sama kepada anak-anaknya? Jika anak pertama hingga anak terahkir memperoleh uang saku yang sama, apakah orang tua itu dapat dikatakan sebagai orang tua yang adil ?

Anda pasti menjawab tidak adil, karena masing-masing anak punya kebutuhan yang berbeda, sehingga uang sakunya juga tidak sama. Jika anak pertama sudah kuliah dan memperoleh uang saku yang sama dengan adiknya yang baru umur 5 tahun, maka besar uang yang sama adalah sebuah ketidakadilan.

Begitu juga dengan demokrasi, apakah adil jika semua orang mempunyai hak yang sama dalam pemilihan umum? Seorang yang buta huruf mempunyai suara yang sama dengan seorang profesor ilmu politik? Bagaimana dengan individu yang setiap hari kritis terhadap pemerintah dan menyaksikan acara politik di televisi dengan seorang ibu-ibu yang menghabiskan waktunya untuk menonton gosip pacaran raffi ahmad dengan yuni shara atau penasaran baju kembaran yang mana lagi yg mo dipake the sister ?

Jawabnya jelas sekali tidak adil....

Seorang profesor ilmu politik akan sangat paham, seberapa idealkah partai pemilu dalam aggreasi kepentingan konstituennya, sedang si buta aksara mungkin tidak tau apa bedanya kampanye dengan cerita pepesan kosong.

Seorang penonton setia acara politik di tivi (dan melalui media massa lainnya) akan sangat selektif dalam memilih partai. Berbagai referensi akan memandu ia uintuk memilih sebuah partai politik yang ideal. Dan si ibu-ibu penggosip, hanya akan paham bahwa si calon presiden A, bisa bernyanyi saat kampanye, atau ketua partai B sering muncul di iklan tv dengan seribu janji, tanpa mengenal visi misi dan plafrom partai

Itu lah membedakan seorang mahasiswa dengan murid TK, meski sama-sama memiliki ayah dan ibu yang sama serta tinggal di rumah yang sama. Begitu juga dengan rakyat sebuah negara, meski tinggal di negara yang sama; tingkat pendidikan, kesadaran politik, melek media (bukan hanya buta huruf atau tidak) sangatlah beragam. Bagaimana kita bisa memberi suara yang sama bagi mereka?

Hal ini lah yang tampaknya menjadi dasar pemikiran Aristoles, filusuf yunani, bahwa demokrasi bukanlah sosok ideal bagi jalannya roda sebuah pemerintahan.

Bagi saya, jika demokrasi tidak bisa berbuat adil, bagaimana mampu melahirkan pemimpin yang adil pula ?

Monday, April 20, 2009

Perjudian Atas Nama Pemilu


Kabar bahwa sejumlah rumah sakit jiwa menyiapkan bangsal khusus caleg gagal, tampaknya sudah lama terdengar. Sekian banyak orang jadi stress gara-gara pemilihan legistatif juga barang jamak di media massa. Sejumlah RSJ juga mengalami peningkatan pasien inap, rawat jalan atau sekedar berkonsultasi kesehatan jiwa. Sebuah running text di televisi menyatakan bahwa dinas kesehatan mengindikasikan adanya ribuan caleg terindikasi mengalami gangguan jiwa. Uniknya ada juga caleg yang harus menjalani terapi transfer energi yang berbau supranatral untuk menenangkan dirinya.

Berita sore di statiun tv lain menyatakan sebuah puskesmas menyetok obat penenang lebih banyak sesuai instruksi dari dinas yang juga berkaitan dengan agenda 9 april lalu. Seorang ibu bahkan harus gantung diri karena hanya mendapat belasan suara. Seorang caleg gagal menyegel halaman rumahnya yang biasanya digunakan sebagai pasar kaget, karena memperoleh suara minim dari para pedagang. Di kota lain, caleg mengusir beberapa keluarga yang tinggal di atas tanahnya, hanya karena orang yang terusir tidak mencontrengnya. Pengurus pengajian terpaksa mengembalikan karpet yang diberikan caleg saat pemilu karena sang caleg tidak mendapat suara cukup. Di tempat lain, bukan karpet tapi berupa semen dan ubin keramik.


Atau anda mau menambah lagi..... Silahkan, monggo...

Lalu untuk apa kita mengikuti pemilu jika para calon anggota legistatif nya seperti ini ?

Mungkin ada yang berkomentar " saya tidak memilih caleg seperti di atas, ia berhasil duduk di dewan? "

Tapi apakah ada garansi yang menyatakan seandai caleg yang ia pilih, tidak berperilaku sama seandainya sang caleg hanya mendapat suara minim?

Pertanyaan selanjutnya bagaimana kita bisa percaya pada pemilu yang membiarkan orang yang memiliki potensi sakit jiwa berhak mencalonkan diri sebagai anggota dewan?

Atau jangan-jangan pemilu ini tak ubahnya seperi sebuah pertaruhan atau judi? Pemilu seakan menjadi adu untung layaknya judi dadu atau judi togel. Siapapun boleh memasang taruhan asal punya uang. Syarat lain, gak ada sama sekali. Tinggal berhitung, seberapa banyak duit yang tinggal di dompet. Mo mempertaruhkan seluruh isi dompet juga tak masalah. Tinggal pilih pada angka yang dipercaya pembawa lucky dan memacu jantung saat bandar menggulirkan dadu. Yang menang, silahkan mabuk kepayang. Yang kalah, diperbolehkan melontarkan sumpah serapah dan menjadi gila.

Sekali lagi, jangan-jangan (seperti kalimat pembuka paragrap di atas) .... Perjudian, eh maksud saya pemilu ini memang harus seperti di atas, karena mengagung-agung sesuatu yang bernama demokrasi? Toh, yang namanya demokrasi kan dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat?. Jadi wajar banget, klo siapaun berhak mencalonkan diri sebagai anggota dewan yang terhormat itu. Persoalan kriteria bagaimana, mengapa dan siapa yang berhak mencalonkan diri bukanlah menjadi sebuah perkara. Atau pertanyaannya, siapa yang akan mempersoalkan dan kenapa harus dipersoalkan pula.

Sudahlah.... Daripada saya ikutan-ikutan gila seperti mereka.

rti mereka.

Tuesday, April 07, 2009

Soundtrack Pemilu 2009

1.
Lumpur merendam
Pilunya belumlah sirna
Jika mentari panasnya tak lagi menyengat...
Apakah ini adalah....akhir dari tempatku berpijak

song : terluka
artist : padi
album : tak hanya diam


2.
Kita merasa benar-benar pintar
Memasyarakatkan kebodohan ini
Kita membicarakan kenyataaan dalam dunia fantasi

song : kenyataaan dalam dunia fantasi
artist : Koil feat The Rock
album : -


3.
aku sudah bosan dengarkan kata-kata
aku sudah muak dengarkan harapanmu
aku sudah lelah dengan harapan
aku sudah mual dengarkan ceritamu

song : impresi
artist : pas band
album : the best of pas band


4.
Meski banyak padi di sawah
hatiku selalu resah
meski telah ganti pemerintah
hidupku selalu susah

song : mars pembantu
artist : titi kamal
album : OST Mendadak Dangdut


5.
memang jaketku memang kotor
jangan menghina, yang penting bukan koruptor

song : memang
artist : slank
album : suit..suit hehehe


6.
kau tak memikirkan akan nasib kami,
tau kah kau itu?
kau hanya mementingkan keinginanmu
ku mau kau dengar kami.... kau rese yeach....

song : paraelite
artist : EdanE
album : 170 Volt


7.
wakil rakyat seharusnya merakyat
jangan tidur waktu sidang soal rakyat

song : iwan fals
artist : surat buat wakil rakyat
album :


8.
yang aku butuh negeri maju,
yang pemimpinnya bukan pemimpin palsu
yang aku butuh negeri makmur,
biar mimpiku gak jadi kabur.

song : Udara segar
artist : BIP
album : Udara segar

9.
kami orang muda, kaya akan obsesi
mobilitas tinggi, haus reformasi hakiki

song : format masa depan
artist : dewa 19
album : format masa depan

Thursday, March 05, 2009

Air Minum, Mie Instant dan Partai Politik


Mungkin Anda sudah tau bahwa beberapa bandara internasional atau publik area lainnya di luar negeri, orang bisa langsung minum air dari kran khusus. Atau terkadang orang bisa minum air langsung dari krannya di dapur, seperti dalam sebuah adegan yang saya lihat beberapa hari lalu di televisi. Air memang menjadi alat vital, eh.... kebutuhan vital bagi setiap orang. Tanpa makan, seseorang bisa bertahan seminggu, tapi tanpa minum, seseorang hanya hidup tiga hari saja.

Lalu bagaimana persoalan air d negeri ini ? Memang ada BUMD mempunyai kewenangan khusus untuk mengelola kebutuhan air, yakni PDAM (perusahaan daerah air minum). Tapi bagaimana produknya? Gak perlu di jawab dech.... Pertanyaan saya paling gampang, apakah anda pernah minum air langsung dari kran? Klo sudah, ya sudahlah, saya gak perlu melanjutkan tulisan ini. Klo blom, berarti dugaan saya benar, kita semua belum pernah atau tidak pernah minum air yang disalurkan oleh PDAM.

Minum air langsung dari kran seharusnya... sekali lagi seharusnya sudah menjadi "promise" yang harus dipenuhi oleh PDAM. Lha wong namanya saja sudah "Perusahaan Daerah Air Minum". Jadi seharusnya, air yang kita dapatkan dari kran itu adalah produk yang layak minum. Sebuah air bersih dan sehat yang langsung bisa diteguk, tanpa harus dimasak dulu.

Tapi sekali lagi, kata air minum yang terdapat dalam inisial PDAM itu cuman "nama". Begitu juga dengan standar air yang layak minum itu kan hanya sekedar janji yang gak pernah kita tau kapan bisa terwujud.

@@@
Pernah merhatikin bungkus mie instans? Coba bayangkan di semua bungkus mie instans tersebut, pastilah terdapat visualisasi mie yang sangat-sangat mengiurkan. Bukan hanya foto mie saja terpampang, tetapi juga terdapat telur,daging ayam, udang, bakso, wortel, jeruk nipis, dan berbagai jenis sayuran lainnya

Klo tak sempat merhatiin bungkus mie instant, liat saja iklan mie instant di tivi. Penggambarannya jauh lebih sempurna, mie instant tersebut tertampung dalam sebuah mangkok besar. Tak lupa menyertakan bahan-bahan tambahan lainnya, seperti tampilan buskusnya. Bahkan dengan tampilan audio visual serta narasinya yang sangat komunikatif, seolah-olah mie instans memang benar-benar mak nyuss.

Sekarang, pergilah ke dapur, dan masaklah mie instant. Sesuai dengan instruksi yang terdapat di bagian belakang bungkus. Satu lagi, jangan gunakan bahan-bahan lainnya selain apa yang terdapat didalam bungkus mie instant. Lalu perbandingkan antara mie hasil kreasi anda di dapr dengan mie yang ditampilkan di bungkus dan iklan tivi.

Jangan merasa bersalah, jika mie instant anda tidak selengkap mie instant yang ada di bungkus apalagi di iklan tivi. Meskipun anda mematuhi petunjuk di belakang bungkus. Mie yang sangat menggiurkan juga tidak anda peroleh, seandainya anda mengunakan gelas ukur untuk menakar cc air untuk merebus mie. Atau mengunakan stop wacht untuk menentukan seberapa mie direbus.


@@@
Lalu apa hubungannya dengan partai politik.... ?
saya tak tau persis apa hubungan antara air minum, mie instant dan partai politik. Saya hanya tak ingin partai politik tidak bisa memenuhi janji politiknya seperti PDAM, apalagi hanya tampil manis di iklan tivi seperti mie instant.

itu saja kok.....


Rockin'>>>!
rio_nisafa

Thursday, February 26, 2009

Sumpah, saya sudah ratusan nonton Titanic


Valentine, beberapa hari lalu, sebuah stasiun televisi menayangkan (kembali dan berulang-ulang) film Titanic. Sebuah film yang sempat menjadi heboh pada masanya dan menjadi salah satu film terbesar dalam sejarah perfilman dunia. Lagian dengan genre drama romantis, film ini sah-sah saja ditayangkan pada tanggal 14 Februari.

Lagian siapa sich yang gak kenal Titanic? Ada tiga hal yang menarik tentang Titanic ini. Pertama, Titanic merupakan tragedi terbesar dalam sejarah transportasi manusia. Kapal titanic yang super mewah itu tenggelam dini hari di lautan lepas dan menewaskan kurang lebih 1200 orang. Kedua, Titanic merupakan judul film atas musibah tersebut yang mencatat sebagai film terbesar dalam sejarah box office amerika dan memborong piala oscar. Ketiga, Titanic merupakan judul skripsi saya .... heheheheh

Lebih dari ketiga hal di atas, Titanic itu menginggatkan saya betapa malesnya saya ngerjain skripsi... Males? yap, Skripsi itu ternyata makan waktu yang sangat panjang, sekitar 3 tahunan. Padahal judulnya tergolong agak singkat " Titanic dan Amerika, Studi Semiotik tentang Konstruksi Impian Amerika dalam Film Titanic". Keren kan ?

Waktu 3 tahun lebih untuk skripsi itu. terhitung dari tugas mata kuliah filmologi, pada tahun 1999, hingga saya lulus tahun 2002. Klo dihitung sejak film itu diputar dibioskop awal 1998, maka rentang waktunya jauh lama... walah!!.. Oya, skripsi itu sendiri merupakan pengembangan dari sebuah makalah yang hanya belasan halaman.

Masalahnya adalah saya terlalu malas untuk mengarap skripsi. keping VCD sudah di tangan, bahan refensi memenuhi harddisk, tumpukan buku bantuan dari kedubes Amerika juga lama nongkrong di lemari buku. Dosen juga asyik-asyik ajah, gak susah dicari di kampus. Bahkan ada juga "KM Erotik" alias Keluarga Mahasiswa skrepsi Semiotik; yang kerap sharing tentang skripsi. Saya juga hanya cukup menonton Titanic di komputer tanpa harus wawancara, melakukan koding-koding statistik apalagi observasi lapangan.

Lalu kenapa skripsi gak selesai-selesai juga. Ya karena males itu tadi. Bukan hanya males, Mengutip mantan bos saya dulu, pak ernas, saya dikategorikan sebagai anak bandel! bener-bener bandel! heheheh.....

Bukan saja males-malesan ngerjain skripsi. Saya malah asyik main-main selama akhir kuliah. Salah satunya, saya bersama 2 sahabat melakukan backpacker ke lombok dan bali selama dua minggu. Saya juga ikut kursus PR selama 3 bulan. Belajar otodidak komputer grafis. Bekerja di salah satu kafe selama 3-4 bulan hingga yang paling konyol adalah ketika saya memutuskan untuk mengambil cuti kuliah selama 1 semester untuk bekerja lagi di sebuah biro iklan.

Segala kemalasan ini ternyata harus dibayar mahal... Saya lulus kuliah 6 tahun. Ya, enam tahun. Tak ada predikat cumlaude yang memang diberi pada mahasiswa yang lulus maksimal 5 tahun dan IPK minimal 3,5. Padahal, menurut teman-teman, saya bisa saja mengejar predikat tersebut jika mau berusaha dan tidak males itu....

Namun, ada sedikit hal yang cukup menggembirakan saya beberapa waktu belakangan. Kabar terbaru dari skripsi saya itu adalah masuknya skripsi titanic ke dalam perpustakaan fakultas. Ini merupakan kabar yang sedikit membanggakan, karena hanya skripsi bernilai A atau B+ saja yang berhak menempati rak di perpustakaan. Meskipun nilai skripsi saya hanya B+ saja. Saya mendapat info tersebut dari Cak Nur, seorang rekan yang tengah mencari referensi tentang penelitian komunikasi yang ia geluti. Jelas saya kaget, jika skripsi tebal dinilai layak oleh dosen. Soalnya saya saja males-malesan tatkala menyusun skripsi itu. hehehehe ......


Rockin’>>>!
rio_nisafa





Sunday, February 15, 2009

Ketika Malaikat Bersujud



ketika malaikat bersujud,
aku mengukur waktu, mengulur-ulur detik yang memburu

ketika malaikat bersujud,
aku lelah mengejar mimpi, sebuah bayang bernama fantasi

ketika malaikat bersujud
aku mencari jati diri, perjalanan panjang seperti sinetron televisi

ketika malaikat bersujud
aku tersesat dalam labirin dunia, menjebakkan diri dalam hampa

usai malaikat bersujud
aku mengucap lirih, nama-MU.

ps. foto ini diambil sekitar jam setengah delapan, beberapa bulan lalu, dalam perjalanan berangkat ke kantor. masjid terletak di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.

Rockin'>>>!

Tuesday, January 06, 2009

pemimpin negeri ini ???

Katanya sich, dalam ideologi Pancasila, ada ajaran yang menyatakan bahwa pemimpin itu harus mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan individu, keluarga maupun golongan. Tapi sekali lagi itu sich hanya pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang saya pelajari jaman SD hingga kuliah dulu. Soal diamalkan dalam kehidupan sich, entar dulu..... moral kan hanya teks dalam buku pelajaran saja, yang kemudian hanya di-soal-kan dalam ebtanas (sekarang uan).

Lalu kenyataannya gimana ?

Daripada pusing-pusing melihat tataran ideal dan tataran kenyataan, saya punya sederet pengalaman yang saya dan istri saya alami.

Penutupan Bus Trans Jogja.
Suatu sore, istri saya mengeluh karena tertahan beberapa waktu di halte bus trans jogja. Bus yang seharusnya sudah lewat dari beberapa waktu , ternyata tidak kunjung datang. Bahkan beberapa bus dengan jalur lain telah datang berulang kali lewat halte tersebut. Oya, bus trans jogja itu mirip dengan bus trans jakarta (atau terkenal dgn busway). Dengan terpaksa, saya pun harus menjemput di halte tersebut.

>>> Ternyata bus yang ditunggu istri saya, jalurnya di pindah ke rute lain, melewati halte yang seharusnya disinggahi itu. Akibatnya penumpang bus tersebut menumpuk di halte atau diturunkan di halte lain yang tidak diharapkan. Usut punya usut, ternyata SBY sedang meresmikan taman pintar, sebuah wahana belajar bagi anak-anak yang disediakan pemkot jogja. Taman pintar itu sendiri terletak di jalur yang dilewati oleh bus yang hendak dinaiki istri. Jika pemimpin itu mementingkan rakyatnya, kenapa harus mengorbankan rute bus, yang melayani ratusan rakyatnya?

Penutupan Jalan Jogja - Wates
Kali ini saya yang dongkol, perjalanan ke kantor di wates, kulon progo (30 km barat kota jogja) ternyata dihambat oleh petugas dari kepolisian maupun dinas perhubungan. Laju motor saya diberhentikan dan diarahkan masuk ke sebuah jalan desa. Tepatnya di daerah sedayu (km 15). Begitu juga dengan penguna jalan raya lainnya, entah bus, mobil pribadi, sepeda motor dan sebagainya. Semuanya di selilipin di jalan-jalan desa yang sempit. Alat transportasi yang tengah menuju jalan raya itupun tertahan. Sialnya, saya tertahan hingga waktu 30 menitan. Kemudian, jalan wates benar-benar kosong dari semua mode transportasi. Sesaat kemudian lewat iringan mobil dinas kepresidenan yang dikawal belasan mobil dinas lainnya.

>>> ternyata jalan raya jogja-wates diperintahkan untut dikosongkan hanya dengan alasan ada SBY yang lewat. SBY rupanya berencana akan meresmikan desa kerajinan di daerah Sentolo Kulon Progo dan acara lainnya di kabupaten Purworejo (barat kab Kulon Progo). Jalan raya Jogja Wates itu seakan-akan hanya milik presiden dan rombongannya, rakyat dibiarkan terpanggang panas matahari, dipenuhi asap knalpot dan emosi yang "nggggrrr" hanya karena menunggu rombongan sby lewat. Jika pemimpin itu mementingkan rakyatnya, kenapa harus mengorbankan jalan raya, yang dilewati ribuan rakyatnya?

Pengeledahan di dalam masjid Agung Jogja
Jumat itu, saya sengaja menyempatkan diri sholat jumat di Masjid Gede Kauman Yogyakarta, sebuah masjid peninggalan kesultanan Yogyakarta. Niat itu saya jalankan dengan harapan dapat mendengarkan khutbah jumat dari Gus Dur, yang saat menjabat presiden. Tetapi ternyata bukan khutbah Jumat, Gus Dur justru berbicara setelah sholat jumat. Saat itu ribuan umat islam memadati masjid raya, jauh sebelum adzan dikumandangkan. Namun yang membuat saya kesal, ternyata saya harus diperiksa oleh paspampres, lengkap dengan alat detektor logam. Seluruh badan saya dipindai dengan alat tersebut. Begitu juga ribuan umat islam yang berniat sholat di masjid tersebut.
>>> Jika pemimpin itu melayani rakyatnya, kenapa harus takut dengan rakyat yang dilayaninya ?

Hamzah Way
Rupanya Wapres Hamzah Haz, termasuk orang yang tidak sabaran ketika berlalu lintas di jakarta. Ia pun dikabarkan pernah mengunakan jalur bus way, ketika melintasi jalan raya di ibukota. Bahkan ada sebuah karikatur, setelah ada bus way ada pula hamzah way. hehehe. Para penguna jalan raya lainya hanya bisa dongkol dengan ulah sang wapres ini, mengunakan jalan yang bukan haknya.
>>> Jika pemimpin itu melayani rakyatnya, kenapa ia duluan yang minta dilayani dan mengabaikan ribuan rakyatnya ?

foto : http://i195.photobucket.com/albums/z171/rilham2new/Kunjungan%20SBY%20ke%20RIAU/cet2.jpg

Rockin'>>>!
rio_nisafa