Monday, June 28, 2010

Pornografi & Media : Sebuah Pengalaman...

0. Kartu remi, hingga video gaban
artis : -
Sepanjang pengetahuan saya kaset Video Betamax (atau VHS ??) adalah media pornografi yang pertama saya tahu. Video player masih tergolong barang mewah, kasetnya juga dijual atau disewakan secara terbatas. Kenapa saya sebut video gaban, karena memang saya mengenal format kaset video itu saat menonton serial Gaban, Sarivan, Lionman, Megaloman. Ukuran videonya pun segede gaban. hehehe... media ini tentunya juga hanya bisa diakses orang-orang kaya saja, serta akses mendapatkan video porno yang tentunya sangat terbatas juga.

Saya juga pernah denger cerita, ada kartu remi yang menampilkan gambar porno. Bayangan saya di kartu itu ada foto model porno dengan angka remi di sudutnya. Dengan demikian setidaknya ada 52 pose yang terpampang dalam 1 set kartu remi. Wah, banyak juga.. Namun media ini masih konon ceritanya. Saya juga pernah melihat temen SMP menyimpan foto porno dalam dompetnya. Ukurannya pas dengan frame yg ada didompet. Modelnya mengambarkan pasangan yang melakukan hubungan secara sangat vulgar.

1. Novel stensilan
artis : Enny Arrows
Bagi anda yang seumur saya atau lebih tua sedikit, pasti kenal nama di atas. Enny Arrows adalah nama yang terpampang dalam novel-novel tipis yang dicetak ala kadarnya dengan mesin stensil. Novel ini gampang dikenali dengan ukuran tanggung, tipis dan kertas buram. covernya dihiasi dengan foto model porno yang tercetak seadanya. klo gak black white atau cuman dua tone.  Media ini sering didapat di antara pedagang koran, kios buku hingga lapak buku bekas. Ceritanya secara vulgar mendeskripsikan  alat v*t*l dan menarasikan hubungan seks.

2. VCD unyil
artis : Asia Carera
Maraknya VCD pada pertengahan dekade 1990-an membawa media baru dalam media  porno. Dan yang paling booming adalah video yang diproduksi oleh Vivid Production dengan bintangnya "Asia Carera". format VCD yang bisa diputer di komputer menjadikan media ini semakin mudah diakses dan dilakukan sembunyi-sembunyi (misalnya di kamar kost teman hehehe). Kata unyil dijadikan bahasa kode yang biasa dipake oleh penyewa dengan rental atau pedagang dengan pembelinya. 

3. Internet generasi pertama
artis : - 17tahun.com
Perkembangan internet yang tidak terbendung menjadikan media ini juga diburu untuk mendapatkan content pornografi. Ada banyak situs yang bisa diklik untuk mendapatkan gambar-gambar mesum. Ada juga cerita stensilan berbahasa indonesia yang menjadi rujukan para pengemarnya. Situsnya beralamat di "17tahun.com" begitu boomingnya situs ini, hingga seorang teman kuliah saya mengambil situs ini sebagai penelitian di skrispinya... hehehe. Meneliti atau menikmati ya??

4. VCD Itenas
artis : Nanda, Adi
Bandung Lautan Asmara tentunya beda jauh dengan Bandung lautan api... persamaaannya adalah keduanya memang "panas". hehehe... Video yang mengambarkan dua mahasiswa berhubungan ini memang booming berat. parahnya sang co mengunakan kaos basket yang menampilkan itenas, perguruan tinggi dimana ia kuliah. karena menampilkan  orang lokal dan kualitas gambar yang bagus, video ini menjadi tontonan wajib hehehe..

Sebenarnya VCD porno lokal yang pertama muncul bukanlah video itenas, namun video Anak Ingusan /pantai kanjeran yang menampilkan logat jawa timur. Namun karena kualitas gambar yg terbatas dan artisnya yang "gak bermutu", video ini kalah pamor dengan VCD Bandung Lautan Asmara yang beredar tahun 2001-2002. begitu juga dengan casting iklan sabun mandi.

5. Selular Generasi 1
artis : B'jah & Sukma Ayu; Maria Eva & Yahya Zaini
Sejak hadirnya hape berkamera,  medium komunikasi ini sUdah menjadi alat produksi dan distribusi adegan mesum. Korban pertamanya (yang seleb tentunya) adalah adegan p***ing antara B'jah (vokalis the fly) dengan sukma ayu (pemain sinetron kecil-kecil jadi penganten). Medianyapun berupa foto dengan resolusi yang masih rendah. 

korban berikutnya adalah video mesum yang justru mengundang tawa. Sebuah hp berkamera merekam "adegan awal" dari adegan mesum. Tak tanggung-tanggung pelakunya adalah kader partai beringin yang konon dicalonkan sebagai menteri. Sedang cewek adalah penyanyi yang tak terkenal. video ini juga beredar saat fitur perekam video di hape mulai diperkenalkan. Baik pasangan pertama dan kedua, pengambilan gambar dilakukan oleh mereka sendiri.

6. Playboy edisi Indonesia
artis : Andhara Early
Awalnya saya tidak akan memasukkan babak ini dalam tulisan. Namun siapa tak kenal Playboy, majalah semi porno yang diterbitkan Hugh Hefner. Fenomenalnya majalah ini hanyalah puncak gunung es dari media kuning yang memang mengumbar syahwat sejak reformasi dan kebebasan pers. Terbit perdana pada april 2006 Playboy langsung disambut dengan demo dan sweeping hingga penuntutan hukum terhadap redaksi dan modelnya. Padahal media edisi indonesia ini tidak sevulgar dibandingkan dengan edisi negara lain. 

7. Video mesum via internet
artis : Miyabi a.k.a Maria Ozawa
Internet yang semakin mudah dijangkau dengan perkembangan didalamnya menjadikan video porno menjadi lebih mudah di-share dalam berbagai situs. Format video yang semakin ringkas, bandwithd yang semakin besar menjadikan video mesum dapat diakses sembunyi-sembunyi di dalam bilik warnet. Parahnya saya pernah menjumpai sebuah warnet yang sengaja menyimpan video porno dalam servernya. Ini berarti ada pengunjung yang datang untuk menyaksikan video tersebut secara offline, bukan untuk surfing di dunia maya. Damn!! Persaingan ketat usaha warnet (??). Nama miyabi mencuat pada masa-masa ini yang mungkin diawali pada tahun 2006-an hingga sekarang hingga makin terkenal dengan film "Menculik Miyabi".


8. Sinergi Media (selular + internet + TV)
artis : Ariel, Luna Maya, Cut Tari
sudahlah saya capek nulisnya... anda juga sudah nonton kan ... hehehehe

Tentang Ariel, Luna Maya & Cut Tari


tulisan ini tidak akan mengadili mereka.

Siapapun tahu akan adanya video mesum yang dimainkan (mirip???) Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Bahkan mungkin Anda juga udah menontonnya ?. Atau bahkan Anda juga penasaran dengan (rumor) akan ada video serupa sejumlah 32 (atau 23).

Berbagai komentarpun sontak muncul. Baik para pejabat publik di media massa, tulisan opini para akademisi  hingga obrolan dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya komentar ini seakan menyiratkan bahwa ada yang "salah" dengan video itu. Apapun yang terkait dengan videonya, baik orang, perilaku, pembuatannnya hingga distribusinya. 

Dalam segi norma manapun, apa yang dilakukan dalam video tersebut memang salah. Norma agama manapun melarang perbuatan zina. Norma susila tidak akan menerima perbuatan hubungan seksual selain suami istri. Dan menurut norma sosial, orang yang hidup tanpa nikah disamakan dengan kerbau!!

Hanya norma hukum yang sepertinya tidak menyalahkan mereka. Hukum menyatakan bahwa mereka bisa bersalah jika ada pihak yang melaporkan, itupun suami atau istri dari pemeran video itu. Namun kita tahu, bahwa Ariel sudah duda, Luna Maya belum bersuami dan suami Cut Tari terlihat mendampingi istrinya saat pemanggilan polisi. Jadi tak ada yang salah secara hukum terhadap pemeran video itu. Alih-alih hukum justru bicara pada siapa yang mendistribusikannya. Dan teknologi semakin memudahkan distribusi file tersebut layaknya virus.

Kembali pada tataran norma, bahwa perbuatan salah mereka kemudian mendapat konsekuensinya. Luna Maya dan Ariel didepak dari kontraknya dengan produsen sabun. Baliho merekapun sudah dicopot. Jadwal rilis album dan band baru (ex peterpan) menjadi tertunda. Cut Tari pun  tak muncul dalam acara gosip yang kerap ia bawakan. "Apakah pencabutan kontrak mereka adalah bagian dari sanksi atas salah mereka? "

Pertanyaan berikut yang muncul "Apakah masyarakat juga akan menghukum mereka ?" Pertanyaan ini akah terjawab jika album ex peterpan keluar... apakah masyarakat akan menghukum ariel dengan tidak membeli album atau mengunakan ring back tone. Ataukah retail fashion milik Luna maya akan bankrut ?? Apakah  produk AC Sayonara yang Cut Tari tawarkan (sebgaia bintang iklan/brand ambassador) menjadi drop penjualannya, ataukah bagaimana image produk dimata masyarakat?

Norma, sebagai sebuah tata nilai dalam masyarakat memang berperan sebagai paduan perilaku masyarakat. Mana yang berpahala mana yang berdosa; mana yang benar dan mana yang salah; mana yang etis mana yang tidak etis; apa yang bisa diterima masyarakat apa yang tidak; dan sebagaimana. Begitu juga saat video itu dihadapkan dengan norma.

Saya melihat bahwa masyarakat kita masih menyalahkan mereka. Itulah bentuk pengadilan atau penghakiman masyarakat. Acuannya adalah norma, sebagaimana hakim mengunakan KUHP sebagai rujukan menjatuhkan vonis. Sederhana saja, mereka bertiga bukan pasangan suami istri. Itu saja titik. Jadi seandainya mereka suami istri, maka tak ada yang salah dengan mereka. 

Penilaian ini pun menyiratkan bahwa masyakat kita masih menggangap sebuah hubungan seksual adalah hubungan suci yang harus diikat melalui pernikahan. Norma menempatkan bahwa freesex adalah perbuatan tercela. 

Namun kenyataan berkata lain. Ada banyak realita yang menbeberkan berapa banyak pernikahan diawali dengan kecelakaan (sebenarnya mereka yang mencelakakan diri sendiri; dan saya tidak sepakat dengan istilah'kecelakaan'). Ada sekian persen pelajar yang telah melakukan hubungan seksual serta sejumlah mahasiswa melakukan hubungan seksual di kost-kostan. Dunia prostitusi juga terlihat begitu vulgarnya hingga banyaknya foto dan video mesum wajah-wajah lokal yang tersebar di dunia internet.

Antara norma dengan dunia realita memang tak selamanya pararel. Begitu juga video Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Meskipun dinyatakan salah oleh masyarakat, kenyataan yang mereka lakukan bisa jadi merupakan refleksi dari kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Contoh lain, korupsi, semua orang membenci korupsi, namun korupsi terus terjadi dan ada usaha pelemahan KPK oleh banyak pihak.

Ini menyiratkan bahwa sebenarnya bahwa masyarakat kita bukanlah masyarakat munafik. Menyalahkan mereka bertiga adalah sebuah pembelajaran agar para individu menjaga perilaku, anak-anak di generasi mendatang tidak melakukan hal serupa, agar para remaja fans ketiganya tidak menirukan tinglah laku idolanya dan secara luas menjaga anggota masyarakat lainnya dari kehidupan seks bebas. Adanya norma (yang menyatakan bahwa perbuatan ketiganya salah, tercela dan berdosa) membuktikan bahwa dalam masyarakat masih terdapat keinginan untuk menjadi lebih baik dan benar. 

Menyalahkan mereka bukan berarti pula bahwa seseorang (yang menyatakan mereka bertiga salah) adalah sosok suci yang tak mempunyai salah. Semua orang pasti mempunyai salah, tetapi bukan berarti semua orang bisa memaklumi dan membiarkan perilaku ariel dkk ditiru siapapun. Menyalahkan Ariel dkk adalah upaya preventif, setidaknya bagi diri mereka sendiri.

Di negara se-liberal Amerika Serikat pun, norma-norma masih dipegang erat. Lihat saja skandal Bill Clinton dengan Monica Lewinsky dan kasus selingkuh pegolf profesional Tiger Woods. Masyakata masih memandang bahwa normapun menjadi hal penting untuk menilai pribadi mereka sebagai presiden dan atlet pro, bukan sekadar kebijakan yang dilakukan atau skor di padang golf (eh, penilaian golf gimana sechh??). Sejumlah pemain bola di Liga Eropa pun harus tercoreng mukanya karena skandal seksual yang menimpanya.

Sudahlah saya akhiri notes ini. Karena baik Ariel, Luna Maya, cut Tari juga belum menyatakan bahwa mereka adalah pribadi yang ada dalam video mereka.... Jika mereka tidak (atau belum) mengakui, mengapa pula mereka merasa sebagai korban... aneh kan ?... Anehnya lagi jika mereka menjadi korban, mereka sendiri lah yang menyodorkan diri dengan perilaku tak bernorma itu...