(15) :::PAS:::
Begitu Pas akan konser di jogja, saya langsung memutuskan untuk mengagendakan waktu. Dua kali, saya melewatkan aksi live mereka. Pertama saat malam tahun baru, dimana saya justru milih kongkow di rumah teman, dan yang kedua, saat Pas band tampil di PRJ dan saya merasa tidak nyaman dengan massa slank, yang saat itu juga tampil sepanggung. KOnser Pas kali ini digelar di Stadion Kridosono, Jogja, sekitar 3 bulan setelah gempa Jogja. Klaim panitia, konser ini diadakan dalam rangkaian program Jogja Bangkit. Dari tiket seharga Rp. 7000, penonton telah berpartisipasi sebesar Rp. 5000 yang akan diserahkan kepada korban bencana alam.
Konser dibuka dengan pemutaran klip terbaru Pas yang berjudul Gladiator (?). Saya sendiri belum melihat klip ini, entah karena memang fresh from oven atau karena saya jarang nonton MTV. Belasan hits milik PAS pun digeber. Dalam konser ini, saya baru tau klo Trisno, pebass Pas ternyata juga mampu melantunkan suara di lagu "Bayangan" (lagu lama dari Band U-Camp) dan Yesterday" (lagu oldist milik Beatles yang dirombak dalam warna musik ala punk). Suaranya yang berat dan gelap memberi warna lain bagi vokal Yuki yang lantang. Pas juga membawakan lagu Bimbo "Ada Anak bertanya pada Bapaknya" dengan menampilkan Iday, seorang vokalis tamu yang juga diajak di lagu terbaru mereka. Saya kok merasa pembawaan lagu ini mirip lagu "perdamaian" yang kembali dipopulerkan oleh Gigi. Dalam konser ini, saya baru sadar bahwa semua personel Pas mampu tampil sebagai frontman. Yuki sang vokalis mampu membawa konser ini secara mengalir, Trisno membawakan dua buah lagu, Sandi terkadang maju ke bibir pangung untuk berinteraksi dengan audience, juga Benk-benk yang atraktif selama di panggung. Oya, gaya Yuki ber-head bang juga terlihat asyik.
(16) :::BOOMERANG:::
Sebelum keluar dari Logiss Record, Boomerang sempat menikmati betapa megahnya konser yang digelar oleh Log, sang promotor musik rock ternama. Salah satunya di JOgja, dimana saya turut menikmatinya. Boomerang menggelar konser tersebut dalam rangka promosi album mereka yang tertajuk "X-travaganza". Sebuah album yang cukup sukses secara komersial. Besar di panggung-panggung festival menjadikan Boomerang tampil begitu hebat di konser tersebut. Apalagi mereka adalah finalis dari Festival Rock Indonesia yang rutin diselenggakan oleh Log.
Lagu paling keren selama konser menurut saya adalah "Gadis X-travganza". Ketika Boomerang melakukan akis panggung, tiba-tiba saja dari belakang panggung keluar 3 sexy dancer. Ketika cewek tersebut langsung meliukkan badannya selama lagu tersebut, terdengar seruan penonton. Apalagi mereka hanya mengenakan pakaian ketat berwarna hitam. Roy, sang vokalis juga turut mengomentari penampilan sexy dancer tersebut. Atraksi ini tentunya mengejutkan penonton yang sebagian besar adalah kaum adam. Setelah lagu tersebut, Boomerang menutup konser dengan lagu "Bawalah Aku" dan "Pelangi"
(17) :::COKELAT:::
COkelat dengan Kikan sebagai 'frontman' telah menjadi buktinya betapa dashyatnya wacana girl power yang ramai dibicarakan saat ini. Kikan kerap melantungkan lagu -lagu yang menampilkan sisi kejantannya seorang cewek, apalagi ketika berhadapan dengan urusan cinta. Simak aja lagu-lagu seperti "Karma" atau "Pergi" yang sempat saya nikmati saat mereka menggelar konser dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.
Dan entah kenapa, sebuah kebetulan, hanya perasaan saja atau memang terjadi.... saya merasa lebih banyak cewek yang berdiri disekiling saya saat konser tersebut... mereka juga nampak menikmati konser Cokelat saat itu. Sesuatu yang jarang saya temui di konser-konser lain... Dan mereka, para cewek tersebut ternyata juga berani bernyanyi lantang sepanjang konser ini.
(18) :::UTOPIA:::
Di antara belasan pagelaran musik, konser utopia di kemayoran Jakarta, adalah konser paling sexy. Bagaimana tidak, Pia, sang vokalis tampil dalam busana yang seksi. Boleh jadi ini penilaian yang terlalu naif... tetapi saya jarang melihat aksi band dengan vokalis perempuan. Dan penilaian ini ditunjang dengan Pia yang tampil dengan sepatu boot, celana (atau rok) di atas lutut, kaos ketat dan make up yang glitter. Apalagi saat disorot spot lamp. "... wowww "
Tapi tunggu dulu... aksi panggung Pia tak hanya sekadar tampilan fisik. Pia juga mampu menghiptonis penontonnya untuk nyanyi dan goyang bersama. Terutama di laku-lagu mereka yang meledak seperti "Antara Ada dan Tiada", "Seperi Bintang", "Kesepian Abadi". Sekilas lagu tersebut menggingatkan saya pada sinetron ... dan sudah Seharusnya Utopia bersyukur karena lagu-lagu tersebut telah dipopulerkan sebagai theme song sinetron di televisi.
(19) :::KLA PROJECT:::
Sebagai sebuah band besar, KLa Project juga mampu menampilkan aksi terbaiknya di atas stage, selain album yang laris manis. Komunikasi dan interaksi Katon Bagaskara ke Klanis harus dinilai dua jempol. Saat live di Graha Saba Pramana UGM, Kla project yang saat itu masih diperkuat Lilo di posisi gitar. KOnser KLa ini merupakan rangkaian promo album "Klakuistik", Sebuah album yang direkam secara langsung saat KLa menggelar konser akuistik di GKJ, Jakarta. Dengan mengusung musik akuistik, KLa mampu memainkan musik secara optimal. Lirik-lirik romantik menjadi nilai lebih tersendiri. Sebuah konser yang nyaris sempurna, seandainya Katon tidak (sedikit) terpeleset di reffrain terahkir lagu "Gerimis". Tapi tak apalah, toh penonton juga tak terlalu detail memperhatikan.
KOnser kedua KLa project, saya saksikan di Plenary Hall, JHCC, beberapa bulan silam. KOnser bertajuk "5ense" ini, menurut saya merupakan konser 'nostalgia'. Maklum Kla Project lebih banyak menampilkan lagu-lagu lama mereka. Album terakhir mereka "New Chapter" tak laris di pasaran. Itupun lebih dari dua tahun silam. Album sebelumnya, lebih jauh lama lagi, dirilis 1998. Formasi pun berubah, Lilo tak memperkuat Kla dan tampil sebagai bintang tamu di dua (atau tiga) lagu. Lagu terahkir dalam konser ini adalah "Yogyakarta". Lagu ini semakin mempunyai makna mendalam bagi saya. Bukan saja saya lahir dan besar di jogja, tetapi pada esok paginya, saya memutuskan untuk mudik dan bekerja ke Jogja, setelah hampir dua tahun kerja di kota metropolitan.
(20) :::SUPERGLAD:::
Awalnya saya tak tau, band apa yang tengah performance di panggung setibanya saya di Stadiun Sumantri Bojonegoro, Jakarta. Sekilas lagunya memang asyik. Lagu "Darah Muda" yang dipopulerkan oleh Raja Dangdut, wak haji Rhoma Irama diplesetan menjadi sebuah lagu bercorak alternatif. Di tangan band ini, lagu tersebut semakin mamapu menuturkan "kekerasan" hati para remaja dalam kehidupan sehari-hari.
Di lagu berikutnya, yang berjudul "Pecundang" saya baru tau, klo band yang tengah saya nikmati adalah Superglad. Kalo sekadar refferainnya sich, saya tau, meski tak hapal seluruh lagu ini. Penampilan Superglad ditutup dengan lagu yang baru saya ketahui belakangan. judulnya Peri Kecil. Saya mengetahui judul ini dari video klip mereka yang tayang di MTV. Secara keseluruhan, saya tidak bisa menilai penampilan Superglad, karena saya baru tiba di tempat dan berada jauh dari bibir panggung.
(21) :::TIC:::
Nasib apes mungkin dialami oleh TIC. Band ini tampil di Soundrenalin sebagai band pembuka. Padahal acara tersebut digelar mulai jam 12.00 siang. Walhasil belum banyak pengemar musik yang datang event tersebut. Sekalipun ada mereka lebih memilih berdiri di sekitar booth sponsor untuk sekadar berteduh di terik mentari. Begitu juga dengan saya yang memang datang awal untuk nonton konser sebesar Soundrenalin. Satu band pun tak boleh lewat.
Tiga album yang mereka miliki seharusnya cukup menjadi modal bagi TIC untuk tampil lebih sebagai 'anak bawang'. Namun dari album tersebut tak banyak lagu yang menjadi hits. Di antaranya "Terbaik Untuk Mu" dan "Perbedaan" Diperlukan usaha keras dan kreatif dari personel Tic untuk melahirkan hit yang lebih banyak dan bukan sekadar band pembuka saja.
(22) :::SLANK:::
Saya tidak begitu ingat benar dengan konser Slank yang pernah saya nikmati. Mungkin karena sudah terlalu lama juga. atau karena saya ogah-ogahan juga nonton konser ini.... massa Slank dengan beragam citranya telat membuat saya enggan terlebih dahulu. Ketika telah sampai stadion Kridosono, JOgja, saya malah memutar dulu stadion tersebut, sekadar memastikan tidak ada insiden yang menganggu. Setelah aman, baru saya parkirkan kendaraan. Ketika berjalan kearah stadion, beberapa calo tiket mendatangi saya, dan saya bergeming karena saya telah memegang tiket. ternyata.... pintu masuk telah dibiarkan terbuka, tak ada petugas yang memeriksa tiket.
Dalam stadion, saya pun milih berdiri jauh dari panggung. Hanya melihat massa Slanker telah menyemut dan belasan bendera slank dikibarkan penuh semanggat. Slanker tampak antusias mengikuti setiap lagu melalui Suara Koor dan gerak tubuh. Sejujurnya saya juga tidak begitu ingat lagu apa saja yang dibawakan oleh Kaka. Pertama karena band asal gang Potlot ini sangat produktif melahirkan album dan kedua saya bukanlah Slanker sejati hehhehe... Setidaknya saya ingat lagu terahkir mereka adalah "Kamu Harus Pulang"... sebuah lagu yang sesuai untuk mengakiri kefanatikan para Slanker.
(23) :::ELEMENT:::
Band ini "terpaksa" saya tonton karena element termasuk dalam deretan band yang tampil dalam soundrenaline di Jogja. Jika band yang diawaki oleh Didi cs ini tampil dalam konser tersendiri, saya pasti berpikir belasan kali untuk menontonnya. Bukan karena saya antipati dengan band ini... tapi selera musik saya berbeda. Itu saja.
Mungkin ini karena image element -pada awalnya- terbentuk dari sejumlah model dan pemain sineton yang mencoba bermain musik. Kesannya sich jadi seperti boyband. Padahal dilihat dari sisi musikalitas, element telah beberapa mengeluarkan album dan tak sedikit mencetak hits. Dan penampilan mereka di konser tersebut juga tak buruk-buruk amat. Selama konser ini saya hanya teringat oleh seorang kawan yang sangat tergila-gila dengan "Kupersembahkan Nirwana" sebuah lagu juga turut dibawakan Element dalam konser.
(24) :::BASE JAM:::
Dalam awal karir musiknya, Base Jam termasuk dalam kategori band pendatang yang cukup sukses. Tiga Album pertamanya, dengan masing-masing hit "Bermimpi", "Aku Jatuh Cinta", dan "Bukan Pujangga" terbilang laris manis di pasar musik. Namun sayang pada album berikutnya, lagu-lagu mereka kurang berbunyi. Dan beberapa personelnya cabut meninggalkan band ini.
Dan tatkala saya menikmati Base Jam konser di alun-alun Jogja, pamor mereka sebagai sebuah band besar telah meredup. Lebih banyak lagu lama yang mereka bawakan. Mungkin lagu mereka terbaru tak begitu sering saya dengar di radio atau klipnya di TV. Saya lebih sering melihat salah satu vokalisnya bermain sinetron atau bintang tamu acara lawak TV.
(25) :::TIKET:::
Sejujurnya saya tak begitu mengenal Band ini. Mungkin ketika saya menonton tiket, lagu mereka tengah menjadi radio hits. Setahu saya pemain bass nya adalah Opet, mantan personel Gigi sebelum Thomas kembali ke band tersebut. Selain itu saya tidak tahu banyak, termasuk lagu-lagu yang mereka bawakan di gelaran Soundrenalin 2003.
Namun ada Yang menarik dalam konser mereka. Setidaknya menurut saya. Yakni ketika sang vokalis - yang berkepala gundul - menendang bola kaki ke kerumunan penonton. Oya, sebelumnya bola ini telah ditandatangi oleh masing-masing personel Tiket. Walhasil bola tersebut seakan menjadi souvenir untuk para penonton. Dengan cara ini, bukan hanya penonton yang ada di bibir panggung yang akan mendapat bola tersebut, tetapi juga penonton yang berada di tengah. Apalagi ada sekitar 5 bola yang ditendang.
(26) :::JIKUSTIK:::
Sebagai band asal Jogja, saya telah beberapa kali menikmati penampilan Jikustik. Pertama saat mereka beraksi di Alun-alun Kidul, dan yang kedua saat mereka tampil akustik di halaman Graha Saba, kampus saya. Sebenarnya saya agak lupa, konser mana yang duluan digelar. karena kedua konser tersebut digelar beberapa saat setelah album mayor label pertama mereka beredar. Namun konser Jikustik yang paling berkesan adalah ketika mereka menunjukkan performance-nya di Soundrenalin Jogja.
Sebagai band tuan rumah, Pongki cs tentu berupaya tampil maksimal. bukan hanya musik yang manis didengar, tetapi juga interaksi dengan penonton perlu mendapat nilai bagus. Apalagi dengan selera musik yang mereka bawakan yang tak jauh dari urusan orang kasmaran. Mungkin benar adanya yang ditulis dalam booklet Soundrenalin. Jika hendak menonton Jikustik, ajaklah pasangan anda untuk menikmatinya. Jikustik, band asal jogja ini, memang piawai membawakan lagu-lagu romantis dalam beat yang mellow. Sangat-sangat sesuai didengar berdua bergandengan tangan atau berpelukkan... Apalagi saat itu, senja tengah manja di perbatasan malam ... wah serasa dunia milik berdua...
(28) :::ARI LARSSO:::
Mantan vokalis dewa 19 ini gak merasa minder ketika ia tampil satu panggung bersama Dewa. (Untungnya ?) Ia tampil duluan saat mereka konser Soundrenalin di jogja pada 2003. Boleh dibilang dengan ditendangnya Ari Lasso dari formasi Dewa justru menambah perbendaraan solois cowok yang terbilang langka di peta musik Indonesia. Apalagi penampilannya saat itu juga patut mendapat acungan jempol.
Ari Lasso memang tak kalah pamor dengan Dewa. Beberapa hits dari album pertama dan keduanya ternyata juga dihafal oleh para audience. Saya sendiri merasa aneh sendiri ketika ada beberapa lagu yang sangat dihafalkan penonton sebelah saya dari awal hingga akhir lagu. Kalo soal selera, saya lebih menikmati tarikan suara ari di dewa dulu daripada ketika solo... vokalnya kini terdengar lebih mellow. Klo soal interaksi dan komunikasi ari dengan audience yang lebih membaik, saya tidak tau persis. Soalnya saya memang belum pernah nonton konser dewa dengan mengusung Ari Lasso.
(29) :::YOVIE N THE NUNO:::
Hampir sama seperti element, saya menikmati Yovie n the nuno, hanya karena ada band lain yang akan tampil setelah mereka. Jadi wajar klo saya merasa perlu untuk menyimpan energi untuk menikmati dua band setelah mereka. Apalagi band tersebut membawa aliran alternatif dan rock. Oya, mereka tampil bareng di konser yang digelar di Senayan oleh salah satu majalah dan MTV.
Ketika Yovie n the nuno tengah menunjukkkan aksi di panggung, saya merasa lebih banyak cewek usia belasaan yang menikmatinya. Tapi tak apalah ini juga persoalan referensi musik dan selera personal. Toh klo band hasil garapan Yovie klaar, massa yang berada di bibir panggung juga akan tergantikan sendiri. Yang menjadi catatan dalam konser ini adalah dibawakannya lagu "neraka jahanam" besutan dou kribo, ahmad albar dan ucok aka. Menurut saya, sekali lagi menurut saya, mereka gak pantes bawain lagu ini. Jauh lebih keren klo lagu ini dinyanyikan oleh Roy bersama Boomerang. Lebih nge-rock. Tentunya sesuai dengan liriknya.
(30) :::GIGI:::
Band yang kini digawangi oleh Armand, Bujana, Thomas dan Hendy ini rupanya hampir terlupakan dalam tulisan saya. Alasannya sich sederhana.... saya melihat aksi panggung GIGI sudah beberapa tahun yang lalu, saat saya masih berada di tahun-tahun awal kuliah. Saya tak tau persis juga formasi Gigi saat itu. Apakah pemain Bassnya Thomas atau Opet. Begitu juga orang di balik Bedug Inggris, Ronald atau Budi. Venuenya sendiri kalo gak di Kridosono ya Mandala Krida, pokoknya di salah satu stadion olah raga di Jogja. Sepanjang ingatan lainnya, acara ini diadakan oleh sebuah akademi swasta dan dalam pelaksanaanya sempat vakum agak lama karena menunggu gigi tiba di panggung.
Meskipun demikian, dalam benak saya konser gigi saat itu boleh dikatakan bagus. Aksi musikalitas mereka patut mendapat acungan jempol. Apalagi Armand yang sangat atraktif. Loncat-loncat di panggung telah menjadi trade marknya tersendiri. Tak ada istilah kehabisan energi bagi vokalis yang pernah mempunyai album solo ini. Ia mampu mengkoordinasi penonton untuk bernyanyi bersama di sejumlah lagu seperti "Janji" atau "ooo...ooo...ooo". Walhasil suara koor penonton seolah menjadi backing suara Armand. Nilai lebih lainnya, Armand pun tak segan-segan menyapa penonton dengan ramah.
(31) :::SHAGGY DOG:::
Band ska asal kota gudeg ini memang telah mempunyai nama besar di panggung-panggung. Merekapun punya massa sendiri yang siap menggoyang panggung. Lagu-lagu mereka sempat wira-wiri di radio setempat. Setelah merilis album, popularitas mereka juga semakin terangkat. Maklum beberapa tahun silam, musik indonesia sempat diwarnai oleh deman ska. Meski, musik ska kini mereda, eksistensi Shaggy dog masih tetap bertahan.
Saya menyaksikan penampilan Shaggy Dog di pentas seni sebuah SMA di Jogja. Shaggy Dog sendiri termasuk band tamu yang ditunggu-tunggu. Walhasil penantian para penonton dibayar dengan aksi musik yang Seru banget. Crowded massa langsung menyemut di bibir panggung dan bergoyang riuh ala gaya ska. Dan sayapun termasuk di dalamnya.
Rock d World!
rio_nisafa