Di perempatan gramedia jogja, terdapat sebuah patung
yang sangat khas. Patung ini bukanlah patung maestro
seorang seniman yang memiliki bentuk abstrak.
Singkatnya patung yang dimaksud adalah sebuah patung
polisi lalu lintas, berseragam lengkap, dan tentunya
berdiri dalam posisi tegap. Sebenarnya letaknya tak
persis di tengah perempatan jalan. tetapi di pojokan
utara-barat.
Saya tak tau persis apakah kegunaan patung Polisi
tersebut. Konon katanya patung polisi tersebut
didirikan agar para penguna jalan raya bisa mematuhi
peraturan lalu lintas. Kepatuhan kita, para penguna
jalan, tidak ditujukan pada kepatuhan rambu-rambu lalu
lintas tetapi karena keberadaan petugas yang tengah
berjaga.
Jadi wajar saja, jika pendapat diatas saya setujui
saya. Patung itu sendiri memeliki skala 1:1, presisi
juga tepat. Jika ada ada seorang polisi beneran
berdiri di samping patung tersebut, orang yang berada
di sebrang jalan tentu agak sedikit susah membedakan.
Selain itu, letaknya yang berada di jalan strategis,
jalan yang memiliki 'traffic' yang cukup padat.
Itulah cerita tentang bagaimana ketidak-disiplinan
kita, masyarakat Indonesia. Seorang polisi (atau juga
bisa digantikan oleh pejabat lainnya) kita takuti
karena adanya sosok yang menjaga peraturan.
Kedisiplinan kita masih terbatas pada sosok Polisi
dengan seragamnya, bukan pada kepatuhan pada peraturan
dan rasa malu jika melanggarnya.
Rock d World!
rio_nisafa
No comments:
Post a Comment