Gak tau siapa yang pertama mempopulerkan istilah ini dalam genk saya selama kuliah dulu. Namun yang pasti istilah ini muncul lagi dalam "reuni" yang berlangsung kemarin, jumat 24 Oktober 2008.
Awalnya kami berlima, sekumpulan mahasiswa jurusan komunikasi 96 di bulaksumur sering runtang-runtung bareng selama masa kuliah. Bukan hanya nongkrong di kost-kostan tetapi juga dolan ke berbagai tempat, dari istana air taman sari, Rumah makan terapung di Rowo Jombor, hingga ke berendam pasir saat sunset di Pantai Senggigi Lombok.
Tampil elek-elekan mungkin antitesis dari pengalaman kami selama kuliah, tepatnya saat berinteraksi dengan orang lain di luar genk. Dulu kami memang sering jaim semasa kuliah. Kadang kami ingin terlihat pinter di depan adik-adik angkatan, tampil sok PD di depan temen organisasi, atau bahkan sok teladan di depan dosen yang beberapa kali memberi proyek ..... dan yang lebih parah kami seolah menjadi lebih baik di bidang apapun di depan temen kuliah berkelamin perempuan.
Bukan persoalan kami menjadi orang lain, tetapi ada upaya kompromis dengan kawan pergaulan saat itu. Atau memang dengan cara itulah, kita bisa menempatkan diri dalam interaksi. Yang kami lakukan adalah menciptakan (atau memanipulasi) kesan yang lebih baik pada diri kami. Bukan untuk menjadi diri orang.
Dan istilah elek-elekan muncul sebagai upaya diri kami menjadi diri kami yang sesungguhnya di depan temen-temen karib, temen satu genk.
Tampil elek-elekan tidak berarti bahwa kami ingin tampil menjadi lebih jelek, tapi merupakan sebuah kejujuran bahwa kami pun bisa tampil jelek tanpa berusaha menutupinya. Tampil elek-elekan menjadikan kita sebagaimana adanya. Bahwa kami berlima (dan kemudian jadi nambah member) bisa melakukan apapun secara bebas dan lepas, tertawa ngakak, gojek-gojek kere, mengutuk diri seakan merasa termarjinalkan, bingung ngadepin kuliah dan dosen, sambat tentang keuangan, sampai gendhu-gendhu roso tentang kehidupan bercinta masing-masing orang.
Ya, ternyata menjadi diri sendiri itu sulit.... dalam berhubungan dan berinteraksi dengan orang, terkadang kita lebih sering memanipulasi citra diri.
No comments:
Post a Comment