" Waduhhhh..." ujar teman mengeluh. Rupanya Listrik di kantor kami tiba-tiba putus. Dan satu-dua detik kemudian listrik kembali hidup. Ia mengeluhkan bahwa dengan kondisi tersebut, akan membuat komputer akan rusak. Menurut seorang teman, listrik yang tidak stabil tersebut akan membuat mainboard akan hangus, begitu juga prosesor. Bahkan hard disk pun rentan akan macet. Memang ada baiknya ada stabillizer di setiap komputer. Tetapi ini hanya sebagai langkah antisipasi, bukan sebuah solusi.
Dalam skala yang lebih besar, kerusakan yang ditimbulkan dari ketidakstabilan listrik ini juga membawa pengaruh yang tidak kecil pula. Sebuah perkampungan di kota Jogja mengadu kepada PLN setempat bahwa beberapa pesawat TV dan beberapa peralatan elektornik rusak. Naik turun daya listrik telah membuat tabung Televisi meledak dan mengeluarkan bau hangus. Tak ayal lagi, pesawat televisi itupun tak bisa diperbaiki kembali. Bahkan YLKI sebagai lembaga advokasi konsumen pun membawa kasus ini pada peradilan.
Hidup di tengah ketergantungan teknologi (bahkan untuk sumber daya listik sekalipun) memang tidak nyaman. Tetapi tidak nyaman lagi adalah adanya ketidakstabilan. Bukan hanya listrik. tetapi di semua bidang. Dalam bahasa politik, orang menyebutnya Inkosistensi. Orang Jawa pun punya parikan (=sejenis pantun, namun lebih singkat) " Esuk Tempe, Sore Dele".
Dalam kondisi tersebut, bekerja dengan komputer saja bisa menimbulkan stress. Apakah file-nya sudah di-save ?, Apakah komputer akan start ke safe mode ? Jangan-jangan ada bau hangus dari belalkang CPU ? "
Itu baru dengan komputer, benda mati. Sulit dibayangkan Bagaimana bekerja dengan adanya keputusan yang sangat cepat berubah ?? Bekerja dengan dengan team, berhubungan dengan pihak lain supplier, agency dan sebagainya), waktu yang semakin mendesak, yang tuntutan yang terus memburu, mood yang turun, emosi juga akan terbawa.
Soal kepercayaan ........ ?? Entahlah, saya sudah capek.
jakarta, 6 April 2005, 23.12
Rock d World
rio_nisafa
No comments:
Post a Comment