Jangan tanya saya udah berapa banyak lagu yang saya dapatkan secara "illegal". Entah udah berapa puluh lagu yang sudah saya download, belasan album yang saya copy dari server warnet atau ribuan lagu yang saya dengar dari dengar dari CD mp3. sekali lagi jangan tanya saya, soalnya seluruh lagu dalam harddsik dan belasan keping CD mp3 sudah pasti tidak syah secara hukum... :P Namun berbeda dengan seorang teman, Eko. Ia menyatakan tidak pernah download lagu mp3 meski di kantornya terdapat akses internet tidak terbatas. Ia pun termasak seorang yang bertanggungjawab terhadap situs instansinya. Rupanya ia punya prinsip, jika berkaitan dengan hak cipta, ia tidak akan mengunduh file dari dunia maya. Sikap itu tentunya berbeda dengan saya. Namun dari ia, saya mendapat inspirasi tulisan ini. Seingat saya, di sebuah situs download mp3 lokal, disebutkan bahwa lagu mp3 yang dapat diunduh hanya sebagai preview dari album musisi yang bersangkutan. Selanjutnya netter diharapkan agar mendengarkan album secara utuh melalui CD atau Kaset. Lalu pertanyaan masih relevan membicarakan hak cipta (atau apapun) saat kita berada di dunia maya ini ? Bukankah dengan mudahnya kita bisa mendownload mp3 diberbagai situs? Bahkan kita juga bisa juga mendownload videoclip dari Youtube ? Bagi saya, kehadiran internet dan berbagai konsekuensinya tak ubahnya seperti saat manusia purba berada di jaman batu. Saat jaman prasejarah, yang namanya binatang itu gratis, tinggal bagaimana seseorang mampu berburu di alam liar. Manusia purba tak perlu berpikir tentang hak milik, karena alam telah menyediakan. Kini, di era informasi, teknologi juga melakukan hal sama. Memudahkan orang saling berbagi. Mo cari informasi apapun, gooling aja. Dunia cyber memiliki apapun secara tidak terbatas. Semuanya gratis. Banyak orang yang men"share" berbagai file yang dimiliki tanpa berpikir untung rugi. Internet telah menyediakan apapun, sama seperti alam menyediakan semuanya pada jaman batu. Kembali pada musik mp3 yang kerap saya download, masih relevan bahwa kita membahas mengenai hak cipta, hak milik atau apapun itu. Haruskah kita mengeluarkan sejumlah rupiah untuk mendengarkan lagu ? Tanpa kaset dan CD kita masih bisa mendengarkan lagu melalui file mp3. Dalam dua-tiga tahun belakangan media televisi juga mengepung tontonan musik. Apalagi Stasiun radio yang jelas-jelas akan garing tanya adanya musik..... bukankah itu semua gratis. Klo pun kita tidak mendownload lagu di internet, kita juga sering mengopy (atau mem-bluetooth) lagu dengan beragam media (CD,flash disk,memory card, hp). Saya pribadipun sesungguhnya jarang punya kaset apalagi CD. Klopun sempet beli tak lebih dari hitungan sebelah tangan. Terlalu mahalkah uang yang saya keluarkan (atau terlalu pelitnya saya) untuk mendengarkan lagu-lagu dalam satu album penuh. Ataukah saya memang cenderung memilih mendengar satu-dua lagu yang menjadi radio hits saja. Atau pertanyaannya apakah saya sudah cukup puas dengan mendengar lagu hits saja? Jika kita mencermati secara detail, para musisipun sebenarnya tengah tidak berjualan lagu dalam bentuk kaset dan CD. Band saat ini justru lebih banyak menawarkan Ringtone (NSP,i-ring, dll) untuk menjangkau pengemarnya. Coba lihat saya tayangan videoklip di TV, selain nama band dan judul lagu, ada juga kode pengaktifan nada sambung. Dalam iklan, para musisi akan berkata "jadikan lagu ini sebagai nada sambung di hp mu" bukan lagi " dapatkan CD dan kasetnya". Dulu kita mengenal "Sheila on 7" yang mampu menjual album sejumlah 1 juta copy. Kini band "Wali", "ST12" atau "Mbah Surip" juga dikenal karena banyaknya orang yang mengunakan lagu-lagu mereka sebagai nada sambung. Mungkin jumlahnya juga ratusan ribu hingga angka jutaan. Sebuah band dari Inggris (Oasis ? CMIIW) bahkan menjualan lagu mereka di internet dengan harga secara terserah. Ini berarti setiap netter yang mo download lagu tersebut dapat mendonasikan sejumlah nomimal uang sesuai kemauan mereka. Bahkan tak sedikit dari mereka mendonasikan jumlah yang tak sedikit karena mungkin merasa fans berat band tersebut. Hal ini berbeda band lokal, Naif, yang justru menjual mahal kaset/CD terbaru mereka. Rupanya band yang digawangi David di vokal ini lebih memilih jualan kaset secara terbatas. Kaset atau CD hanya ditujukan pada fansnya serta memberi bonus berupa merchandise band. Band besar seperti Rolling Stone ternyata menambah kocek besar bukan dari jualan kaset dan CD. Pendapatan terbesar mereka berasal dari konser mereka yang diadakan di seluruh penjuru dunia. Bahkan jika kita mencermati iklan di TV, para pemain band pun kini menjadi bintang iklan. Jika tidak, lagu mereka dijadikan jingle iklan. Sebut saja Dance Company (Teh Gelas), Vierra (Fruitamin ?), Duo maia (Ale-Ale) Igor Saykoji (Indosat), Padi (Mentari), Ahmad Dhani (Sprite) Ipang dkk (Coca-cola), Jupez (kondom Sutra). Bahkan mereka juga terikat kontrak sebagai "brand ambasador" dengan sejumlah industri clothing. Band sebesar ungu misalnya, para personilnya terikat dengan sejumlah brand. Anda juga pasti ingat tulisan "ROllink" segede gaban di jaket charly ST12 dalam sejumlah videoklip atau saat performance di stage. Bahkan saat saya masih kuliah dulu, gitar yang dimaninkan Nugie selalu terpajang sebuah merk jeans ternama. Pada akhirnya, saya melihat lagu pada kini hanya menjadi media yang mengantarkan musisi untuk menjadi produktif dan makin terkenal. Lagu sebagai sebuah produk yang dapat dijual belikan akan semakin menurun di masa-masa mendatang. Musisi kini dapat menjual dirinya bukan saja melalui lagu. Mereka kini mempunyai cara yang lebih banyak untuk memupuk pundi kekayaan seperti : jualan ringtone, konser, jualan merchandise, jadi bintang iklan, jadi brand ambasador bikin jingle dan sebagainya. Jadi, bersyukurlah para musisi yang lagunya saya download, ataupun saya copy. Dengan demikian saya merupakan pasar yang potensial untuk ringtone, penonton konser atau produk yang mereka tawarkan. ..... Tapi sekali lagi,jika saya tidak sedang pelit dengan rupiah yang ada di dompet..... Sayangnya saya lebih sering pelit untuk urusan ini heheheheheheheheh.... atau setidaknya sesuai judul tulisan ini aja dech. Lagu itu seharusnya gratis. |
Kumpulan dari catatan kecil yang sering berserak di harddisk komputer, inbox sms, draft email, agenda kerja, notes, dan sebagainya...
Wednesday, March 03, 2010
Lagu itu seharusnya Gratis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Hello. And Bye.
I think this is what I need
Post a Comment