Monday, August 21, 2006

Nonton Konser #1

Saya memang tak pernah nonton konser band kelas dunia lainnya... tapi saya punya banyak pengalaman nonton konser, terutama band.

(1) :::DOT:::
seingat saja ini adalah nonton konser pertama saya... tepatnya konser band skala nasional dan udah masuk dapur rekaman ... klo cuman lomba band antar kelas sich tak masuk hitungan. Waktu itu, saya masih SMA dan harus mengantarkan adik saya yang masih SMP untuk nonton band ini. Band ini sangat-sangat membawa nuansa ABG dalam musik maupun liriknya. Mungkin juga karena vokalis band ini, Eza Yayang pernah jadi finalis model cover majalah ABG. BUktinya, adik saya sampai merajuk untuk nonton konser ini.

Konsernya sendiri diadakan di lapangan sebuah SMA di Jogja. Panggungnya sangat-sangat sederhana. Tak ada tata lampu, karena acaranya sendiri selesai sebelum magrib. Padahal acara ini diadakan bersamaan dengan launching sebuah produk minuman yang menyasar anak-anak pelajar SMP-SMA. Terlepas konser tersebut, DOT sempat merilis dua album dengan hits "jangan" dan "siapa kah dirimu" (?). Setelah itu.... setidaknya menurut saya, band ini cuman sekadar lewat.

(2) :::PADI:::
Saya sempat dua kali nonton konser Padi. Pertama di JOgja, sewaktu mereka promo tour Album kedua, "Sesuatu yang Tertunda". Konser ini menurut saya konser paling rapi. Padi langsung memulai konser tepat jam delapan pas, tidak kurang tidak lebih. Hal ini dikarenakan tidak ada band lokal yang biasa hanya tampil sebagai band pembuka. Padi langsung mengebrak suasana dengan lagu "Perjalanan Ini " yang cukup mengugah semangat audience. Salut buat Piyu yang saat itu juga tampil sendirian dengan gitar bolong membawakan lagu "Belum ada judul" dari Iwan Fals. Juga buat Yoyo, yang memainkan drum solo saat personel Padi lainnya break. Yoyo mampu membius penonton dengan gebukan bedug inggrisnya.

KOnser kedua, saya saksikan di Jakarta. Sebuah konser yang diadakan oleh MTV di stadiun (gelanggang remaja) di kawasan KUningan. Dan sejujurnya inilah konser yang paling buruk!, Fadli tidak tampil dalam kondisi terbaiknya. Suaranya tenggelam oleh alat musik lainnya. Lebih dari itu, lagu yang ditampilkan cuma sekitar 4-5 lagu saja. Jauh dari ekspektasi yang telah saya harapkan saat berangkat ke konser ini. Hal ini diperparah dengan penonton yang terlalu crowded plus kondisi lapangan yang becek.

(3) :::NETRAL:::
Band yang mengusung aliran alternatif ini ternyata memiliki massa tersendiri. Buktinya saat mereka konser di Plasa Barat Senayan, segerombolan massa langsung menyemut di bibir panggung. Bagus, Sang vokalis perlu mendapat acungan jempol karena mampu berinteraksi dengan pengemarnya. Terkadang ia mengucapkan lirik lagunya terlebih dahulu sebelum musik masuk, Hal ini ditujukan sebagai panduan agar penontonya bisa koor bareng bersama bandnya. Keren banget. Apalagi pas lagu "Terbang Tenggelam" yang memang barusan rilis.

Dengan massa seperti ini, maka wajar saja di Netral kemudian memilih indie label untuk produksi dan distribusi album terbarunya, Album "Hitam" yang kemudian tak lama disusul Album "Putih" (atau terbalik ?). Berbeda dengan band-band lain yang pertama kali merilis album indie sebelum direkrut oleh mayor label. BUkti lain, klo Netral punya fans tersendiri adalah ketika netral selesai manggung dan digantikan band lain, massa tersebut langung membubarkan diri.

(4) :::/RIF:::
Setelah merilis album pertama yang mencantumkan hits "radja", /rif memang telah diperhitungkan sebagai band rock besar di tanah air. Dan saya langsung membuktikannya sendiri saat mereka melakukan aksinya di PRJ, Pekan Raya Jakarta, pada tahun 2005. Aksi Andi memang tiada habisnya. Semua energinya seolah tercurah untuk konser ini. Apalagi ada beberapa barudak /rif (sebutan bagi fans /rif) mengusung bendera /rif selama konser.

Lagu terbaik /rif selama konser ini adalah Jeny. Lirik lagu ini memang sedikit konyol, tapi tetap mengusung nuansa rock yang sangat kental. Di tengah lagu, /rif menyisipkan lagu lain yakni "Nonton KOboi..." sebuah lagu lama yang dibawakan Bing Slamet. Lirik "bergandengan ama pacar di nonton koboi " digantikan dengan "bergandengan ama jeny, nonton PRJ". Lagu oldies ini juga dikemas dengan musik rock yang gak kalah serunya. Setelah lagu tersebut, "Lu Tu Ye" dinyanyikan secara koor bareng penonton sebagai lagu pamungkas.

(5) :::IWAN FALS:::
Tak percuma saja gelar Sang Legenda melekat pada sosok Iwan Fals. Bukan hanya popularitas dan puluhan hits yang ia miliki, sebuah kharisma juga terpancar saat ia manggung di A Mild Soundrenalin 2003 di JOgja. Tatkala itu Iwan membawakan sejumlah lagu dari album "Colaboration with" seperti "Aku bukan pilihan" dan "Senandung Lirih". Sejumlah lagu juga ia bawakan dari album lamanya, seperti "Pesawat Tempur", dan "Bento". Dashyat banget penampilan Iwan Fals saat itu.. juga para FalsMania yang tergabung dalam OI.

Sejujurnya, saya ingin ia tampil solo di atas panggung, bukan dalam format band. Dengan gitar bolong, harmonika, dan sebuah mike, saya rasa Iwan Fals tetap bisa menyihir massa. Lebih keren pastinya. Saya juga sedikit kecewa dengan banyaknya bendera OI yang berkibar (atau dikibar-kibarkan) di depan panggung. Hal ini tentunya menghalangi pandangan saya ke panggung. Kekecewaan saya ditampah dengan lagu terahkir Iwan Fals yang kurang (tidak) saya kenal.

(6) :::NAFF:::
Tatkala nonton konser Naff, sebenarnya saya hanya diajak oleh adik saya yang kebetulan berteman dengan EO konser tersebut. Tanpa tiket pun, kami berdua nonton konser yang digelar di auditorium sebuah universitas swasta di jogja. Saat itu, Naff baru saja merilis album pertama mereka. Sekitar tiga lagu diantaranya berhasil menjadi radio hits.

Awalnya, saya sempat jenuh juga menunggu pertunjukan live Naff. Soalnya beberapa band pembuka tampil terlebih dahulu. Tapi saat lagu pertama mulai digeber, rasa bosan langung hilang. Naff menampilkan lagu pertama dengan tempo yang "lumayan" kenceng. Maklum saja, sampai album terbaru mereka, yang launch beberapa bulan silam, Naff lebih banyak membawakan lagu-lagu dalam beat yang rendah dan terkadang mellow. Tetapi justru yang mellow-mellow tersebut seperti "terendap laraku", "a.n.g" dan "yang tak pernah bisa mencintai"yang mencuatkan Naff di blantika musik nasional.

(7) :::SHEILA ON SEVEN:::
Popularitas Sheila on Seven dapat saya "ramalkan" pada saat mereka baru saja merilis album perdana. Hal ini saya nilai dari konser mereka di pensi (=pentas seni) sebuah SMA di jogja. Saat itu, sheila on 7 baru dalam hitungan hari ketika melemparkan album yang bertajuk Self title tersebut. KOnser itu sendiri sebenarnya adalah konser kedua So7 di kota gudeg setelah pada konser pertama di gelar sebuah universitas tepat satu minggu sebelumnya. Begitu kelima personel naik panggung, histeria massa langsung bergema. So7 langsung dielu-elukan penggemarnya, terutama para remaja belasan. Saya sangat jarang menjumpai histeria seperti histeria pada konser tersebut.

Ya, saat itu Sheila On 7 telah lahir sebagai idola baru para pengemarnya. Lagu mereka enak didengar dan didendangkan seperti "kita", "dan", " anugrah terindah yang pernah kumiliki". Dalam hitungan beberapa bulan berikutnya album tersebut meledak hingga angka di atas satu juta kopi. Sesungguhnya sebelum Sheila on 7 memasuki dapur rekaman, ada beberapa band lokal yang sudah diperhitungan di setiap pementasan di jogja. singkatnya jauh lebih populer dari mereka.

(8) :::NAIF:::
Gila.... itukan kesan saya selama menikmati kekocakan David, vokalis Naif selama konser yang berlangsung di Alun-Alun Utara JOgja. Di sela sela lagunya, ia mampu melemparkan jokenya kepada penontonnya. cukup ger untuk sebuah konser musik. Aksi konyol David adalah ketika ia menduduki sebuah bola balon raksasa di atas panggung. Padahal bola-yang dipenuhi logo rokok- itu sengaja digelindingkan oleh sponsor di atas rumunan audience. Keunikan Naif terletak pada nuansa musik mereka yang kental pada tahun 70-an, yang jarang dibawakan oleh band-band lainnya. Penampilan Naif pada saat itu patut dihargai nilai A+.

Lirik-lirik Naif memang terkesan yang sederhana. Namun hal ini menjadikan lagu-lagu mereka mudah untuk dinyayikan ternyata cukup membawa penonton bernyanyi dan bergoyang bersama. Lagu paling keren selama konser jatuh pada lagu "Curi-Curi Pandang". Penonton tak hanya ikut menyanyikan lagu tersebut, tetapi juga bergoyang sesuai liriknya. "curi ke depan, curi ke belakang, Curi ke kanan, curi ke kiri, heyy"

(9) :::BIP:::
BIP, dalam sejarah musik, telah memiliki dua vokalis. Yakni Irang yang melantang suara di album 1, 2 dan the best serta Ipang, yang tampil jauh lebih keren di album ke 3. Saya cukup beruntung pernah melihat konser BIP dengan masing-masing vokalisnya. KOnser pertama di Sport Hall Kridosono, JOgja, tak lama setelah album pertama rilis. Dan konser kedua di Plasa Barat Senayan, Jakarta, beberapa saat setelah album terahkir mereka beredar. Konser pertama, Irang tampil meledak-ledak sepanjang konser. Tetapi akibatnya di dua lagu terahkirnya, "Skak Mat" dan "Aku Gemuk Lagi" staminanya nge-drop terlalu jauh. Aksi panggungnya menjadi berantakan bersama suaranya yang semakin hilang. Tidak buruk, tetapi jauh dari sempurna. Apalagi di lagu pamungkas.

Di kOnser kedua BIP tampil jauh lebih oke. Ipang mampu menunjukkan sebagai vokalis yang sekelas dan setara dengan Bongky, Indra Q dan Pay yang lebih dahulu terjun di industri musik dan pernah tercatat sebagai member Slank. Ipang mampu menjaga emosi serta mantab dalam pembawaaan setiap lagu. Walhasil keseluruhan lagu dalam konser tersebut, di antaranya "Korslet","Kuncianmu","1000 Puisi" sangat-sangat enak untuk dinikmati.

(10) :::JAMRUD:::
LOg, sang manager Jamrud memang tidak pernah berhitung rupiah ketika menggelar konser Jamrud di jogja. Ia tak hanya menampilkan Jamrud dalam panggung yang besar dan tata lampu wah... tetapi juga atraksi kembang api yang spektakuler. Sesuatu yang jarang dijumpai untuk konser di jogja. Dukungan sponsor rokok pastinya ada di belakang konser ini. Dan Salut buat Aziz cs yang saat itu tampil secara maksimal. Apalagi album kempat mereka, bertajuk "Ningrat" tengah meledak di pasar musik nasional.

Aksi vokalis Krisyanto memang keren punya. Ia mampu mengajak semua penontonnya untuk nyanyi bareng sepanjang konser. Apalagi Jamrud bermain dalam lirik-lirik yang nakal (atau saru?) tetapi mempunyai kaitan dengan relaitas sosial yang terjadi. Puncaknya ... ya saat Jamrud membawakan lagu "Surti Tejo". Di akhir lagu, tanpa perlu dikomando lagi oleh Kris, semua penonton dengan penuh semangat 45 melantangkan lirik terahkir lagu tersebut "Surti, Fuck You!". Lengkap dengan acungan jari tengah.

(11) :::EDANE:::
Perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa Konser Edane yang saya nikmati saat itu masih mengedepankan Roby sebagai pemegang mike. Maklum aja, Edane bisa disebut sebagai band rock yang selalu bongkar pasang vokalis di setiap albumnya. Dari Lima album yang telah dirilis, Edane mempunyai 4 vokalis. Oya, KOnser Edane yang saya tonton kali ini digelar dalam acara welcome party, sebuah konser band untuk menyambut mahasiswa baru jogjakarta yang disponsori perusahaan rokok.

Meski saya sudah menanti-nanti mereka konser di jogja, ternyata saya datang terlambat. Konyol memang. Saat saya datang Edane tengah menunjukkan performance di panggung. Walhasil saya hanya mendengarkan 4 lagu saja, yakni "Fitnah", "Goblok", Ikuti" dan "Kau Pikir, Kau lah Segalanya". Lagu terbaik tentunya ada di dua lagu terakhir, lagu yang menjadi hits di album pertama dan terakhir mereka. Namun sayang seribu sayang, saya menyaksikan mereka di tengah lapangan, terlambat untuk mendekat bibir panggung, sekadar head bang sekaligus berteriak lantang "Mari sini ikuti aku, nyanyikan lagu-lagu beraneee"

(12) :::THE FLY:::
Sebuah pertanyaan sederhana menggelayuti otak ketika saya akan menonton konser the fly saat PRJ 2005. " Siapa vokalis pengganti B'jah ? ". Ternyata jawaban saya baru terjawab pada lagu kedua. Ternyata Kin, sang gitaris, tampil mengisi sesi vokal pada lagu pembuka berjudul "Pelangi Semu". Hal yang sama juga pernah saya saksikan saat the Fly tampil di Televisi. Kin menyanyikan lagu yang sama di awal pertunjukan. Sejujurnya, ini lah salah lagu favorit saya.

Setelah keluarnya B'jah (dikeluarkan tepatnya), the fly tidak segera menunjuk vokalis baru. Dalam konser yang saya tonton, mereka tampil dengan bintang tamu... tak tanggung-tanggung tiga vokalis langsung mereka ajak pamer kebolehan. Yang pertama Erwin Moron, mantan vokalis dr pm, yang kedua Ian, (mantan ?) vokalis Protonema dan terahkir wajah baru yang belum saya tau sebelumnya. Oya, saat performance di TV, the fly menggaet Ipang, vokalis BIP. Klimaks dari konser PRJ ini tentunya lagu "Terbang" yang dinyanyikan oleh 3 vokal sekaligus dan terkadang Kin juga ikut sumbang suara. Tetapi tetap saja sebuah pertanyaan masih tersisa, di album mendatang, siapa sich vokalis dari band yang dianggap copy cat u2 ini.

(13) :::CLUB EIGHTIES:::
Club Eightes memang bukanlah band yang berhasil menorehkan jutaan kopi setiap albumnya. Tetapi mereka adalah band yang tampil all out saat pentas di panggung-panggung pensi. Bahkan dalam sebuah majalah remaja, Club Eighties termasuk band yang paling ditunggu oleh anak-anak SMA dalam mengelar pentas seni. Band yang dimotori oleh Lembu (vokal) dan Desta (drum) ternyata bukan hanya menyajikan musik era 80-an, seperti "gejolak kawula muda" atau "aku suka pacarmu", tetapi juga kostumnya. Mereka tampil dalam balutan busana sport, baju ketat, dengan aksen warna-warna mencolok.

NIlai lebih band ini adalah ketika personelnnya mampu mengajak para penontonnya untuk berflash back di era 80. Narasi tentang sepatu roda, disko, break dance dengan lancar mereka gulirkan. Dan interaktif tentunya. Meski sejujurnya, para penonton, -termasuk saya yang menyaksikan mereka di plasa barat senayan- atau masih terlalu kecil (atau malah belum lahir) pada tahun 80 an tersebut.

(14) :::DEWA:::
Klo ada rangking band paling PD, Dewa (19) adalah pilihan pertama saya. Bagaimana tidak, dalam konser yang digelar di alun-alun jogja, Dewa lebih banyak membawakan lagu-lagu di 2 album terahkir. Pada umumnya dalam setiap konser tak jarang sebuah band -yang sudah mencetak 5 album sekalipun- masih membawakan lagu di album pertama mereka. Once, vokalis dewa hanya melantunkan lagu-lagu dari Album "Bintang Lima" (album ke-5) dan Album "Cintailah Cinta". Sebenarnya sih, ada 'lagu-nya' Ari Lasso yang turut dibawakan Dewa saat konser itu, yakni "Kamulah satu-satunya". Tapi lagu itupun memerlukan range suara yang lebih tinggi, sesuatu yang menjadi ciri khas Once daripada Ari.

Pada konser itu, semua penonton larut dalam performance Dewa. Tak ada satupun lagu yang tak dilafalkan penonton. Bukan hanya bagian reffrain (?) semata, tetapi juga semua lirik lagu dalam konser tersebut, seperti "Roman Picisan", "Arjuna", dan "Dua Sejoli". Sesuatu hal yang wajar dan tak aneh menginggat Dewa adalah sebuah band besar dengan banyak hits di setiap albumnya.

2 comments:

Anonymous said...

The author of rio-nisafa.blogspot.com has written an excellent article. You have made your point and there is not much to argue about. It is like the following universal truth that you can not argue with: The truth always hurts you most when you're trying to protect a lie. Thanks for the info.

Anonymous said...

rio-nisafa.blogspot.com is the best. Thank your for this article. I enjoyed it very much.
AAA Toronto Payday Loans 1172 Bay St #101, Toronto, ON M5S 2B4 (416) 477-2817