Saturday, December 30, 2006

[tentang] Let's Ride a Bike


Beberapa hari lalu, saya kedatangan teman-teman dari VOC... tapi tunggu dulu, ini bukan VOC yang merupakan persatuan pedagang belanda. VOC yang saya maksud kini adalah V-Star Owners Club, sebuah klub pemilik motor besar bermerk V-Star.
Awalnya perkenalan saya dengan VOC hanyalah sebuah kewajiban dan tugas dari pekerjaan saya sebagai Staf Marketing Support di sebuah perusahaan otomotif Nasional. Pak Ernas, boss saya saat itu, memberikan tugas untuk menjalin relationship dengan klub motor yang mengunakan produk perusahaan. Namun semakin hari, hubungan saya dengan VOC semakin bertambah intens. Antara saya dan VOC kini bukan hanya sebatas kerja semata, tetapi juga sampai pada kedekatan personal, mungkin bisa diterjemahkan dalam kata keakraban atau kekeluargaan.
Pada touring pertama, Jakarta-Pantai Anyer, saya hanya sebatas perwakilan dari perusahaan motor yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Selain itu saya juga mendampingi beberapa wartawan yang juga diajak untuk liputan. Pada malam api unggun, saya merasa masih ada jarak dengan para rider tersebut. Hanya beberapa nama yang saya kenal. Maklum para penunggang besi inipun lebih dekat dengan temen2 mekanik atau sales dari pada saya yang di Marketing.
Touring selanjutnya mengambil rute Jakarta-Salabintana. Salabintana sendiri merupakan dataran tinggi di kota Sukabumi. Pelepasan touring ini dilakukan pada bersamaan dengan event JMS, Jakarta Motor Show. Pada touring ini, saya mulai dekat dengan beberapa personel VOC, keakraban pun mulai terbangun di antara kami. Saya mulai menikmati candaan atau gurauan mereka. Sayapun berusaha mengenal dekat dengan setiap member klub, bukan sekadar dua-tiga orang pengurus klub. Di balik tampang-tampang mereka yang sedikit sangar, ternyata ada keakraban yang coba mereka tawarkan di dalam klub.
Puncak adalah tujuan touring ketiga saya bareng VOC. Diawali hujan cukup deras hingga melewati banjir di Cawang, menjadikan perjalanan ini sangat berkesan. Saya membonceng Bang Harold, salah seorang pengurus VOC. Saya tak hanya duduk manis di dalam mobil, seperti touring sebelumnya. Pengalaman naik motor besar benar2 saya nikmati. Menembus keramaian jalan, menikmati angin yang menampar wajah, atau sekadar mengamati perhatian orang ke arah kami.
Toring terakhir VOC, mengambil rute yang sangat jauh, ke Jogja. Namun sayang, saya tak bisa mengikuti pertualangan mereka. Saya, telah beberapa bulan pindah kerja di kota kelahiran. Kesempatan ini saya gunakan untuk menyambangi mereka di hotel. Maklum lama juga saya tidak kontak dengan mereka. Kedatangan saya ini lebih karena kedekatan saya dengan klub, tak ada lagi tanggung jawab kerjaan ketika saya berada di tengah komunitas mereka. Dari sore hingga malam, saya benar-benar nikmati kebersamaan mereka baik di hotel maupun saat lesehan di warung makan. Obrolan akrabpun mengalir di antara saya dengan Pak Deden, Pak Syukur, Bang Harold, Bang Ardi dan beberapa nama lainnya.
Yach... Saya merindukan pengalaman berada motor besar yang membelah jalanan, melahap makanan khas sunda saat rehat touring, joget dangdut dari musik organ tunggal, menikmati udara malam di Islamic Center Bekasi-tempat mereka biasa nongkrong di malam minggu-, menghabiskan waktu di monas-saat mereka rolling thunder di jakarta, atau berbagai kebersamaan lainnya yang telah terjalin sekian lama bersama VOC.
Sejenak saya teringat SMS bang Ardi " Let's Ride a Bike n Rock d World!. Go, Go, GOOO!!!"
Rock d World!
rio_nisafa
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Tuesday, November 21, 2006

BIRU (resensi novel Fira B)



Sebuah reuni seharusnya menjadi sebuah gambaran puzzle utuh, setelah sekian lama tercerai berai oleh aktivitas kuliah, kerja, dan rumah tangga. Namun tidak dengan "Biru", sebuah novel besutan Fira Basuki. Reuni SMA Surya yang bertajuk "Biru" akhirnya menjadi kepingan yang tak terpecahkan... menyisakan kepingan yang masih tersebar tanpa membentuk sebuah pola.

Beragam tokoh harus melewati masa tiga bulan (terhitung dari undangan reuni) dengan berbagai rangkaian hidup yang penuh gejolak, tantangan dan persoalan hidup yang tak terpecahkan. Novel yang relatif tebal ini menggambarkan beragam sudut pandang dari para tokoh. Sudut pandang tersebut menjadikan novel ini kaya akan detail dan pengembangan karakter. Masing-masing tokoh menggunakan bahasa orang pertama, dan mempunyai hak yang sama sebagai tokoh utama.

Pengunaan sudut pandang tersebut seakan memberikan titik berat pada konflik beragam tokoh yang saling berbelit dan rumit. Tak ada tokoh yang harus terjebak pada peran-peran antagonis atau protagonis. Konflik yang muncul dapat dibangun secara utuh tanpa terjebak persoalan hitam-putih.

Candy, seorang model di Singapura, harus berjuang melawan keriput mata, badan kegemukan, dan usia yang menua. Beragam manipulasi kosmetik dan pengobatan artifisial tanpa mampu menahan lajunya usia yang bertambah. Mario, tokoh lainnya harus kembali ke Filipina, tanah kelahiran ayahnya, untuk menuntas persoalan kelaminnya, yang tak lain berhubungan dengan hukum karma yang diwariskan padanya. Sedangkan Anna, sosok ibu rumah tangga yang sempurna harus menghadapi putrinya yang telah ternoda olah teman SMA dahulu. Aris, seorang aktivis LSM, harus berhadapan dengan perkara pidana karena didakwa menyelewengkan dana yang telah ia dapatkan. Adapula Pura, sopir taksi yang menjadi mulai merintis mimpinya menjadi musisi, hingga Lindih dan ...... (?) dua wanita yang terlibat cinta segitiga.

Beragam konflik tersebut disajikan baik saat penantian reuni maupun pada saat flash back di masa-masa SMA silam. Sebuah babak flash back yang disajikan dalam novel ini turut menyumbang keragaman alur serta memperkuat benang merah cerita. Masa SMA yang penuh melodramatik dibangun secara kuat tanpa terjebak pada cerita remeh-temeh seputar usia belasan.

Konflik masing-masing tokoh ini dibangun melalui serangkaian peristiwa yang tak terduga dan menjalin bagai benang kusut. Konflik setiap tokoh melibatkan teman SMA dahulu atau sekadar pertemuan sambil lewat yang tanpa diduga-duga.

Cover novel yang juga didominasi warna niru ini mempunyai narasi yang sangat kuat serta tidak terkesan mononton. Sebuah novel patut mendapat acungan jempol, bukan sekadar alternatif dari menjamurnya teenlit.

Rock d World!
rio_nisafa.

Tuesday, November 07, 2006

ANTARA GEMPA DAN KEMARAU PANJANG


Gempa jogja telah terjadi hampir lima bulan silam, tetapi masih masih banyak warga masyarakat tinggal di tenda-tenda. Ada juga yang tinggal di reruntuhan rumah sendiri dengan menambal sulam dinding yang telah rubuh. Bukan hanya harta benda yang hilang ditelan bencana, ribuan nyawa manusiapun menjadi korban keganasan alam.

Dengan kekuatan skala hampir 6 SR, masyarakat jogja -dan warga bantul khususnya- seakan terhenyak dari sisa-sisa kesadaran di pagi hari. Jauh sebelum gempa teknonik tersebut, jogja juga diancam bencana meletusnya gunung Merapi. Bahkan citra akan kenyamanan kota jogja tampaknya sedikit terkikis. JOgja mau tak mau harus berupaya keras untuk bangkit dan kembali mewujudkan sebuah "kota di surga" ... Oya sekadar info kota Yogyakarta berasal dari kata "Ing Ayodya Karta" yang kurang lebih artinya "kota di surga".

Kini yogya dilanda kemarau panjang... sebenarnya ini perkara cuaca yang sifatnya nasional juga. Bukan hanya di Jogja, tetapi juga membawa masalah bagi masing-masing wilayah. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, beberapa daerah susah mendapat air bersih dan harus mengandalkan bantuan air bersih dari pihak berkait. Di Kalimantan dan Sumatra, kebakaran hutan masih merupakan masalah rutin tiap tahun. Beberapa waktu silam sebuah gunung di Jawa Tengah juga mengalami kebakaran hutan yang juga disebabkan kemarau yang berkepanjangan ini.

Tetapi selalu ada hikmah dalam setiap kejadian... begitu pula dengan kemarau panjang ini. Beberapa pihak "mensyukuri" akan datang kemarau ini. Kemarau justru membawa manfaat bagi sebagian orang. Para korban gempa yang masih tinggal di tenda atau sisa reruntuhan rumah justru merasa lebih aman dan nyaman jika musim kemarau masih bertahan. Andai musim hujan datang, bayangkan bagaimana harus bertahan dari deras air yang turun, genangan yang membasahi alas tidur, atau dinginnya angin yang menusuk tulang mereka. Belum lagi dengan para bayi dan balita rentan terhadap perubahan cuaca... Konon, dalam kondisi kemarau panjang seperti ini, para umat islam di wilayah tersebut enggan menunaikan ibadah sholat minta hujan. Padahal tahun-tahun sebelumnya ibadah dijalankan agar menjadi permohonan kepada Yang Di Atas untuk segera menurunkan sang hujan. ... Toh, Bagaimana pun juga kemarau berkepanjangan ini adalah skenario dari Yang Maha Kuasa, yang tidak kita tahu.

:: Sekilas ketika niat untuk menulis ini sudah terbentuk, sebuah lagu milik PAS sengaja penulis putarkan di piranti komputer. Lagu berjudul "Kemarau" kayaknya sangat sesuai untuk menemani pendengar sekaligus menambah atmosfer tulisan.
" akankah kemarau ini berlari pergi
kurindukan hujan datang dan hadir di sini "



Rock d World!
rio_nisafa

DIE HARD FLASH DISK


Saya telah mengenal flash disk beberapa tahun silam, jauh sebelum pengunaan flash disk marak beberapa waktu belakangan. Saat itu, sekitar Tahun 2002 (atau malah 2001), Pak Frans, seorang relasi membawa sebuah storage device yang ia sebut sebagai USB Drive. Sebuah alat sebesar korek api (lighter-bukan machtes) yang dilengkapi gantungan kunci segala. Terkadang alat tersebut, saya sebut dengan istilah USB Drive, bukan Flash Disk yang kerap dilafalkan orang kebanyakan.

Saat itu, Flash Disk merupakan alat yang terhitung canggih. Kemampuannya menyimpan data lebih banyak merupakan sebuah kegunaan yang tak terbantahkan. meski pada saat itu, size yang dapat ditampung mungkin hanya sebesar 64 Mb atau paling besar 128 Mb. Tapi saat itu, ukuran tersebut masih tergolong besar.

Flash Disk tersebut menarik perhatian kantor saya, sebuah biro iklan lokal yang berfokus pada iklan cetak surat kabar lokal. Dengan Flash disk, sang grafis designer tak perlu repot-repot membawa Removable Hard disk yang ukurannya agak besar tersebut, ke percetakan. Alat ini sendiri mempunyai dimensi sebesar CD Rom, dengan kapasitas yang kurang lebih sama dengan hard disk pada umumnya saat itu. Memasang alat ini sebenarnya cukup sederhana, cukup memasukkan dalam selongsong di bagian CPU. Namun ukuran yang besar tersebut membawa kerepotan tersendiri.

Sebenarnya ada removable storage device lain yang bisa digunakan. Yakni sebuah ZIP Drive, mirip disket 3,5 " tapi dengan ukuran yang sedikit lebih besar dan tebal. Namun alat tersebut telah mengalami kerusakan. Kelemahan alat juga disebabkan karena tak semua komputer juga mempunyai piranti untuk membaca media tersebut. Sebenarnya ada juga media lain yang juga populer, yakni CD atau Compact Disk. Namun agensi saya saat itu tak memilikinya.

Tahun 2004, saat saya bekerja di sebuah principal sepeda motor Indonesia. Saat itulah saya memutuskan untuk memiliki flash disk sendiri. Apalagi saya juga ketiban kerjaan yang berhubungan dengan design grafis yang kerap memerlukan media penyimpanan yang lebih besar. Apalagi terkadang saya harus mobile dari Marketing Head Office di Jakarta ke Pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Flash disk yang saya miliki pertama kali mempunyai cerita tersendiri. Setelah survey beberapa toko komputer di Mall Ambasador, Kuningan, Jakarta, saya akhirnya memutuskan untuk membeli flash disk berlabel "My Flash". Brand ini saya pilih karena ada kolega kantor, Pak Joker, yang telah mengunakan brand tersebut. bukan karena latah mengikuti, tetapi karena persoalan driver di kantor kami. Dengan mengunakan piranti yang sama, saya tak harus mengintall 2 driver untuk flash disk yang kami miliki. Oya, kantor kami masih mengunakan Operating System Windows 98 yang katanya berlisensi tersebut.

Ketika mengunakan di kamar kost, USB drive saya mengalami masalah. USB tersebut saya colokan di bagian samping CPU. CPU sendiri saya letakkan di kolong meja. Sialnya ketika hendak membereskan kamar, saya merapikan kursi dengan memasukkannya ke kolong meja. ... Rupanya Flash Disk saya belum saya cabut dari tempatnya. Walhasil Flash disk saya menjadi bengkok dan tidak dapat digunakan.

Sebenarnya saya cukup kesal juga dengan keteloran saya ini. Terlalu mahal harga yang harus dibayarkan. Meski rusak, saya masih menyimpang benda tersebut, mungkin suatu saat saya bisa membetulkannya sendiri. Saya rasa tak mungkin ada service komputer yang mau memperbaiki flash disk rusak. Apalagi harganya semakin lama semakin murah, tetapi dengan kapasitas yang lebih besar.

Pulang ke jogja, dan melanjutkan pekerjaan di kota kelahiran. Saya masih berupaya untuk memperbaikin USB Drive saya. Dengan sedikit tekanan, casing flash disk tersebut saya buka. Rupanya "kaki-kaki" yang berjumlah empat telah terlepas dari PCB nya (?). Ketika saya menyatukannya dan menyambungkan ke komputer, ternyata komputer tersebut mendeteksinya. Artinya kerusakaan flash disk tersebut sudah bisa diketahui. Sialnya saya sempat kesetrum ketika memegang flash disk yang tanpa casing tersebut.

Dengan bantuan Hanif, seorang saudara, kaki-kaki flash tersebut akhirnya dapat disambung dengan bantuan solder listrik. Tetapi colokan USB telah miring tak karuan. Sayapun tak kurang akal. Dengan kabel ekstensi USB, flash disk saya sambung. Sehingga colokannya bukan lagi berujung pada flash disk yang telah rusak, tetapi pada kabel ekstensinya. Untuk menguatkannya, sambungannya saya rekatkan dengan mengunakan selotip kuat-kuat. Kabel ekstensi yang agak panjang ini juga saya gulung dengan mengunakan selotip untuk menghemat ruang.

Beberapa bulan kemudian flash disk saya kembali terkena masalah. Komputer tidak dapat mendeteksi flash disk yang telah saya colokan komputer. Wah, saya mulai bingung dan memutuskan untuk membeli flash disk lagi. Tetapi sebelumnya, saya juga harus mengakali kerusakan ini. Rupanya hanya dengan menekan dudukan kaki-kaki yang patah, flash disk dapat dideteksi. Jadi selama mengunakan flash disk, satu tangan saya harus menekan kuat flash disk tersebut. Akhirnya pada bagian tersebut, saya ikat kencang dengan mengunakan karet gelang. It's Work! Meski terlihat aneh plus norak, yang penting flash disk masih bisa tetap digunakan.

Rupanya dengan diakali berbagai cara, Flash disk nanpu berfungsi sebagaimana mestinya. Lumayanlah, saya tak perlu repot-repot dengan lagu MP3 yang biasa saya copy dari warnet dan attachement email yang terkadang cukup besar. Juga beberapa side job. Uang untuk membeli flash disk pun bisa digunakan untuk keperluan lainnya.

Rock d World!
rio_nisafa

SOSOK


Di perempatan gramedia jogja, terdapat sebuah patung
yang sangat khas. Patung ini bukanlah patung maestro
seorang seniman yang memiliki bentuk abstrak.
Singkatnya patung yang dimaksud adalah sebuah patung
polisi lalu lintas, berseragam lengkap, dan tentunya
berdiri dalam posisi tegap. Sebenarnya letaknya tak
persis di tengah perempatan jalan. tetapi di pojokan
utara-barat.

Saya tak tau persis apakah kegunaan patung Polisi
tersebut. Konon katanya patung polisi tersebut
didirikan agar para penguna jalan raya bisa mematuhi
peraturan lalu lintas. Kepatuhan kita, para penguna
jalan, tidak ditujukan pada kepatuhan rambu-rambu lalu
lintas tetapi karena keberadaan petugas yang tengah
berjaga.

Jadi wajar saja, jika pendapat diatas saya setujui
saya. Patung itu sendiri memeliki skala 1:1, presisi
juga tepat. Jika ada ada seorang polisi beneran
berdiri di samping patung tersebut, orang yang berada
di sebrang jalan tentu agak sedikit susah membedakan.
Selain itu, letaknya yang berada di jalan strategis,
jalan yang memiliki 'traffic' yang cukup padat.

Itulah cerita tentang bagaimana ketidak-disiplinan
kita, masyarakat Indonesia. Seorang polisi (atau juga
bisa digantikan oleh pejabat lainnya) kita takuti
karena adanya sosok yang menjaga peraturan.
Kedisiplinan kita masih terbatas pada sosok Polisi
dengan seragamnya, bukan pada kepatuhan pada peraturan
dan rasa malu jika melanggarnya.

Rock d World!
rio_nisafa

MELIHAT BULAN (KEMBAR)

Pertengahan Agustus 2003, saya pernah bergadang semalaman penuh. Bukan untuk acara 17-an seperti tirakatan memperingati HUT kemerdekaan bangsa kita, tetapi untuk melihat planet Mars, yang pada malam itu berada di titik paling dekat dengan planet bumi. Katanya karena dekatnya, langit malam akan terlihat bulan kembar. Bulan sebagai satelit bumi sendiri; dan Mars, sang planet merah yang akan terlihat sebesar bulan.

Malam itu saya dengan beberapa rekan Roy, Ali dan Fani -semuanya cowok :((, sengaja melewati malam di lantai atas sebuah rumah kontrakan. Sebenarnya tempat yang kami adalah tempat jemuran. Letaknya sendiri persis di depan kost-kostan kami. Melihat Mars adalah niat kami. Beberapa cemilan pun telah kami persiapkan. Oya, saat itu saya sedang trainee di sebuah advertising agency dan kost di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Namun .... saya tak melihat adanya bulan kembar. Tak ada benda asing yang dapat kami liat. Kalo sekadar bulan dan bintang, biasa kami liat. Namun tak terlihat Planet Mars yang katanya sebesar bulan itu. Yang jelas saya melihat sesuatu di langit sebelah barat-utara (klo tak salah). Wujudnya seperti bintang, tetapi terlihat besar dan berwarna kemerahan. Saya gak tau persis apakah itu Mars, atau jangan-jangan saya sudah tersugesti tentang keberadaan planet tersebut.

Keesokan harinya, di sebuah harian ibu kota, diberitakan bahwa penampakan Planet Mars memang tak seperti yang dipikirkan orang. Tak ada bulan kembar. Mars terlihat seperti bintang lainnya di angkasa. Lebih lanjut, dituliskan bahwa dengan adanya fenonema ini, sejumlah peralatan astronomi di planetarium mengalami kerusakaan karena terlalu banyaknya orang yang ingin menggunakannya.

Fenomena Planet Mars yang konon tak akan terjadi 1000 tahun lagi, memang memikat perhatian banyak orang. Saya telah membaca puluhan tulisan tentang kejadian astronomi tersebut di berbagai milis yang saya ikuti. Teman saya, Ali, yang menurut saya tidak pernah menggunakan internetpun, juga merasa tertarik untuk melihat kejadian tersebut.

Saya tak tau persis, tentang adanya kesalahan pemahaman antara kedekatan planet mars dengan rumor bulan kembar ini. Dalam hitungan astronomi, sekali lagi perhitungan astronomi, pada malam itu, pada jam tertentu posisi orbit planet mars berada di titik paling dekat dengan planet bumi. Dan ternyata benar! Saya "merasa" melihat sebuah bintang berwarna merah.
Persoalan bahwa akan terjadi bulan kembar, itu tak lebih dari buah bibir masyarakat.

Perhitungan Astronomi, yang saya sebut di paragrap di atas, memang perlu saya garis bawahi. Klo perlu dengan cetak tebal dan diberi stabilo. Setidaknya dalam kisah di atas. Para astronom telah menghitung, sekali lagi menghitung peredaran planet mars dan bumi, menghitung jarak terdekat, dan menentukan waktunya. Dan mereka menghitung dengan kalkulasi yang akurat dengan memenuhi kaidah keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Jadi wajar aja kalo mereka bisa menentukan kapan bumi dan mars berada di jarak terpendek.

Para ahli perbintangan tersebut, tak perlu bergadang setiap malam sepanjang tahun (atau bahkan 1000 tahun) untuk sekadar menatap langit dan kemudian berteriak langtang " hey, saya melihat planet mars dalam posisi paling dekat dengan planet kita! ". Sekalipun mereka bisa melihat dengan mata telanjang akan fenomena alam tersebut, bagaimana orang awam seperti saya... tentu saja saya akan melewati peristiwa tersebut. Oya, itu pun dengan catatan seandainya langit saat itu sedang cerah ? bagaimana kalo langit tertutup awan atau bahkan asap akibat kebaran hutan ? Apa dengan alasan awan, maka kedekatan mars-bumi akan terbantahkan ? Tentu tidak!

Kembali ke judul tulisan ini, Melihat Bulan (Kembar), saya hanya ingin hanya menyimpulkan bahwa .... saya melihat bulan ( yang katanya kembar itu) setelah adanya perhitungan akan posisi bulan ...eh, maksudnya posisi mars dan bumi... tetapi bagaimanapun juga ketiganya adalah benda alam juga, yang bisa dihitung dalam kaidah ilmu dan pengetahuan.

Rock d World!
rio_nisafa

Thursday, October 26, 2006

GURU YOSEN


Meski bukan penggemar manga (komik jepang), saya selalu mengikuti serial Kung fu Boy. Sang tokoh utama, Chinmi mempunyai guru yang sangat hebat, seorang pendekar kung fu yang tiada tanding. Namanya Guru Yosen. Dalam sebuah kisahnya ia mampu mengalahkan gerombolan pengacau kota sendirian. Di pertarungan lain, ia mampu merobohkan lawan hanya dengan satu helai rambutnya. Jurus kung fu yang paling hebat yang ia wariskan ke chinmi adalah kungfu peremuk tulang, sebuah pukulan tenaga dalam yang mampu merobohkan lawan meski ia berada di balik tembok sekalipun.
Sebagai seorang ahli bela diri, Guru Yosen pun tak hanya mengajarkan tentang teknik bertarung semata. Ia juga mengajarkan kung fu pertarungan, alias kung fu sesungguhnya, dimana para pendekar menghalalkan segala cara untuk mengalahkan musuhnya. Kung fu ini berbeda dengan kungfu tanding, dimana saling pendekar hanya menyerang setelah memberi hormat.
Namun bagi saya, ilmu yang paling berkesan adalah tentang filosofi tentang jurus dan hati. Jurus adalah teknik kung fu seperti pukulan, tendangan, senjata atau pertahanan. Sedang satunya merupakan hati nurani manusia, sesuatu yang menjadi landasan dalam menjalankan perilaku. Seorang pendekar kung fu sejati harus memiliki jurus yang hebat sekaligus hati yang bersih. Tidak boleh jurus saja atau hati yang hanya dikuasai. Keduanya harus sejalan.
Jurus, kata Guru Yosen merupakan mata pedang sedang hati adalah gagang pedang itu sendiri. Mata Pedang yang tajam harus memiliki gagang yang kuat pula. Setajam apapun mata pedang jika tidak memiliki gagang, justru akan melukai pendekar yang menggunakannya. Begitu pula sebaliknya. Gagang yang kuat tak akan berarti apa-apa jika pedang itu sendiri tumpul dan berkarat. Sebuah metafor yang sangat pas.
Tak perlu jadi pendekar kung fu, sayapun sejutu dengan dengan filosofi ini.
Rock d World!
rio_nisafa

Thursday, October 19, 2006

Kambing Jantan


Blog, sebagai trend baru di dunia internet, telah memikat para remaja untuk menuliskan pengalaman harian mereka di dunia cyber. Meski mirip dengan buku diary, blog bukan sebagai catatan rahasia yang hanya diketahui sang penulis semata. Blog justru memiliki kekuatan ketika ia dipublikasikan dan dinikmati oleh netter lainnya. Apalagi banyak situs yang telah menawarkan fasilitas blog dengan beragam fasilitasnya.
Membaca buku berjudul "Kambing Jantan" adalah merupakan pengalaman baru membaca blog dari media online dalam media cetak. Label "best indonesia blog" merupakan alasan bagi sang penerbit untuk mengedarkan buku ini. Apalagi sang penulis, radith/dika atau malah yang disapa kambing, mampu membuat saya terkekeh atau tertawa konyol ketika mengikuti kehidupan pribadinya. Ada kegilaan yang terselip di antara aktifitas harian sang tokoh. Bahkan sang penulis malah menyebut lebih kasar lagi. "Catatan harian pelajar bodoh" sengaja ditampilkan sebagai sub title buku ini.
Radith - atau generasi internet lainnya - lahir dan besar di alam globalisasi dan era teknologi komunikasi. Lintas budaya menjadi hal keseharian yang kerap dijumpai sang tokoh... apalagi ia kuliah di ostrali - begitu ia menuliskan Australia. Namun bukan pengalaman hidup di luar negeri yang menjadikan buku ini menarik... tetapi tentang culture gap. Kesenjangan budaya ketika penulis berinteraksi dengan orang-orang bule di kota kecil bernama Adelaide.
Misalnya ketika Dika harus menanggung rasa kesal karena ada seorang (bukan dari indonesia) yang menyatakan bahwa orang Indonesia mengunakan tangan kiri untuk membersihkan di saluran belakang manusia... hehehehe... Juga saat sang dosen salah memanggil nama Dika dengan sapaan Nike atau salah seorang teman dengan beragam sapaan yang berbeda-beda. Sama seperti kita mendengar suara letusan sebagai "dor", dan orang bule dengan "bang". Kekonyolan lain ketika radith dan kawan-kawan harus menemui sekawanan orang ostrali mabuk di jalan pada malam hari.
Buku ini juga menggambarkan bagaimana kambing harus mengalami ketergantungan teknologi atau beragam aktivitas "bodohnya" serta sifat pelupa, jorok, dan liar, baik di jakarta maupun adelaide. Begitu pula dengan kehidupan keluarga yang juga sedikit aneh. Sayangnya kehidupan asmaranya, dengan seorang gadis bernama "Kebo" tak mendapat porsi banyak. Atmosfer global juga sangat kental dalam buku ini. Misalnya pengunaan bahasa gado-gado indonesia-english atau kata-kata macam "wadefak".
Membaca buku ini hingga tuntas ternyata membawa "sidikit" kecemburuan bagi saya. Nampaknya enak benar hidup sang kambing jantan ini. Kuliah di ostrali dengan apartemen sendiri, Honda CRV sebagai hadiah ulang tahunnya, dan seakan menjalani hidup tanpa beban. Atau ... lupakan tentang baban kehidupan yang ia tanggung... ia hanya ingin menulis yang "bodoh-bodoh saja" dan membagi pengalamannya melalui blog. Mungkin ini lah yang membuat blog tersebut menarik untuk diikuti dan dibaca ratusan orang di dunia maya tersebut.
Soal harga buku ini, saya tak tau persis. Maklum saya meminjamnya dari perpustakaan pemda kulon progo... hehehe... lumayan juga bisa baca buku gratisan. Setidaknya saya yang di "ndeso" ini bisa tahu dunia luar melalui buku ini.
Rock d World!
rio_nisafa

Friday, October 13, 2006

Rock d World!



Jika saya sebut "Connecting People", saya yakin bahwa
ingatan anda pasti tertuju pada salah satu brand
ponsel. Begitu pula sebuah merk rokok mild akan
terlintas di pikiran jika anda tengah melintasi baliho
tertulisan "Bukan Basa-Basi". Mungkin pula ingat atau
hafal beberapa tagline yang kerap dilafalkan di layar
kaca sebagai TVC (atau Televisi Commercial/iklan).

Dan itulah kekuatan tagline... sebuah jembatan keledai
yang mampu menghubungkan pikiran, perasaan,
pengetahuan hingga pengalaman anda pada sebuah produk
tertentu. Tak perlu teori-teori advertising atau massa
communication (yang saya pelajari di kampus), andapun
pasti setuju... lha buktinya anda pasti tau ke-2 brand
yang cukup gencar beriklan di atas. Oya, anda bisa
liat TV gratis juga karena ada iklan. Hal ini juga
bukan karena saya pernah menjadi seorang copywriter (=
penulis naskah komersial), di sebuah perusahaan
periklanan lokal di jogja atau perusahaan "yang
ngakunya principal" sepeda motor indonesia.

Saya hanya ingin berbagi akan tagline. ... Dan saya
juga mempunyai tagline buat diri saya sendiri. Ya..
sebuah tagline bagi seseorang secara personal, bukan
pada brand atau product. Klo anda kebetulan sering
bertukar pesan melalui email atau sms dengan saya,
pasti anda akan dapat mencermati kata-kata pada bagian
akhir.

Rock d World!

yap... Rock d World! telah menjadi tagline saya selama
lebih dari dua tahun... setidaknya sekitar agustus
2004 saya mulai mengunakan tagline ini. Beberapa saat
sebelumnya saya juga mengunakan tagline juga...
tentunya dengan redaksional yang berbeda yakni "Keep
Rockin'". Tapi kapan mulainya saya tak ingat benar.
Mungkin sekitar tahun 2000-an, ketika saya mulai
merasakan kebutuhan ber-email ria dan perlu semacam
greeting di akhir pesan.

Tentang Rock d World!, saya punya cerita unik...
awalnya, saya tak mengunakan tanda seru "!" sebagai
karakter terahkir. Ada seorang teman, Suhartono atau
kerap disapa "tono, botak atau k*p*t " yang kemudian
menyarankan saya untuk mengunakan tanda penthung
tersebut. Coba simak pesannya yang disampaikan melalui
sms kepada saya " tp mnrtku ada yg krg yo,..... ,kasi
tanda seru,rock d world! :p ok?"

Dan tanpa berpikir dua kali, saya sepakat dengan rekan
yang kini menjadi seorang jurnalis di sebuah surat
kabar harian di jakarta ini. Dan detik itu pula, saya
mengubah menu "signature" yang ada di HP saya. Esoknya
saya juga mengunakan "!" di akhir email yang saya
kirim.

Rock d World!
rio_nisafa

Sunday, October 08, 2006

KERJA INFORMAL


Orang boleh bilang bahwa tingkat pengganguran di Indonesia sangat tinggi. Tak hanya lulusan pendidikan menengah semacam SMA atau SMK, alumni perguruan tinggi juga merasakan sulit mencari pekerjaan. Berbagai alasan pun mengemuka mulai pendidikan yang tak mengacu kebutuhan tenaga kerja, minimnya investasi, rendahnya minat wirausaha hingga persoalan mental segala.


Tapi jika kita amati di sekeliling .... teramat banyak cara untuk mendapatkan uang. Cara-cara tersebut tak perlu ketrampilan khusus atau pendidikan tertentu. Bahkan tak ada instansi pendidikan yang mengajarkannya. Orang mengatakan pekerjaan tersebut sebagai jenis pekerjaan informal, tetapi apapun jenisnya tujuan orang bekerja juga untuk memperoleh kompensasi berupa beberapa rupiah.


Dan menurut saya, ada 3 macam profesi yang menurut saya sangat aneh, yakni :


(1) CALO HALTE.
Profesi ini adalah profesi paling aneh yang pernah saya temui. Aneh karena ia tidak memberikan "value" kepada siapapun. Ia hanya berdiam diri di halte atau terminal, berteriak-teriak tujuan trayek bus dan menaikkan penumpang. Aneh bukan... calo halte melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dikerjaan sama sekali. Kenapa ia harus berteriak lantang tujuan trayek. Bukankan ketika berada di terminal atau halte, Anda sudah memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Sekalipun anda tidak tahu kendaraan apa yang hendak anda gunakan, bukankah tiap bus / angkot sudah mencantumkan rute jalurnya. Masih kurang ? Di setiap terminal terdapat papan petunjuk trayek dan lajur bus. Bahkan di beberapa halte, terpajang rute perjalanan bus umum yang melewatinya.


Klopun sang calo merasa mencarikan penumpang... itupun salah besar. Apakah anda naik suatu bus karena terbujuk sang calo? TIdak!. Anda naik bus tersebut karena anda memang membutuhkan sarana transportasi. Berbeda dengan sales, dimana ia dituntut untuk melakukan upaya argumentatif dan persuasif kepala calon konsumennya. Lebih dari itu, setiap penumpang pasti akan menuju bus paling depan, yang paling duluan ngetem. Tanpa calopun, semua orang akan juga naik bus yang berangkat duluan. Iya kan ?


Sekali lagi yang paling konyol adalah setiap calo melakukan hal yang sama pada setiap bus. Lalu dimana value yang bisa diterima oleh kernet atau sopir, selaku awak bus. Gak ada! Lalu kenapa pula awak bus harus menyisihkan sebagian recehnya untuk sang calo ?


(2) TUKANG CATAT SAMSAT.
Saya kurang tau persis untuk menyebut profesi ini. Tapi tak ada salahnya juga kalo saya menyebut sebagai tukang catat samsat. Toh profesi ini menawarkan jasanya untuk catat mencatat dan hanya beroperasi di kantor samsat, dimana kita harus berurusan dengan perpanjangan STNK atau balik nama kendaraan bermotor.


Dalam birokrasi perpajakan, kita sering direpotkan oleh pengisian form yang sangat ribet dan terkadang bertele-tele. Misalnya saja ketika hendak memperpanjang STNK, kita akan mendapat formulir isian dengan beragam kolom mulai dari nama pemilik, alamat, jenis kendaraan, cc, no plat, no mesin, no rangka dan sebaginya. Aneh bukan ? Bukankah kantor samsat juga mempunyai data base di komputer untuk semua informasi di atas. JIka benar begitu, seharunya kita hanya perlu mencantumkan satu entry aja (misal no plat) dan tujuannya (perpanjangan stnk, balik nama, atau ubah fungsi kendaraan). Tak semua harus dicatat dan dituliskan di formulir tersebut.


Tapi anehnya .... ada aja orang yang memanfaatkan tidak tahuan atau (kemalesan) orang dengan menawarkan jasa mencatatkan ke formulir tersebut. Anehnya juga, klo kita hendak mengisi formulir, tidak ada satu alat tulispun disediakan di samsat. (Bandingkan dengan ketika anda hendak memuliskan slip tabungan di bank). Lalu andapun mau tak mau, harus menggunakan jasa tukang catat samsat ini. Mesksipun sebenarnya anda bisa mengerjakan sendiri - apa sich sulitnya menyalin - tetapi karena keteledoran anda tidak membawa pulpen, andapun terpaksa mengunakan jasa mereka.


(3) JOKI 3 in 1
Profesi aneh lainnya adalah Joki 3 in 1. Profesi ini hanya bisa dilakukan di Jakarta pusat, di daerah tertentu yang disebut sebagai Daerah 3 in 1, sebuah daerah dimana setiap mobil harus membawa minimal 3 orang pada jam tertentu. Tetapi hal ini disiasati dengan munculnya profesi joki 3 in 1 yang menawarkan diri sebagai penumpang selama perjalanan di kawasan tersebut.


Keanehan dari profesi ini adalah interpetasi pada jumlah penumpang mobil. Regulasi tersebut dimaksudkan agar pengunaan kendaraan pribadi bisa dikurangi, sehingga mengurangi kemacetan. Tetapi dengan adanya sang joki, pemilik mobil pun bisa berdalih untuk tetap meneruskan kebiasaan berkendara dan joki 3 in 1 pun punya penghasilan tersendiri. Oya, Pemerirahan Daerahpun punya alasan bahwa ia telah mengatur kebijakan transportasi perkotaan.


Seharusnya segala jenis regulasi secara langsung maupun tidak juga mengatur suatu badan yang bertanggung jawab atas pelaksaan peraturan tersebut. Misalnya UU Pemilu mengatur pembentukan KPU, Panwaslu atau mengatur lembaga independen pemantau pemilu.... tetapi tidak bagi regulasi pemda DKI yang justru melahirkan profesi ajaib ini... mungkin sama ajaibnya dengan lembaga yang menerapkannya.


Rock d World!
rio_nisafa

Wednesday, October 04, 2006

Nonton Konser #2

(15) :::PAS:::
Begitu Pas akan konser di jogja, saya langsung memutuskan untuk mengagendakan waktu. Dua kali, saya melewatkan aksi live mereka. Pertama saat malam tahun baru, dimana saya justru milih kongkow di rumah teman, dan yang kedua, saat Pas band tampil di PRJ dan saya merasa tidak nyaman dengan massa slank, yang saat itu juga tampil sepanggung. KOnser Pas kali ini digelar di Stadion Kridosono, Jogja, sekitar 3 bulan setelah gempa Jogja. Klaim panitia, konser ini diadakan dalam rangkaian program Jogja Bangkit. Dari tiket seharga Rp. 7000, penonton telah berpartisipasi sebesar Rp. 5000 yang akan diserahkan kepada korban bencana alam.

Konser dibuka dengan pemutaran klip terbaru Pas yang berjudul Gladiator (?). Saya sendiri belum melihat klip ini, entah karena memang fresh from oven atau karena saya jarang nonton MTV. Belasan hits milik PAS pun digeber. Dalam konser ini, saya baru tau klo Trisno, pebass Pas ternyata juga mampu melantunkan suara di lagu "Bayangan" (lagu lama dari Band U-Camp) dan Yesterday" (lagu oldist milik Beatles yang dirombak dalam warna musik ala punk). Suaranya yang berat dan gelap memberi warna lain bagi vokal Yuki yang lantang. Pas juga membawakan lagu Bimbo "Ada Anak bertanya pada Bapaknya" dengan menampilkan Iday, seorang vokalis tamu yang juga diajak di lagu terbaru mereka. Saya kok merasa pembawaan lagu ini mirip lagu "perdamaian" yang kembali dipopulerkan oleh Gigi. Dalam konser ini, saya baru sadar bahwa semua personel Pas mampu tampil sebagai frontman. Yuki sang vokalis mampu membawa konser ini secara mengalir, Trisno membawakan dua buah lagu, Sandi terkadang maju ke bibir pangung untuk berinteraksi dengan audience, juga Benk-benk yang atraktif selama di panggung. Oya, gaya Yuki ber-head bang juga terlihat asyik.

(16) :::BOOMERANG:::
Sebelum keluar dari Logiss Record, Boomerang sempat menikmati betapa megahnya konser yang digelar oleh Log, sang promotor musik rock ternama. Salah satunya di JOgja, dimana saya turut menikmatinya. Boomerang menggelar konser tersebut dalam rangka promosi album mereka yang tertajuk "X-travaganza". Sebuah album yang cukup sukses secara komersial. Besar di panggung-panggung festival menjadikan Boomerang tampil begitu hebat di konser tersebut. Apalagi mereka adalah finalis dari Festival Rock Indonesia yang rutin diselenggakan oleh Log.

Lagu paling keren selama konser menurut saya adalah "Gadis X-travganza". Ketika Boomerang melakukan akis panggung, tiba-tiba saja dari belakang panggung keluar 3 sexy dancer. Ketika cewek tersebut langsung meliukkan badannya selama lagu tersebut, terdengar seruan penonton. Apalagi mereka hanya mengenakan pakaian ketat berwarna hitam. Roy, sang vokalis juga turut mengomentari penampilan sexy dancer tersebut. Atraksi ini tentunya mengejutkan penonton yang sebagian besar adalah kaum adam. Setelah lagu tersebut, Boomerang menutup konser dengan lagu "Bawalah Aku" dan "Pelangi"

(17) :::COKELAT:::
COkelat dengan Kikan sebagai 'frontman' telah menjadi buktinya betapa dashyatnya wacana girl power yang ramai dibicarakan saat ini. Kikan kerap melantungkan lagu -lagu yang menampilkan sisi kejantannya seorang cewek, apalagi ketika berhadapan dengan urusan cinta. Simak aja lagu-lagu seperti "Karma" atau "Pergi" yang sempat saya nikmati saat mereka menggelar konser dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.

Dan entah kenapa, sebuah kebetulan, hanya perasaan saja atau memang terjadi.... saya merasa lebih banyak cewek yang berdiri disekiling saya saat konser tersebut... mereka juga nampak menikmati konser Cokelat saat itu. Sesuatu yang jarang saya temui di konser-konser lain... Dan mereka, para cewek tersebut ternyata juga berani bernyanyi lantang sepanjang konser ini.

(18) :::UTOPIA:::
Di antara belasan pagelaran musik, konser utopia di kemayoran Jakarta, adalah konser paling sexy. Bagaimana tidak, Pia, sang vokalis tampil dalam busana yang seksi. Boleh jadi ini penilaian yang terlalu naif... tetapi saya jarang melihat aksi band dengan vokalis perempuan. Dan penilaian ini ditunjang dengan Pia yang tampil dengan sepatu boot, celana (atau rok) di atas lutut, kaos ketat dan make up yang glitter. Apalagi saat disorot spot lamp. "... wowww "

Tapi tunggu dulu... aksi panggung Pia tak hanya sekadar tampilan fisik. Pia juga mampu menghiptonis penontonnya untuk nyanyi dan goyang bersama. Terutama di laku-lagu mereka yang meledak seperti "Antara Ada dan Tiada", "Seperi Bintang", "Kesepian Abadi". Sekilas lagu tersebut menggingatkan saya pada sinetron ... dan sudah Seharusnya Utopia bersyukur karena lagu-lagu tersebut telah dipopulerkan sebagai theme song sinetron di televisi.

(19) :::KLA PROJECT:::
Sebagai sebuah band besar, KLa Project juga mampu menampilkan aksi terbaiknya di atas stage, selain album yang laris manis. Komunikasi dan interaksi Katon Bagaskara ke Klanis harus dinilai dua jempol. Saat live di Graha Saba Pramana UGM, Kla project yang saat itu masih diperkuat Lilo di posisi gitar. KOnser KLa ini merupakan rangkaian promo album "Klakuistik", Sebuah album yang direkam secara langsung saat KLa menggelar konser akuistik di GKJ, Jakarta. Dengan mengusung musik akuistik, KLa mampu memainkan musik secara optimal. Lirik-lirik romantik menjadi nilai lebih tersendiri. Sebuah konser yang nyaris sempurna, seandainya Katon tidak (sedikit) terpeleset di reffrain terahkir lagu "Gerimis". Tapi tak apalah, toh penonton juga tak terlalu detail memperhatikan.

KOnser kedua KLa project, saya saksikan di Plenary Hall, JHCC, beberapa bulan silam. KOnser bertajuk "5ense" ini, menurut saya merupakan konser 'nostalgia'. Maklum Kla Project lebih banyak menampilkan lagu-lagu lama mereka. Album terakhir mereka "New Chapter" tak laris di pasaran. Itupun lebih dari dua tahun silam. Album sebelumnya, lebih jauh lama lagi, dirilis 1998. Formasi pun berubah, Lilo tak memperkuat Kla dan tampil sebagai bintang tamu di dua (atau tiga) lagu. Lagu terahkir dalam konser ini adalah "Yogyakarta". Lagu ini semakin mempunyai makna mendalam bagi saya. Bukan saja saya lahir dan besar di jogja, tetapi pada esok paginya, saya memutuskan untuk mudik dan bekerja ke Jogja, setelah hampir dua tahun kerja di kota metropolitan.

(20) :::SUPERGLAD:::
Awalnya saya tak tau, band apa yang tengah performance di panggung setibanya saya di Stadiun Sumantri Bojonegoro, Jakarta. Sekilas lagunya memang asyik. Lagu "Darah Muda" yang dipopulerkan oleh Raja Dangdut, wak haji Rhoma Irama diplesetan menjadi sebuah lagu bercorak alternatif. Di tangan band ini, lagu tersebut semakin mamapu menuturkan "kekerasan" hati para remaja dalam kehidupan sehari-hari.

Di lagu berikutnya, yang berjudul "Pecundang" saya baru tau, klo band yang tengah saya nikmati adalah Superglad. Kalo sekadar refferainnya sich, saya tau, meski tak hapal seluruh lagu ini. Penampilan Superglad ditutup dengan lagu yang baru saya ketahui belakangan. judulnya Peri Kecil. Saya mengetahui judul ini dari video klip mereka yang tayang di MTV. Secara keseluruhan, saya tidak bisa menilai penampilan Superglad, karena saya baru tiba di tempat dan berada jauh dari bibir panggung.

(21) :::TIC:::
Nasib apes mungkin dialami oleh TIC. Band ini tampil di Soundrenalin sebagai band pembuka. Padahal acara tersebut digelar mulai jam 12.00 siang. Walhasil belum banyak pengemar musik yang datang event tersebut. Sekalipun ada mereka lebih memilih berdiri di sekitar booth sponsor untuk sekadar berteduh di terik mentari. Begitu juga dengan saya yang memang datang awal untuk nonton konser sebesar Soundrenalin. Satu band pun tak boleh lewat.

Tiga album yang mereka miliki seharusnya cukup menjadi modal bagi TIC untuk tampil lebih sebagai 'anak bawang'. Namun dari album tersebut tak banyak lagu yang menjadi hits. Di antaranya "Terbaik Untuk Mu" dan "Perbedaan" Diperlukan usaha keras dan kreatif dari personel Tic untuk melahirkan hit yang lebih banyak dan bukan sekadar band pembuka saja.

(22) :::SLANK:::
Saya tidak begitu ingat benar dengan konser Slank yang pernah saya nikmati. Mungkin karena sudah terlalu lama juga. atau karena saya ogah-ogahan juga nonton konser ini.... massa Slank dengan beragam citranya telat membuat saya enggan terlebih dahulu. Ketika telah sampai stadion Kridosono, JOgja, saya malah memutar dulu stadion tersebut, sekadar memastikan tidak ada insiden yang menganggu. Setelah aman, baru saya parkirkan kendaraan. Ketika berjalan kearah stadion, beberapa calo tiket mendatangi saya, dan saya bergeming karena saya telah memegang tiket. ternyata.... pintu masuk telah dibiarkan terbuka, tak ada petugas yang memeriksa tiket.

Dalam stadion, saya pun milih berdiri jauh dari panggung. Hanya melihat massa Slanker telah menyemut dan belasan bendera slank dikibarkan penuh semanggat. Slanker tampak antusias mengikuti setiap lagu melalui Suara Koor dan gerak tubuh. Sejujurnya saya juga tidak begitu ingat lagu apa saja yang dibawakan oleh Kaka. Pertama karena band asal gang Potlot ini sangat produktif melahirkan album dan kedua saya bukanlah Slanker sejati hehhehe... Setidaknya saya ingat lagu terahkir mereka adalah "Kamu Harus Pulang"... sebuah lagu yang sesuai untuk mengakiri kefanatikan para Slanker.

(23) :::ELEMENT:::
Band ini "terpaksa" saya tonton karena element termasuk dalam deretan band yang tampil dalam soundrenaline di Jogja. Jika band yang diawaki oleh Didi cs ini tampil dalam konser tersendiri, saya pasti berpikir belasan kali untuk menontonnya. Bukan karena saya antipati dengan band ini... tapi selera musik saya berbeda. Itu saja.

Mungkin ini karena image element -pada awalnya- terbentuk dari sejumlah model dan pemain sineton yang mencoba bermain musik. Kesannya sich jadi seperti boyband. Padahal dilihat dari sisi musikalitas, element telah beberapa mengeluarkan album dan tak sedikit mencetak hits. Dan penampilan mereka di konser tersebut juga tak buruk-buruk amat. Selama konser ini saya hanya teringat oleh seorang kawan yang sangat tergila-gila dengan "Kupersembahkan Nirwana" sebuah lagu juga turut dibawakan Element dalam konser.

(24) :::BASE JAM:::
Dalam awal karir musiknya, Base Jam termasuk dalam kategori band pendatang yang cukup sukses. Tiga Album pertamanya, dengan masing-masing hit "Bermimpi", "Aku Jatuh Cinta", dan "Bukan Pujangga" terbilang laris manis di pasar musik. Namun sayang pada album berikutnya, lagu-lagu mereka kurang berbunyi. Dan beberapa personelnya cabut meninggalkan band ini.

Dan tatkala saya menikmati Base Jam konser di alun-alun Jogja, pamor mereka sebagai sebuah band besar telah meredup. Lebih banyak lagu lama yang mereka bawakan. Mungkin lagu mereka terbaru tak begitu sering saya dengar di radio atau klipnya di TV. Saya lebih sering melihat salah satu vokalisnya bermain sinetron atau bintang tamu acara lawak TV.

(25) :::TIKET:::
Sejujurnya saya tak begitu mengenal Band ini. Mungkin ketika saya menonton tiket, lagu mereka tengah menjadi radio hits. Setahu saya pemain bass nya adalah Opet, mantan personel Gigi sebelum Thomas kembali ke band tersebut. Selain itu saya tidak tahu banyak, termasuk lagu-lagu yang mereka bawakan di gelaran Soundrenalin 2003.

Namun ada Yang menarik dalam konser mereka. Setidaknya menurut saya. Yakni ketika sang vokalis - yang berkepala gundul - menendang bola kaki ke kerumunan penonton. Oya, sebelumnya bola ini telah ditandatangi oleh masing-masing personel Tiket. Walhasil bola tersebut seakan menjadi souvenir untuk para penonton. Dengan cara ini, bukan hanya penonton yang ada di bibir panggung yang akan mendapat bola tersebut, tetapi juga penonton yang berada di tengah. Apalagi ada sekitar 5 bola yang ditendang.

(26) :::JIKUSTIK:::
Sebagai band asal Jogja, saya telah beberapa kali menikmati penampilan Jikustik. Pertama saat mereka beraksi di Alun-alun Kidul, dan yang kedua saat mereka tampil akustik di halaman Graha Saba, kampus saya. Sebenarnya saya agak lupa, konser mana yang duluan digelar. karena kedua konser tersebut digelar beberapa saat setelah album mayor label pertama mereka beredar. Namun konser Jikustik yang paling berkesan adalah ketika mereka menunjukkan performance-nya di Soundrenalin Jogja.

Sebagai band tuan rumah, Pongki cs tentu berupaya tampil maksimal. bukan hanya musik yang manis didengar, tetapi juga interaksi dengan penonton perlu mendapat nilai bagus. Apalagi dengan selera musik yang mereka bawakan yang tak jauh dari urusan orang kasmaran. Mungkin benar adanya yang ditulis dalam booklet Soundrenalin. Jika hendak menonton Jikustik, ajaklah pasangan anda untuk menikmatinya. Jikustik, band asal jogja ini, memang piawai membawakan lagu-lagu romantis dalam beat yang mellow. Sangat-sangat sesuai didengar berdua bergandengan tangan atau berpelukkan... Apalagi saat itu, senja tengah manja di perbatasan malam ... wah serasa dunia milik berdua...

(28) :::ARI LARSSO:::
Mantan vokalis dewa 19 ini gak merasa minder ketika ia tampil satu panggung bersama Dewa. (Untungnya ?) Ia tampil duluan saat mereka konser Soundrenalin di jogja pada 2003. Boleh dibilang dengan ditendangnya Ari Lasso dari formasi Dewa justru menambah perbendaraan solois cowok yang terbilang langka di peta musik Indonesia. Apalagi penampilannya saat itu juga patut mendapat acungan jempol.

Ari Lasso memang tak kalah pamor dengan Dewa. Beberapa hits dari album pertama dan keduanya ternyata juga dihafal oleh para audience. Saya sendiri merasa aneh sendiri ketika ada beberapa lagu yang sangat dihafalkan penonton sebelah saya dari awal hingga akhir lagu. Kalo soal selera, saya lebih menikmati tarikan suara ari di dewa dulu daripada ketika solo... vokalnya kini terdengar lebih mellow. Klo soal interaksi dan komunikasi ari dengan audience yang lebih membaik, saya tidak tau persis. Soalnya saya memang belum pernah nonton konser dewa dengan mengusung Ari Lasso.

(29) :::YOVIE N THE NUNO:::
Hampir sama seperti element, saya menikmati Yovie n the nuno, hanya karena ada band lain yang akan tampil setelah mereka. Jadi wajar klo saya merasa perlu untuk menyimpan energi untuk menikmati dua band setelah mereka. Apalagi band tersebut membawa aliran alternatif dan rock. Oya, mereka tampil bareng di konser yang digelar di Senayan oleh salah satu majalah dan MTV.

Ketika Yovie n the nuno tengah menunjukkkan aksi di panggung, saya merasa lebih banyak cewek usia belasaan yang menikmatinya. Tapi tak apalah ini juga persoalan referensi musik dan selera personal. Toh klo band hasil garapan Yovie klaar, massa yang berada di bibir panggung juga akan tergantikan sendiri. Yang menjadi catatan dalam konser ini adalah dibawakannya lagu "neraka jahanam" besutan dou kribo, ahmad albar dan ucok aka. Menurut saya, sekali lagi menurut saya, mereka gak pantes bawain lagu ini. Jauh lebih keren klo lagu ini dinyanyikan oleh Roy bersama Boomerang. Lebih nge-rock. Tentunya sesuai dengan liriknya.

(30) :::GIGI:::
Band yang kini digawangi oleh Armand, Bujana, Thomas dan Hendy ini rupanya hampir terlupakan dalam tulisan saya. Alasannya sich sederhana.... saya melihat aksi panggung GIGI sudah beberapa tahun yang lalu, saat saya masih berada di tahun-tahun awal kuliah. Saya tak tau persis juga formasi Gigi saat itu. Apakah pemain Bassnya Thomas atau Opet. Begitu juga orang di balik Bedug Inggris, Ronald atau Budi. Venuenya sendiri kalo gak di Kridosono ya Mandala Krida, pokoknya di salah satu stadion olah raga di Jogja. Sepanjang ingatan lainnya, acara ini diadakan oleh sebuah akademi swasta dan dalam pelaksanaanya sempat vakum agak lama karena menunggu gigi tiba di panggung.

Meskipun demikian, dalam benak saya konser gigi saat itu boleh dikatakan bagus. Aksi musikalitas mereka patut mendapat acungan jempol. Apalagi Armand yang sangat atraktif. Loncat-loncat di panggung telah menjadi trade marknya tersendiri. Tak ada istilah kehabisan energi bagi vokalis yang pernah mempunyai album solo ini. Ia mampu mengkoordinasi penonton untuk bernyanyi bersama di sejumlah lagu seperti "Janji" atau "ooo...ooo...ooo". Walhasil suara koor penonton seolah menjadi backing suara Armand. Nilai lebih lainnya, Armand pun tak segan-segan menyapa penonton dengan ramah.

(31) :::SHAGGY DOG:::
Band ska asal kota gudeg ini memang telah mempunyai nama besar di panggung-panggung. Merekapun punya massa sendiri yang siap menggoyang panggung. Lagu-lagu mereka sempat wira-wiri di radio setempat. Setelah merilis album, popularitas mereka juga semakin terangkat. Maklum beberapa tahun silam, musik indonesia sempat diwarnai oleh deman ska. Meski, musik ska kini mereda, eksistensi Shaggy dog masih tetap bertahan.

Saya menyaksikan penampilan Shaggy Dog di pentas seni sebuah SMA di Jogja. Shaggy Dog sendiri termasuk band tamu yang ditunggu-tunggu. Walhasil penantian para penonton dibayar dengan aksi musik yang Seru banget. Crowded massa langsung menyemut di bibir panggung dan bergoyang riuh ala gaya ska. Dan sayapun termasuk di dalamnya.


Rock d World!
rio_nisafa

Sunday, September 03, 2006

BUKU, BOLPEN, BLOG

(1)
Saya sempat terobsesi untuk mempunyai sebuah notes dalam saku belakang celana. Tentunya notes dengan alat tulis. Kemanapun pergi, saya untuk selalu membawa notes tersebUt. Hal ini diilhami oleh serial duo detektif cilik Amy dan Hawkeye, sebuah novel tipis berukuran tanggung yang sering saya baca di perpustakaan wilayah di kota saya tatkala SMP. Jika ada waktu luang di sore hari, saya sering bersepeda ke perpustakaan milik pemerintah tersebut. Letaknya pun ada di Jalan Malioboro, tak jauh dari rumah saya.

Amy dan Hawkeye adalah dua remaja usia belasan (sama seperti saya saat itu) yang selalu memecahkan berbagai misteri. Dari misteri perampokan, pencurian, hilangnya suatu benda dan sebagainya. Dalam memecahkan masalah Hawkeye selalu menggambar kondisi TKP dengan notes yang selalu ia bawa. Amy, sobatnya juga membantu memecahkan problema tersebut. Gambar Hawkeye tersebut menjadi pedoman bagi duo detektif. Uniknya (atau hebatnya), dalam sang pembaca juga berinteraksi dengan memecahkan misteri dengan mengamati kejanggalan atau keanehan dari gambar tersebut. Dalam setiap kasus, jalannya cerita dibagi tiga bagian, narasi tentang kasus, gambar TKP dan narasi pemecahan kasus. Setelah membaca sebuah kasus, pembaca dapat memecahkan misteri siapa perampok, perihal alibi, trik penipuan, atau modus kejahatan lainnya melalui pengamatan detail gambar. Jawabannya ada di akhir cerita yang di sajikan di halaman belakang dan di ditulis secara terbalik. ya terbalik, seperti tulisannya Da Vinci. Pembaca yang ingin mengetahui akhir kasus tersebut dalam membaca narasi penyelesaian kasus dengan mengunakan cermin atau menerawangnya ke arah cahaya.

Selain teergolong novel detektif yang ringan, Serial Amy dan Hawkeye menawarkan interaksi yang jarang dijumpai di media buku. Namun yang lebih berkesan, bagi saya, adalah bagaimana sebuah notes yang selalu dibawa sang tokoh mampu memjawab semua teka teki. Jauh setelah membaca novel tersebut, saya baru sadar klo seorang detektif juga harus memiliki mata setajam mata elang, Hawk-eye.

Namun sayang beribu sayang, saya hanya remaja (atau manusia) biasa... Saya teramat jarang mengalami kejahatan di depan mata. Bagaimana pula saya ingin memecahkannya melalui coretan2 sketsa TKP. NOtes yang ingin saya bawa terus pun tak benar-benar ada di saku belakang celana.

(2)
Bagi saya bolpen bukan sekadar alat tulis semata. Di tangan saya, bolpen bisa menjadi 'mainan' sederhana. Di sekolah atau kampus, saya sering memutar-mutar bolpen dengan jari-jari saya. Sekilas memang sederhana, tetapi saya yakin tak banyak orang bisa memainkannya dalam sebuah kesempatan. Sayapun perlu waktu untuk mahir memutar bolpen. Caranya... pegang pulpen antara jari telunjuk dengan jari tengah, lalu putar bolpen sehingga posisi bolpen berada di antara jari tengah dan jari manis. Dari sela jari ke sela jari berikutnya. JIka bolpen sudah berada di antara jari manis dan kelingking, putar balik arah bolpen. Begitu saat bolpen berada di sela jari tengah dan jari telunjuk.

Saya tahu 'permainan' ini dari Dody, teman saya kecil. Tepatnya ketika kelas 3 SMP. Dan ketika SMA, muterin pulpen telah menjadi hobby saya. Bahkan beberapa teman minta diajarin muterin pulpen. Ketika memasuki masa kuliah, saya juga sempat menularkan hobby ini ke beberapa teman. hehehe... saya belajar hobby ini dari teman dan kemudian waktu saya juga harus mengajarkan pada teman lain.

Masih di bangku kuliah, saya menemukan alternatif memainkan bolpen. BOlpen bukan diputar di antara jari jemari, tetapi cukup diputar melingkari ibu jari. Ini berbeda sekali dengan metode saya. Klo muter bolpen versi saya (atau dody), ibu jari tidak pernah digunakan sama sekali. Cara memainkan juga tak kalah susahnya. Pegang pulpen antara ibu jari dengan jari telunjuk. Dengan sedikit sentakan jari buat bulpen memutar melingkar ibu jari. Tapi dengan cepat pula tahan putaran tersebut dengan jari telunjuk. Setelah bolpen terhenti sejenak, coba putar lagi bolpen tersebut. Sampai kini saya merasa cukup mahir memainkan kedua teknik ini.

Sebenarnya ada 'varian' lain memainkan bolpen dari kedua teknis di atas. Yang pertama bolpen tidak lagi diputar balik ketika berada di jari manis dan jari kelingking...tetapi meneruskan putaran melalui jari yang sama. Hasilnya gerakan bolpen tidak bolak-baik tetapi memutar. Yang kedua, juga merupakan kebalikan teknis kedua. Jika teknik sebelumnya jari telunjuk digunakan untuk menahan putaran bolpen, maka pada varian ini, jari telunjuk digunakan untuk membuat tolakan baru. Gerakan bolpenpun menjadi bolak-balik melingkari ibu jari. Namun saya tidak menguasai kedua varian ini.

Ada suatu cerita menarik... ketika di kampus, Yulia, adik angkatan saya berkata bahwa ia sempat melihat seseorang di sebuah Mall. Lalu ia bercerita detail bahwa ia melihat ada seorang yang muterin bolpen sepanjang jalan. Bahkan ketika naik eskalator. Dan sejuruspun ia sadar, kalo orang itu adalah saya.

(3)
saya tak hanya mempunyai 1 blog dalam dunia maya. Kalo dihitung sebenarnya ada 2 blogger dan sebuah personal site. Blog dan Personal site memang perlu saya bedakan. Karena keduanya juga mengalami masa trend sendiri. Blog lebih belakangan muncul dan lebih bersifat semacam diary online dan sederhana, sedang personal site lebih luas. Perbedaaan lainya juga menyangkut pengiriman content.

http://www.geocitoes.com/rio_nisafa
Situs ini dirancang sebagai situs mengenai apapun tentang rio.... mulai dari CV (yang biasa buat lamaran kerja), Serial Cerita (masih ingat Serial Roy dan JOKo), serial Tulisan (Cangkem dan Cerita Tentang...), karya grafis, situs2 favorit, curhat, kata2 mutiara dan sebagainya. pokoknya apapun tentang saya, ada! Namun situs ini tak kunjung selesai... Dari sisi site map, mungkin udah oke, tapi ketika diklik, masih banyak page yang kosong... selain karena minimnya akses internet (ongkos di warnet maksudnya hehhe), minat saya untuk meneruskan situs ini juga sudah terkikis.

http://www.rio230978.blogspot.com/
Blogger ini saya buat ketika lagi musim-musimnya orang bikin blog. sebuah trend yang tampaknya masih berlanjut. Beberapa tulisan yang tidak saya update di personal site, saya masukkan ke blog ini. Tulisannya pun sangat beragam, mulai dari resensi musik, cerita pendek hingga puisi. Sedang diary saya sendiri (semacam catatan harian) malah tidak pernah ada sama sekali. Bukan berarti saya malas mengirim diary ke blog (sebagaimana fungsinya blog itu sendiri), tetapi karena memang saya tidak pernah (lagi) menulis diary.

http://rio_nisafa.blogs.friendster.com/rio_nisafas_blog_/
Tak mau kalah dengan situs2 sejenisnya, Friendster (www.friendster.com) menawarkan blog secara free kepada usernya. Hal ini tentu hal yang mengembirakan ditengah trendnya Friendster (atau FS, orang menyingkatnya). Fitur2 yang ditawarkanpun menjadi lebih komplet. Sayapun (http://www.friendster.com/rionisafa) juga mempunyai blog FS. Namun karena posting tulisannya harus login terlebih dahulu, saya pun menjadi malas untuk mengupdate. Tulisan saya di blog ini juga sangat sedikit. Padahal setiap kita mengup date blog, FS akan secara otomatis memberi tahu ke seluruh teman kita yang tergabung dalam FS.

Rock d World!
rio_nisafa

Friday, August 25, 2006

5 Lagu Dangdut Terbaik

(1) Terajana.
Inilah lagu dangdut tentang lagu dangdut yang dibawakan Rhoma Irama, sang raja dangdut. Sebuah padanan yang teramat sangat sempurna. Lagu ini direkomendasikan dinyanyikan di panggung 17-an di lapangan terbuka ketika masyarakat haus untuk dihibur dengan musik dan goyangan. Terajana mendendangkan tentang dangdut itu sendiri, bukan jenis lagu lain; seperti "dangdut is music of my contry". Ngerasa aneh gak sih ndenger lagu bercorak pop-rock (?) ini.
 
" pingul bergoyang-goyang, rasa ingin berdendang"

(2) Pagar Makan Tanaman.
Masih ingat pelajaran peribahasa saat di sekolah dasar ? Jika masih ingat, pernahkah
> denger peribahasa indonesia dalam lagu ? klo belom inilah lagu Mansyur S yang menyiratkan  sebuah peribahasa sekalgus arti kiasannya. Bertutur tentang pengkhinatan seorang sahabat dalam merebut kekasihnya. Istilah sekarang PNP, Pren Makan Pren.
 
" bukankah engkau tahu, dia itu milikku, namun begitu tega kau rampas segalanya"
 
(3) Senyum dan Hatimu
Lagu dangdut tak selamanya kelam dan nestapa, baik dalam dimensi status sosial ekonomi (termiskin di dunia, pondok derita) maupun dalam percintaan (jatuh bagun). Ikke Nurjanah (dan berduet dengan suaminya, Aldy Bragi) mampu menunjukkan sisi lain cinta yang romantis tanpa harus jatuh dalam warna- warna melankolis.
 
"Senyumlah untuk semua orang, tapi hatimu jangan"

(4) Bang Toyib
Siapa tak kenal Bang Toyib, si suami durhaka itu. Bisa jadi ia bisa mengalahkan popularitasnya Sephia-nya Sheila on 7. Bahkan Bang Toyib-pun lebih populer dibanding dengan penyanyi dan penciptanya. Selain menceritakan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, lagu ini merupakan bukti bahwa lagu dangdut mendapat banyak pengaruh musik lain. Jika didengarkan detil, lagu ini merupakan sebuah plesetan yang luar biasa hebatnya.
 
"tiga kali lebaran, tiga kali puasa, abang tak tak pulang-pulang, sepucuk surat tak datang"
 
(5) Hujan Malam Minggu
Tak banyak banyak lagu dangdut dibawakan secara keroyokan. Mungkin karena jarang lagu dangdut yang diciptakan untuk mengenang suatu hal (misal bencana tsunami atau sesuatu yg patriotik) atau untuk mengingat kembali seorang legenda (seperti atribute to ...) . Tapi  tidak dengan Hujan Malam Minggu. Lagu yang dipopulerkan tahun 90-an ini mengusung belasan penyanyi dangdut ternama di masanya. Lagu ini membaginya dalam 2 lirik, lirik untuk lelaki dan lirik bagi perempuan. Bertutur tentang rayuan gombal mahluk bernama laki-laki.

" bukan aku tak mau sayang, hujan di malam minggu"

 
Rock d World!
rio_nisafa*)

 
*) tagline-nya tetep Rock d World!, meskipun ada yang usul Dangdut d World!


Monday, August 21, 2006

Nonton Konser #1

Saya memang tak pernah nonton konser band kelas dunia lainnya... tapi saya punya banyak pengalaman nonton konser, terutama band.

(1) :::DOT:::
seingat saja ini adalah nonton konser pertama saya... tepatnya konser band skala nasional dan udah masuk dapur rekaman ... klo cuman lomba band antar kelas sich tak masuk hitungan. Waktu itu, saya masih SMA dan harus mengantarkan adik saya yang masih SMP untuk nonton band ini. Band ini sangat-sangat membawa nuansa ABG dalam musik maupun liriknya. Mungkin juga karena vokalis band ini, Eza Yayang pernah jadi finalis model cover majalah ABG. BUktinya, adik saya sampai merajuk untuk nonton konser ini.

Konsernya sendiri diadakan di lapangan sebuah SMA di Jogja. Panggungnya sangat-sangat sederhana. Tak ada tata lampu, karena acaranya sendiri selesai sebelum magrib. Padahal acara ini diadakan bersamaan dengan launching sebuah produk minuman yang menyasar anak-anak pelajar SMP-SMA. Terlepas konser tersebut, DOT sempat merilis dua album dengan hits "jangan" dan "siapa kah dirimu" (?). Setelah itu.... setidaknya menurut saya, band ini cuman sekadar lewat.

(2) :::PADI:::
Saya sempat dua kali nonton konser Padi. Pertama di JOgja, sewaktu mereka promo tour Album kedua, "Sesuatu yang Tertunda". Konser ini menurut saya konser paling rapi. Padi langsung memulai konser tepat jam delapan pas, tidak kurang tidak lebih. Hal ini dikarenakan tidak ada band lokal yang biasa hanya tampil sebagai band pembuka. Padi langsung mengebrak suasana dengan lagu "Perjalanan Ini " yang cukup mengugah semangat audience. Salut buat Piyu yang saat itu juga tampil sendirian dengan gitar bolong membawakan lagu "Belum ada judul" dari Iwan Fals. Juga buat Yoyo, yang memainkan drum solo saat personel Padi lainnya break. Yoyo mampu membius penonton dengan gebukan bedug inggrisnya.

KOnser kedua, saya saksikan di Jakarta. Sebuah konser yang diadakan oleh MTV di stadiun (gelanggang remaja) di kawasan KUningan. Dan sejujurnya inilah konser yang paling buruk!, Fadli tidak tampil dalam kondisi terbaiknya. Suaranya tenggelam oleh alat musik lainnya. Lebih dari itu, lagu yang ditampilkan cuma sekitar 4-5 lagu saja. Jauh dari ekspektasi yang telah saya harapkan saat berangkat ke konser ini. Hal ini diperparah dengan penonton yang terlalu crowded plus kondisi lapangan yang becek.

(3) :::NETRAL:::
Band yang mengusung aliran alternatif ini ternyata memiliki massa tersendiri. Buktinya saat mereka konser di Plasa Barat Senayan, segerombolan massa langsung menyemut di bibir panggung. Bagus, Sang vokalis perlu mendapat acungan jempol karena mampu berinteraksi dengan pengemarnya. Terkadang ia mengucapkan lirik lagunya terlebih dahulu sebelum musik masuk, Hal ini ditujukan sebagai panduan agar penontonya bisa koor bareng bersama bandnya. Keren banget. Apalagi pas lagu "Terbang Tenggelam" yang memang barusan rilis.

Dengan massa seperti ini, maka wajar saja di Netral kemudian memilih indie label untuk produksi dan distribusi album terbarunya, Album "Hitam" yang kemudian tak lama disusul Album "Putih" (atau terbalik ?). Berbeda dengan band-band lain yang pertama kali merilis album indie sebelum direkrut oleh mayor label. BUkti lain, klo Netral punya fans tersendiri adalah ketika netral selesai manggung dan digantikan band lain, massa tersebut langung membubarkan diri.

(4) :::/RIF:::
Setelah merilis album pertama yang mencantumkan hits "radja", /rif memang telah diperhitungkan sebagai band rock besar di tanah air. Dan saya langsung membuktikannya sendiri saat mereka melakukan aksinya di PRJ, Pekan Raya Jakarta, pada tahun 2005. Aksi Andi memang tiada habisnya. Semua energinya seolah tercurah untuk konser ini. Apalagi ada beberapa barudak /rif (sebutan bagi fans /rif) mengusung bendera /rif selama konser.

Lagu terbaik /rif selama konser ini adalah Jeny. Lirik lagu ini memang sedikit konyol, tapi tetap mengusung nuansa rock yang sangat kental. Di tengah lagu, /rif menyisipkan lagu lain yakni "Nonton KOboi..." sebuah lagu lama yang dibawakan Bing Slamet. Lirik "bergandengan ama pacar di nonton koboi " digantikan dengan "bergandengan ama jeny, nonton PRJ". Lagu oldies ini juga dikemas dengan musik rock yang gak kalah serunya. Setelah lagu tersebut, "Lu Tu Ye" dinyanyikan secara koor bareng penonton sebagai lagu pamungkas.

(5) :::IWAN FALS:::
Tak percuma saja gelar Sang Legenda melekat pada sosok Iwan Fals. Bukan hanya popularitas dan puluhan hits yang ia miliki, sebuah kharisma juga terpancar saat ia manggung di A Mild Soundrenalin 2003 di JOgja. Tatkala itu Iwan membawakan sejumlah lagu dari album "Colaboration with" seperti "Aku bukan pilihan" dan "Senandung Lirih". Sejumlah lagu juga ia bawakan dari album lamanya, seperti "Pesawat Tempur", dan "Bento". Dashyat banget penampilan Iwan Fals saat itu.. juga para FalsMania yang tergabung dalam OI.

Sejujurnya, saya ingin ia tampil solo di atas panggung, bukan dalam format band. Dengan gitar bolong, harmonika, dan sebuah mike, saya rasa Iwan Fals tetap bisa menyihir massa. Lebih keren pastinya. Saya juga sedikit kecewa dengan banyaknya bendera OI yang berkibar (atau dikibar-kibarkan) di depan panggung. Hal ini tentunya menghalangi pandangan saya ke panggung. Kekecewaan saya ditampah dengan lagu terahkir Iwan Fals yang kurang (tidak) saya kenal.

(6) :::NAFF:::
Tatkala nonton konser Naff, sebenarnya saya hanya diajak oleh adik saya yang kebetulan berteman dengan EO konser tersebut. Tanpa tiket pun, kami berdua nonton konser yang digelar di auditorium sebuah universitas swasta di jogja. Saat itu, Naff baru saja merilis album pertama mereka. Sekitar tiga lagu diantaranya berhasil menjadi radio hits.

Awalnya, saya sempat jenuh juga menunggu pertunjukan live Naff. Soalnya beberapa band pembuka tampil terlebih dahulu. Tapi saat lagu pertama mulai digeber, rasa bosan langung hilang. Naff menampilkan lagu pertama dengan tempo yang "lumayan" kenceng. Maklum saja, sampai album terbaru mereka, yang launch beberapa bulan silam, Naff lebih banyak membawakan lagu-lagu dalam beat yang rendah dan terkadang mellow. Tetapi justru yang mellow-mellow tersebut seperti "terendap laraku", "a.n.g" dan "yang tak pernah bisa mencintai"yang mencuatkan Naff di blantika musik nasional.

(7) :::SHEILA ON SEVEN:::
Popularitas Sheila on Seven dapat saya "ramalkan" pada saat mereka baru saja merilis album perdana. Hal ini saya nilai dari konser mereka di pensi (=pentas seni) sebuah SMA di jogja. Saat itu, sheila on 7 baru dalam hitungan hari ketika melemparkan album yang bertajuk Self title tersebut. KOnser itu sendiri sebenarnya adalah konser kedua So7 di kota gudeg setelah pada konser pertama di gelar sebuah universitas tepat satu minggu sebelumnya. Begitu kelima personel naik panggung, histeria massa langsung bergema. So7 langsung dielu-elukan penggemarnya, terutama para remaja belasan. Saya sangat jarang menjumpai histeria seperti histeria pada konser tersebut.

Ya, saat itu Sheila On 7 telah lahir sebagai idola baru para pengemarnya. Lagu mereka enak didengar dan didendangkan seperti "kita", "dan", " anugrah terindah yang pernah kumiliki". Dalam hitungan beberapa bulan berikutnya album tersebut meledak hingga angka di atas satu juta kopi. Sesungguhnya sebelum Sheila on 7 memasuki dapur rekaman, ada beberapa band lokal yang sudah diperhitungan di setiap pementasan di jogja. singkatnya jauh lebih populer dari mereka.

(8) :::NAIF:::
Gila.... itukan kesan saya selama menikmati kekocakan David, vokalis Naif selama konser yang berlangsung di Alun-Alun Utara JOgja. Di sela sela lagunya, ia mampu melemparkan jokenya kepada penontonnya. cukup ger untuk sebuah konser musik. Aksi konyol David adalah ketika ia menduduki sebuah bola balon raksasa di atas panggung. Padahal bola-yang dipenuhi logo rokok- itu sengaja digelindingkan oleh sponsor di atas rumunan audience. Keunikan Naif terletak pada nuansa musik mereka yang kental pada tahun 70-an, yang jarang dibawakan oleh band-band lainnya. Penampilan Naif pada saat itu patut dihargai nilai A+.

Lirik-lirik Naif memang terkesan yang sederhana. Namun hal ini menjadikan lagu-lagu mereka mudah untuk dinyayikan ternyata cukup membawa penonton bernyanyi dan bergoyang bersama. Lagu paling keren selama konser jatuh pada lagu "Curi-Curi Pandang". Penonton tak hanya ikut menyanyikan lagu tersebut, tetapi juga bergoyang sesuai liriknya. "curi ke depan, curi ke belakang, Curi ke kanan, curi ke kiri, heyy"

(9) :::BIP:::
BIP, dalam sejarah musik, telah memiliki dua vokalis. Yakni Irang yang melantang suara di album 1, 2 dan the best serta Ipang, yang tampil jauh lebih keren di album ke 3. Saya cukup beruntung pernah melihat konser BIP dengan masing-masing vokalisnya. KOnser pertama di Sport Hall Kridosono, JOgja, tak lama setelah album pertama rilis. Dan konser kedua di Plasa Barat Senayan, Jakarta, beberapa saat setelah album terahkir mereka beredar. Konser pertama, Irang tampil meledak-ledak sepanjang konser. Tetapi akibatnya di dua lagu terahkirnya, "Skak Mat" dan "Aku Gemuk Lagi" staminanya nge-drop terlalu jauh. Aksi panggungnya menjadi berantakan bersama suaranya yang semakin hilang. Tidak buruk, tetapi jauh dari sempurna. Apalagi di lagu pamungkas.

Di kOnser kedua BIP tampil jauh lebih oke. Ipang mampu menunjukkan sebagai vokalis yang sekelas dan setara dengan Bongky, Indra Q dan Pay yang lebih dahulu terjun di industri musik dan pernah tercatat sebagai member Slank. Ipang mampu menjaga emosi serta mantab dalam pembawaaan setiap lagu. Walhasil keseluruhan lagu dalam konser tersebut, di antaranya "Korslet","Kuncianmu","1000 Puisi" sangat-sangat enak untuk dinikmati.

(10) :::JAMRUD:::
LOg, sang manager Jamrud memang tidak pernah berhitung rupiah ketika menggelar konser Jamrud di jogja. Ia tak hanya menampilkan Jamrud dalam panggung yang besar dan tata lampu wah... tetapi juga atraksi kembang api yang spektakuler. Sesuatu yang jarang dijumpai untuk konser di jogja. Dukungan sponsor rokok pastinya ada di belakang konser ini. Dan Salut buat Aziz cs yang saat itu tampil secara maksimal. Apalagi album kempat mereka, bertajuk "Ningrat" tengah meledak di pasar musik nasional.

Aksi vokalis Krisyanto memang keren punya. Ia mampu mengajak semua penontonnya untuk nyanyi bareng sepanjang konser. Apalagi Jamrud bermain dalam lirik-lirik yang nakal (atau saru?) tetapi mempunyai kaitan dengan relaitas sosial yang terjadi. Puncaknya ... ya saat Jamrud membawakan lagu "Surti Tejo". Di akhir lagu, tanpa perlu dikomando lagi oleh Kris, semua penonton dengan penuh semangat 45 melantangkan lirik terahkir lagu tersebut "Surti, Fuck You!". Lengkap dengan acungan jari tengah.

(11) :::EDANE:::
Perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa Konser Edane yang saya nikmati saat itu masih mengedepankan Roby sebagai pemegang mike. Maklum aja, Edane bisa disebut sebagai band rock yang selalu bongkar pasang vokalis di setiap albumnya. Dari Lima album yang telah dirilis, Edane mempunyai 4 vokalis. Oya, KOnser Edane yang saya tonton kali ini digelar dalam acara welcome party, sebuah konser band untuk menyambut mahasiswa baru jogjakarta yang disponsori perusahaan rokok.

Meski saya sudah menanti-nanti mereka konser di jogja, ternyata saya datang terlambat. Konyol memang. Saat saya datang Edane tengah menunjukkan performance di panggung. Walhasil saya hanya mendengarkan 4 lagu saja, yakni "Fitnah", "Goblok", Ikuti" dan "Kau Pikir, Kau lah Segalanya". Lagu terbaik tentunya ada di dua lagu terakhir, lagu yang menjadi hits di album pertama dan terakhir mereka. Namun sayang seribu sayang, saya menyaksikan mereka di tengah lapangan, terlambat untuk mendekat bibir panggung, sekadar head bang sekaligus berteriak lantang "Mari sini ikuti aku, nyanyikan lagu-lagu beraneee"

(12) :::THE FLY:::
Sebuah pertanyaan sederhana menggelayuti otak ketika saya akan menonton konser the fly saat PRJ 2005. " Siapa vokalis pengganti B'jah ? ". Ternyata jawaban saya baru terjawab pada lagu kedua. Ternyata Kin, sang gitaris, tampil mengisi sesi vokal pada lagu pembuka berjudul "Pelangi Semu". Hal yang sama juga pernah saya saksikan saat the Fly tampil di Televisi. Kin menyanyikan lagu yang sama di awal pertunjukan. Sejujurnya, ini lah salah lagu favorit saya.

Setelah keluarnya B'jah (dikeluarkan tepatnya), the fly tidak segera menunjuk vokalis baru. Dalam konser yang saya tonton, mereka tampil dengan bintang tamu... tak tanggung-tanggung tiga vokalis langsung mereka ajak pamer kebolehan. Yang pertama Erwin Moron, mantan vokalis dr pm, yang kedua Ian, (mantan ?) vokalis Protonema dan terahkir wajah baru yang belum saya tau sebelumnya. Oya, saat performance di TV, the fly menggaet Ipang, vokalis BIP. Klimaks dari konser PRJ ini tentunya lagu "Terbang" yang dinyanyikan oleh 3 vokal sekaligus dan terkadang Kin juga ikut sumbang suara. Tetapi tetap saja sebuah pertanyaan masih tersisa, di album mendatang, siapa sich vokalis dari band yang dianggap copy cat u2 ini.

(13) :::CLUB EIGHTIES:::
Club Eightes memang bukanlah band yang berhasil menorehkan jutaan kopi setiap albumnya. Tetapi mereka adalah band yang tampil all out saat pentas di panggung-panggung pensi. Bahkan dalam sebuah majalah remaja, Club Eighties termasuk band yang paling ditunggu oleh anak-anak SMA dalam mengelar pentas seni. Band yang dimotori oleh Lembu (vokal) dan Desta (drum) ternyata bukan hanya menyajikan musik era 80-an, seperti "gejolak kawula muda" atau "aku suka pacarmu", tetapi juga kostumnya. Mereka tampil dalam balutan busana sport, baju ketat, dengan aksen warna-warna mencolok.

NIlai lebih band ini adalah ketika personelnnya mampu mengajak para penontonnya untuk berflash back di era 80. Narasi tentang sepatu roda, disko, break dance dengan lancar mereka gulirkan. Dan interaktif tentunya. Meski sejujurnya, para penonton, -termasuk saya yang menyaksikan mereka di plasa barat senayan- atau masih terlalu kecil (atau malah belum lahir) pada tahun 80 an tersebut.

(14) :::DEWA:::
Klo ada rangking band paling PD, Dewa (19) adalah pilihan pertama saya. Bagaimana tidak, dalam konser yang digelar di alun-alun jogja, Dewa lebih banyak membawakan lagu-lagu di 2 album terahkir. Pada umumnya dalam setiap konser tak jarang sebuah band -yang sudah mencetak 5 album sekalipun- masih membawakan lagu di album pertama mereka. Once, vokalis dewa hanya melantunkan lagu-lagu dari Album "Bintang Lima" (album ke-5) dan Album "Cintailah Cinta". Sebenarnya sih, ada 'lagu-nya' Ari Lasso yang turut dibawakan Dewa saat konser itu, yakni "Kamulah satu-satunya". Tapi lagu itupun memerlukan range suara yang lebih tinggi, sesuatu yang menjadi ciri khas Once daripada Ari.

Pada konser itu, semua penonton larut dalam performance Dewa. Tak ada satupun lagu yang tak dilafalkan penonton. Bukan hanya bagian reffrain (?) semata, tetapi juga semua lirik lagu dalam konser tersebut, seperti "Roman Picisan", "Arjuna", dan "Dua Sejoli". Sesuatu hal yang wajar dan tak aneh menginggat Dewa adalah sebuah band besar dengan banyak hits di setiap albumnya.

Friday, May 12, 2006

Cerpen : Hantu Cekik

 
"Bodoh benar orang-orang ini " ucapku dalam hati. Sebuah search engine yang aku browsing malam ini menunjukkan ada 6.248 page yang menyebut "hantu cekik" sebagai keyword-nya. Malam sebelumnya page yang tercatat hanya mencapai 4.951 page.
 
Bagaimana mungkin di jaman internet ini, ketika manusia tengah berencana untuk bermigrasi ke planet Mars, masih ada orang yang terbelenggu dengan hal-hal gaib. Terlebih dengan Hantu Cekik yang tengah ramai di bicarakan di dua buah kabupaten di Jawa Tengah. Bagaimana logika dan akal sehat mampu menjelaskan hal tersebut. Apapun dalihnya, dari pesugihan-orang menjadi kaya dengan menyembah setan, siluman laut utara yang lolos dari benteng gaib para wali enam abad silam, atau dedemit iseng yang memang suka menggoda manusia.
 
Lebih bodoh lagi, Anto, temanku saat kuliah di komunikasi UGM, sempat menanyakan hal tersebut melalui sms. Apakah hal seperti ini masih tetap dikonsumsi oleh temanku yang kini menempati posisi Senior Copywriter di sebuah worldwide advertising agency. Begitu juga dengan Dodo, karibku yang kini menjabat Kabag Humas di salah satu kabupaten pemekaran di Kalimantan. Meski ia bisa mengklaim ikut menjatuhkan rezim Soeharto, ia pun tak sehebat yang aku duga.
 
Aku kemudian men-save page google di USB drive dan kemudian menekan tombol Print Screen. Selanjutnya angka-angka ini akan aku laporankan pada "boss"ku. Bahwa ada penambahan page di situs2 indonesia maupun luar negeri yang mencantumkan kata hantu cekik. Belum lagi ratusan berita di sejumlah media cetak, yang aku kliping rapi, baik dari koran lokal, koran nasional, tabloid kuning, majalah gaib dan sebagainya. Singkatnya kerjaku kali ini sukses besar. Cukuran bonus akan mengalir ke rekeningku dan kuliah S2 konsentrasi Propaganda dan Publikasi di Melbourne University telah terbayang di mata.
 
Sebenarnya tak sulit bagiku melakukan tugas ini. Sesuai dengan perintah boss, aku hanya diberi brief untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat di kota kecil di pesisir laut jawa. Hal ini berkaitan erat dengan adanya info bahwa salah satu pelaku pemboman di kuta, bali sedang berada di kota ini. Selanjutnya hanya dengan meminta 3 anak buahku saja, masyarakatpun geger akan adanya hantu cekik. Mereka bertigapun akan mendapat imbalan yang tak kalah besar, apalagi kerja mereka hanya mencekik, benar-benar mencekik orang-orang yang lewat di jalan sepi sendirian. Namun anak buahku juga bukanlah sembarang orang. Mereka adalah orang-orang terlatih, bagaimana mencekik orang dan membuat pingsan selama sekian jam, membuat trauma mendalam ke sang korban, kemudian menyebar isyu ke masyarakat hingga menjadi staf Public Relations seorang dukun ternama.
 
Akupun mematikan sebatang Sampoerna A Mild di bibir asbak. Setenguh kopi instantpun telah aku habiskan. Angka di systray komputer menunjukkan 11.53. "Saatnya istirahat" ucapku dalam hati. Pointer mouse-pun  mengarah ke Start|Shut down. TIBA-TIBA ... "AAHHRGGGG" teriakku tercekik. Nafasku tiba-tiba serasa terpenggal, leherku tertekan sangat kuat. Akupun tak dapat berteriak apalagi sekadar mengucap sesuatu. Badanku lemas seketika. Mataku hanya bisa melihat sepasang pergelangan  tangan bersisik berwarna hijau, berbulu lebat dan berkuku tajam tengah mencekik leherku.
 
Jakarta, 8 Desember 2005, 11.56 AM.
 
Rock d World
rio_nisafa

Cerpen : REGINA

02/03/2006, 13:36
Regina
nanti mlm aku mulai pindah, tolongin aku pindahan yah, ga bnyk kok.please. :)


Sebuah sms singkat aku terima tepat saat meeting divisi advertising & promotion akan dimulai. Entah kenapa, tiba-tiba saja pikiranku tak dapat dipusatkan ke weekly meeting ini. Ya, sms ini telah merusakkan presentasiku tentang Update Content Website. Bahkan, ketika ibu Priscilla, sang Marketing Director, mengajukan pertanyaan tentang detail content Product knowledge, aku terlihat sangat gagap. "shit, ini kan cuman persoalan sepele, sekadar cross check ke Product Development Departement" ungkapku di dalam hati.

" ada apa sich ? " tanya Iwan lirih sambil merapatkan diri di meja kerjaku. " ennngg.... gak, gak pa pa, tiba-tiba aja kepalaku agak pusing saja". Sang web designer ini ternyata juga mampu membaca perubahan diriku.

Angka di systray telah menunjuk 17.02. Pointer mouse aku arahkan ke turn off computer. Aku hanya ingin meninggalkan kantor dan setumpuk kerjaan. Friendster dan Blogger yang biasa aku sambangin tiap sore, rupanya tak cukup menahanku untuk segera tiba di kost.

Aku mengenal Regina dari Ude, teman kuliahku. Lebih dari itu, Regina sebenarnya adalah cewe Ude. Tapi entah mengapa, aku tertarik pada Regina melebihi semua gadis yang aku kenal. Akupun masih menginggat jelas saat mataku bertatap dan kulit lembutnya menjabat tanganku. "Regina...." sapanya terdengar merdu di telingga. " Regina Pramadita " sambung Ude. Aku kemudian melancarkan basa-basi ringan " namanya indah... seindah orangnya" Aku dan Ude, tersenyum simpul, sedang rona wajah Regina ku lihat sedikit memerah.

“ Ude mana ? “ tanyaku saat Regina tiba di kost. “ Ude gak bisa dateng, lagi ada internal audit, kayaknya ia ada lembur sampai akhir minggu ini ” jawab Regina detail. Barang bawaan Regina, rupanya tak terlalu banyak seperti yang aku duga. Aku membantu Regina mengangkat beberapa kardus besar.

Kamar Regina berada tak jauh dari kamar ku, selisih dua kamar. Regina memilih kost ini karena lokasinya yang dekat dengan kantornya. Rumah kost ini memang terletak di Karet, sebuah lokasi strategis, tak jauh dari kawasan segitiga emas Jakarta. Meski merupakan kost campur, tidak ada batasan penyewa kost harus laki-laki atau perempuan, banyak juga harus mengantri untuk tinggal di tempat ini. Aku juga begitu mempermasalahkan. Bahkan tatkala aku menawarkan kost ini ke Regina, ia dan Ude juga tak ambil pusing.

Aku merebahkan diri tempat tidur. Harusnya setelah membantu pindahan Regina, tubuh ini bisa diajak istirahat. Mataku menerawang ke langit-langit kamar. ” Nggak boleh terjadi... ini gak boleh terjadi ” ucapku dalam hati... ” Regina, kenapa aku harus bertemu dengan gadis semanis dirimu. Senyummu bukan hanya mampu menularkan sebuah semangat, tetapi juga meruntuhkan hati ini. Bahkan saat pertama kali aku mengenalmu, saya mungkin telah jatuh cinta padamu... ya jatuh cinta.”

”Beep...beep...beep ” Siemens ME45 di samping bantalku berdering ringan, memecah keheningan malam dan keresahan dalam hati ini.

02/03/2006, 22:54
Ude
Thank ya.. udah bantuin Regina pindah. Sori gw ga bs bantu, lg da kerjaan nich.

” Maafkan aku, Ude....” kembali batin ini bergejolak. Bagaimana bisa aku menikam Ude dari belakang. Enam tahun persahabatan di bangku kuliah dan tiga tahun perjuangan di kota metropolitan haruskan berakhir secara tragis dan penuh luka. Logikaku tak bisa mencari pembenaran atas hadirnya rasa ingin memiliki Regina dan pengkhinatan sahabat sebaik Ude.

"tok, tok, tok " pintu kamar diketuk.... Jantung ini semakin berdebar-debar. Nafasku semakin memburu tak tentu. "tok, tok, tok " suara ketukan makin terdengar mengema seakan memecahkan gendang telinga. Akupun bergegas membukakan pintu kamar.

Regina berdiri tepat di depan pintu. Senyum manis masih tergantung di bibir tipisnya. Namun aku masih tetap melihat raut wajah indahnya, meski seharian penuh ia bekerja, selama sekian jam harus mengandalkan fisik untuk prosesi pindahan kost. Kaos ketat dan celana selutut yang dikenakan Regina, turut menyempurnakan lekuk tubuhnya. ” Ya... ampun, mengapa aku tak bisa mengontrol denyut nadi ini, desah nafas ini dan derasnya peluh keringat ”

"maaf mbak, bisa minta aquanya ga " Regina menyodorkan sebuah mug besar. Aku masih saja tergagap melihat Regina tepat di depan mataku, saat tengah malam, saat aku tak kuasa ingin memeluknya erat, selama-lamanya.

"oh, Tuhan, normalkah diriku ? "



Rock d World!
rio_nisafa