Tuesday, February 13, 2007

[tentang] Kalender


Pergantian tahun dan kalender dan adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan. Kalender memang merupakan penanda dari tanggal, hari atau bulan. Tapi ia juga telah menjadi sesuatu yang mengingatkan kita akan rencana, target bahkan kenangan terhadap sesuatu. Nah, saya pun mempunyai cerita tentang Kalender.

Pada saat SMA dulu, saya mempunyai sebuah kenangan seru perihal Kalender. Maklum saja saat itu juga usia masih belasan, masih punya keceriaan ala remaja (meski sekarang juga masih :p). Saat itu saya masih kelas 2, Bulletin Sekolah "Brata" membagikan kalender dinding sebagai bonus di salah satu edisinya. Itu artinya Kalender (bentar saya hitung dulu) tahun 1995. Wah lama juga yach...

Seinggat saya kalender itu berukuran double poster. Full Colour, tapi designnya standar banget. Bertuliskan nama sekolah lengkap dengan logo-alamat-telepon, foto gedung sekolah, dan foto beberapa kegiatan sekolah. Selain itu lay outnya juga biasa saja. Intinya gak terlalu keren untuk ditempelkan di dinding kamar.

Kami mendapat kalender tersebut pada jam istirahat pertama. Nah, pada jam pelajaran berikutnya... kenakalan masa SMA kami terjadi. Kami sekelas malah tidak tertarik pada pelajaran kesenian yang diajarkan pada jam tersebut. Saya dan teman-teman malah saling memberi tanda tangan tersebut pada kalender tersebut. Saya membubuhkan tanda tangan di tanggal ulang tahun saya pada kalender milik teman. Begitu juga kalender milik saya, ada tanda tangan teman sekelas pada hari kelahirannya.

Bisa dibayangkan jika satu kelas ada 40 murid, betapa ramai dan kacaunya kelas. Setiap murid akan "beredar" dari meja satu ke meja lain untuk membubuhkan tanda tangannya. Seakan tak boleh ada kalender yang terlewat dari tanda tangannya. Kalender tersebut seakan ingin menjadi pemberitahuan bagi masing-masing anak kapan ia berulang tahun. Beberapa teman ada juga yang menambah kata semacam "kesan pesan", tak sekadar tanda tangan.

Kelaspun menjadi ramai dengan tingkah polah saya dan temen-teman. Hal ini ditambah lagi dengan gurauan atau candaan khas anak SMA. Murid yang biasanya bersikap alim seakan-akan ikut tertular perilaku konyol ini. Tak ada teman yang tak membubuhkan namanya di kalender tersebut.

Mungkin pak guru kesenian kami, Bapak Ridwan (itupun klo gak salah) hanya bisa mengelus dada melihat perilaku kami. Pelajaran kesenian yang ia ajarkan menjadi terabaikan. Bahkan bisa jadi teman-teman menganggap jam pelajaran itu sebagai jam kosong. Semoga beliau bisa memaklumi atau bahkan berempati dengan kami sekelas ini.

Rock d World! rio_nisafa

No comments: