Saturday, March 31, 2007

Cita-cita, Mimpi, Obsesi

 
A. Cita-Cita (masa kecil)
1. Astronot
Siapa tak kenal Neil Amstrong atau Yuri Gagarin ? Saya sudah mengenal dua nama astronot (atau kosmonot) sejak jaman SD. Nama mereka ada dan selalu hadir di buku IPA. Bahkan nama mereka juga harum di catatan sejarah sebagai orang pertama yang mendarat di bulan dan orang pertama yang tinggal di luar angkasa.
Bagi saya yang masih kecil tersebut menjadi astronot adalah hal yang sangat keren, meninggalkan bumi menjelajah misteri ruang angaksa yang maha luas. Buku-buku mengenai astrnomipun saya lahap. Tentunya yang bergambar dan penuh warna warna. Langit yang gelap, bintang yang gemerlap, komet dengan ekor indahnya, serta susunan planet dalam tata surya telah menggugah keingintahuan saya dan memutuskan bercita-cita mengunakan pakaian seperti robot, berhelm kaca, dengan tabung oksigen, dan menapakkan kaki di planet baru.

2. Sekjen PBB
Apakah jabatan paling tinggi dan berkuasa di dunia ? Jika pertanyaan ini diajukan pada saya saat beberapa belas tahun silam, maka saya akan menjawab sekjen PBB. Menjabat sebagai sekjen PBB seolah menjadi presidennya presiden, menjadi atasan seluruh kepala negara dan pemerintahan di di seluruh negara di di atas dunia (hahahah... aku lah yang berkuasa).

Tapi inilah salah satu sikap naif kekanak-kanakan saya. Mungkin juga karena guru IPS di SD selalu meminta muridnya (termasuksaya tentunya) untuk menghapal sekjen PBB. Siapa tahu keluar di ujian ebtanas. Klo menghapal president RI jelas gampang sekali, kan saat itu cuman dua.

B. Mimpi (masa muda)
3. Wartawan
Melewati masa remaja tanpa banyak teman, menjadikan saya dekat dengan berbagai bacaan. Selain berlangganan koran di rumah, sayapun kerap mengunjungi perpustakaan daerah di daerah malioboro. Kedekatan dengan media inilah yang menjadikan saya pernah berkeinginan menjadi wartawan. Meliput berbagai peristiwa penting, mengetahu banyak hal dan mengunjungi tempat-tempat baru merupakan daya tarik bagi pofesi ini.

Saat masa SMP-SMA pun, saya telah mulai untuk aktif menulis. Beberapa tulisan termuat di Tabloid Kaca, tabloid dengan segmen pelajar lanjutan, yang diterbitkan oleh Kedaulatan Rakyat Groups. Mulai dari opini, cerpen, hingga berita foto. (bahkan karya kartun saya pun pernah dimuat). Keingginan untuk menjadi wartawan semakin menguat tatkala psikotest yang saya ikuti saat kelas 2 SMA, merekomndasikan saya untuk masuk jurusan komunikasi.

4. Creative Director
Sadar bahwa kekuasaan ideologis saat ini berada di tangga kapitalis, saya sempat berpindah jalur untuk menjadi seorang creative director, seorang pengarah kreatif yang hadir di balik suksesnya sebuah kampanye periklanan. Saat kuliah saya sadar bahwa, iklan (atau marketing communiation secara luas) sebuah produk telah menjadi panduan tersendiri bagi masyarakat luas. Bukan hanya untuk sarana informasi sebuah produk, tetapi juga tawaran image, selera gaya hidup bahkan sebuah pandangan hidup.

Menjadi creative director semakin kuat saat saya menceritakan apa itu creative director di kelas bahasa inggris. Di tempat kursus itu, sang tentor sangat tertarik dengan profesi tersebut dan bertanya beberapa hal (tentunya dalam bahasa inggris). Keinginan tersebut menjadi semakin
tatkala saya menjadi pemenang dari Creative Contest yang diadakan sebuah biro iklan nasional di Jakarta.


C. Obsesi (masa kini)
5. Rock Star
Tak ada yang lebih hebat ketika ribuan pasang mata tertuju pada saya, saat perhatian hanya berfokus pada setiap kata dan gerakan saya, juga saat spot lamp menyorot badan dan sejumlah kamera tanpa lelah terus memburu saya. Itulah obsesi saya untuk menjadi seorang Rock Star. Seorang yang berdiri tegak di atas panggung, bernyanyi lantang dan mampu menghiptotis penggemarnya. Bahkan saat komputer menyalakan MP3, seolah-olah saya menjadi seperti Eet(Edane) yang mempunyai teknik gitar paling jago dan mempunyai atraksi panggung yang sangat khas. Atau seperti Andy(/rif), Armand (GIGI) hingga Bagus (Netral) yang menurut saya adalah rockstar yang tampil all out ketika di stage.

Puluhan band telah saya saksikan dan mereka tampil dalam aksi panggung yang sangat-sangat saya nikmati. Bahkan aksi panggung di televisi pun jarang saya lewatkan. Sayapun sempat mengikuti program TV "Reinkarnasi" di Indosiar, sebuah reality show yang mencari seorang vokalis baru untuk band Evo, yang akan melahirkan seorang Rockstar baru, bukan "idol" apalagi "artis sesaat".


Rock d World!
rio_nisafa

3 comments:

Anonymous said...

Halo Rio, komen pertama nih... biar rame hehehe...

nda said...

Salam!

Hai,
baca obsesimu yang satu ini, lumayan titik-titik.
Coz aku juga penikmat musik rock. tapi lebih suka slowrock.
Wah, jadi pengen denger suaramu melagukan Carrie-nya EUROPE. atau kapan-kapan kau nyanyikan Timur Tragedi-nya Power Metal, oke?

Tabik,
Ndari-Ngestiharjo

Anonymous said...

pantesan slalu

Rock d World!
nyambung ra to yo?