Monday, June 28, 2010

Tentang Ariel, Luna Maya & Cut Tari


tulisan ini tidak akan mengadili mereka.

Siapapun tahu akan adanya video mesum yang dimainkan (mirip???) Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Bahkan mungkin Anda juga udah menontonnya ?. Atau bahkan Anda juga penasaran dengan (rumor) akan ada video serupa sejumlah 32 (atau 23).

Berbagai komentarpun sontak muncul. Baik para pejabat publik di media massa, tulisan opini para akademisi  hingga obrolan dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya komentar ini seakan menyiratkan bahwa ada yang "salah" dengan video itu. Apapun yang terkait dengan videonya, baik orang, perilaku, pembuatannnya hingga distribusinya. 

Dalam segi norma manapun, apa yang dilakukan dalam video tersebut memang salah. Norma agama manapun melarang perbuatan zina. Norma susila tidak akan menerima perbuatan hubungan seksual selain suami istri. Dan menurut norma sosial, orang yang hidup tanpa nikah disamakan dengan kerbau!!

Hanya norma hukum yang sepertinya tidak menyalahkan mereka. Hukum menyatakan bahwa mereka bisa bersalah jika ada pihak yang melaporkan, itupun suami atau istri dari pemeran video itu. Namun kita tahu, bahwa Ariel sudah duda, Luna Maya belum bersuami dan suami Cut Tari terlihat mendampingi istrinya saat pemanggilan polisi. Jadi tak ada yang salah secara hukum terhadap pemeran video itu. Alih-alih hukum justru bicara pada siapa yang mendistribusikannya. Dan teknologi semakin memudahkan distribusi file tersebut layaknya virus.

Kembali pada tataran norma, bahwa perbuatan salah mereka kemudian mendapat konsekuensinya. Luna Maya dan Ariel didepak dari kontraknya dengan produsen sabun. Baliho merekapun sudah dicopot. Jadwal rilis album dan band baru (ex peterpan) menjadi tertunda. Cut Tari pun  tak muncul dalam acara gosip yang kerap ia bawakan. "Apakah pencabutan kontrak mereka adalah bagian dari sanksi atas salah mereka? "

Pertanyaan berikut yang muncul "Apakah masyarakat juga akan menghukum mereka ?" Pertanyaan ini akah terjawab jika album ex peterpan keluar... apakah masyarakat akan menghukum ariel dengan tidak membeli album atau mengunakan ring back tone. Ataukah retail fashion milik Luna maya akan bankrut ?? Apakah  produk AC Sayonara yang Cut Tari tawarkan (sebgaia bintang iklan/brand ambassador) menjadi drop penjualannya, ataukah bagaimana image produk dimata masyarakat?

Norma, sebagai sebuah tata nilai dalam masyarakat memang berperan sebagai paduan perilaku masyarakat. Mana yang berpahala mana yang berdosa; mana yang benar dan mana yang salah; mana yang etis mana yang tidak etis; apa yang bisa diterima masyarakat apa yang tidak; dan sebagaimana. Begitu juga saat video itu dihadapkan dengan norma.

Saya melihat bahwa masyarakat kita masih menyalahkan mereka. Itulah bentuk pengadilan atau penghakiman masyarakat. Acuannya adalah norma, sebagaimana hakim mengunakan KUHP sebagai rujukan menjatuhkan vonis. Sederhana saja, mereka bertiga bukan pasangan suami istri. Itu saja titik. Jadi seandainya mereka suami istri, maka tak ada yang salah dengan mereka. 

Penilaian ini pun menyiratkan bahwa masyakat kita masih menggangap sebuah hubungan seksual adalah hubungan suci yang harus diikat melalui pernikahan. Norma menempatkan bahwa freesex adalah perbuatan tercela. 

Namun kenyataan berkata lain. Ada banyak realita yang menbeberkan berapa banyak pernikahan diawali dengan kecelakaan (sebenarnya mereka yang mencelakakan diri sendiri; dan saya tidak sepakat dengan istilah'kecelakaan'). Ada sekian persen pelajar yang telah melakukan hubungan seksual serta sejumlah mahasiswa melakukan hubungan seksual di kost-kostan. Dunia prostitusi juga terlihat begitu vulgarnya hingga banyaknya foto dan video mesum wajah-wajah lokal yang tersebar di dunia internet.

Antara norma dengan dunia realita memang tak selamanya pararel. Begitu juga video Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Meskipun dinyatakan salah oleh masyarakat, kenyataan yang mereka lakukan bisa jadi merupakan refleksi dari kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Contoh lain, korupsi, semua orang membenci korupsi, namun korupsi terus terjadi dan ada usaha pelemahan KPK oleh banyak pihak.

Ini menyiratkan bahwa sebenarnya bahwa masyarakat kita bukanlah masyarakat munafik. Menyalahkan mereka bertiga adalah sebuah pembelajaran agar para individu menjaga perilaku, anak-anak di generasi mendatang tidak melakukan hal serupa, agar para remaja fans ketiganya tidak menirukan tinglah laku idolanya dan secara luas menjaga anggota masyarakat lainnya dari kehidupan seks bebas. Adanya norma (yang menyatakan bahwa perbuatan ketiganya salah, tercela dan berdosa) membuktikan bahwa dalam masyarakat masih terdapat keinginan untuk menjadi lebih baik dan benar. 

Menyalahkan mereka bukan berarti pula bahwa seseorang (yang menyatakan mereka bertiga salah) adalah sosok suci yang tak mempunyai salah. Semua orang pasti mempunyai salah, tetapi bukan berarti semua orang bisa memaklumi dan membiarkan perilaku ariel dkk ditiru siapapun. Menyalahkan Ariel dkk adalah upaya preventif, setidaknya bagi diri mereka sendiri.

Di negara se-liberal Amerika Serikat pun, norma-norma masih dipegang erat. Lihat saja skandal Bill Clinton dengan Monica Lewinsky dan kasus selingkuh pegolf profesional Tiger Woods. Masyakata masih memandang bahwa normapun menjadi hal penting untuk menilai pribadi mereka sebagai presiden dan atlet pro, bukan sekadar kebijakan yang dilakukan atau skor di padang golf (eh, penilaian golf gimana sechh??). Sejumlah pemain bola di Liga Eropa pun harus tercoreng mukanya karena skandal seksual yang menimpanya.

Sudahlah saya akhiri notes ini. Karena baik Ariel, Luna Maya, cut Tari juga belum menyatakan bahwa mereka adalah pribadi yang ada dalam video mereka.... Jika mereka tidak (atau belum) mengakui, mengapa pula mereka merasa sebagai korban... aneh kan ?... Anehnya lagi jika mereka menjadi korban, mereka sendiri lah yang menyodorkan diri dengan perilaku tak bernorma itu...

No comments: