Thursday, March 05, 2009

Air Minum, Mie Instant dan Partai Politik


Mungkin Anda sudah tau bahwa beberapa bandara internasional atau publik area lainnya di luar negeri, orang bisa langsung minum air dari kran khusus. Atau terkadang orang bisa minum air langsung dari krannya di dapur, seperti dalam sebuah adegan yang saya lihat beberapa hari lalu di televisi. Air memang menjadi alat vital, eh.... kebutuhan vital bagi setiap orang. Tanpa makan, seseorang bisa bertahan seminggu, tapi tanpa minum, seseorang hanya hidup tiga hari saja.

Lalu bagaimana persoalan air d negeri ini ? Memang ada BUMD mempunyai kewenangan khusus untuk mengelola kebutuhan air, yakni PDAM (perusahaan daerah air minum). Tapi bagaimana produknya? Gak perlu di jawab dech.... Pertanyaan saya paling gampang, apakah anda pernah minum air langsung dari kran? Klo sudah, ya sudahlah, saya gak perlu melanjutkan tulisan ini. Klo blom, berarti dugaan saya benar, kita semua belum pernah atau tidak pernah minum air yang disalurkan oleh PDAM.

Minum air langsung dari kran seharusnya... sekali lagi seharusnya sudah menjadi "promise" yang harus dipenuhi oleh PDAM. Lha wong namanya saja sudah "Perusahaan Daerah Air Minum". Jadi seharusnya, air yang kita dapatkan dari kran itu adalah produk yang layak minum. Sebuah air bersih dan sehat yang langsung bisa diteguk, tanpa harus dimasak dulu.

Tapi sekali lagi, kata air minum yang terdapat dalam inisial PDAM itu cuman "nama". Begitu juga dengan standar air yang layak minum itu kan hanya sekedar janji yang gak pernah kita tau kapan bisa terwujud.

@@@
Pernah merhatikin bungkus mie instans? Coba bayangkan di semua bungkus mie instans tersebut, pastilah terdapat visualisasi mie yang sangat-sangat mengiurkan. Bukan hanya foto mie saja terpampang, tetapi juga terdapat telur,daging ayam, udang, bakso, wortel, jeruk nipis, dan berbagai jenis sayuran lainnya

Klo tak sempat merhatiin bungkus mie instant, liat saja iklan mie instant di tivi. Penggambarannya jauh lebih sempurna, mie instant tersebut tertampung dalam sebuah mangkok besar. Tak lupa menyertakan bahan-bahan tambahan lainnya, seperti tampilan buskusnya. Bahkan dengan tampilan audio visual serta narasinya yang sangat komunikatif, seolah-olah mie instans memang benar-benar mak nyuss.

Sekarang, pergilah ke dapur, dan masaklah mie instant. Sesuai dengan instruksi yang terdapat di bagian belakang bungkus. Satu lagi, jangan gunakan bahan-bahan lainnya selain apa yang terdapat didalam bungkus mie instant. Lalu perbandingkan antara mie hasil kreasi anda di dapr dengan mie yang ditampilkan di bungkus dan iklan tivi.

Jangan merasa bersalah, jika mie instant anda tidak selengkap mie instant yang ada di bungkus apalagi di iklan tivi. Meskipun anda mematuhi petunjuk di belakang bungkus. Mie yang sangat menggiurkan juga tidak anda peroleh, seandainya anda mengunakan gelas ukur untuk menakar cc air untuk merebus mie. Atau mengunakan stop wacht untuk menentukan seberapa mie direbus.


@@@
Lalu apa hubungannya dengan partai politik.... ?
saya tak tau persis apa hubungan antara air minum, mie instant dan partai politik. Saya hanya tak ingin partai politik tidak bisa memenuhi janji politiknya seperti PDAM, apalagi hanya tampil manis di iklan tivi seperti mie instant.

itu saja kok.....


Rockin'>>>!
rio_nisafa

2 comments:

MBAH IM said...

Intine, sesok apike nyontreng po golput mas...hehe

Anonymous said...

Tul, memang gitu!
Masih mending PDAM, abis janji masih ngalir airnya... (eh, kadang-kadang seret juga, lho aliran airnya). Tapi masih parah parpol yang abis pemilu gak kedengeran blas mana "perjuangannya".
Masih mending mie instan, abis iklan masih bisa dicobain nikmatnya (atau gak enaknya). Parpol lebih parah, bahkan sebelum contrengan kantor sekretariatnya aja cuman papan nama, gak pernah buka. Mana pelayanannya....? Huek!
Aku punya kuis : "Bagaimana cara paling ampuh nagih janji parpol/caleg?"