Thursday, October 19, 2006

Kambing Jantan


Blog, sebagai trend baru di dunia internet, telah memikat para remaja untuk menuliskan pengalaman harian mereka di dunia cyber. Meski mirip dengan buku diary, blog bukan sebagai catatan rahasia yang hanya diketahui sang penulis semata. Blog justru memiliki kekuatan ketika ia dipublikasikan dan dinikmati oleh netter lainnya. Apalagi banyak situs yang telah menawarkan fasilitas blog dengan beragam fasilitasnya.
Membaca buku berjudul "Kambing Jantan" adalah merupakan pengalaman baru membaca blog dari media online dalam media cetak. Label "best indonesia blog" merupakan alasan bagi sang penerbit untuk mengedarkan buku ini. Apalagi sang penulis, radith/dika atau malah yang disapa kambing, mampu membuat saya terkekeh atau tertawa konyol ketika mengikuti kehidupan pribadinya. Ada kegilaan yang terselip di antara aktifitas harian sang tokoh. Bahkan sang penulis malah menyebut lebih kasar lagi. "Catatan harian pelajar bodoh" sengaja ditampilkan sebagai sub title buku ini.
Radith - atau generasi internet lainnya - lahir dan besar di alam globalisasi dan era teknologi komunikasi. Lintas budaya menjadi hal keseharian yang kerap dijumpai sang tokoh... apalagi ia kuliah di ostrali - begitu ia menuliskan Australia. Namun bukan pengalaman hidup di luar negeri yang menjadikan buku ini menarik... tetapi tentang culture gap. Kesenjangan budaya ketika penulis berinteraksi dengan orang-orang bule di kota kecil bernama Adelaide.
Misalnya ketika Dika harus menanggung rasa kesal karena ada seorang (bukan dari indonesia) yang menyatakan bahwa orang Indonesia mengunakan tangan kiri untuk membersihkan di saluran belakang manusia... hehehehe... Juga saat sang dosen salah memanggil nama Dika dengan sapaan Nike atau salah seorang teman dengan beragam sapaan yang berbeda-beda. Sama seperti kita mendengar suara letusan sebagai "dor", dan orang bule dengan "bang". Kekonyolan lain ketika radith dan kawan-kawan harus menemui sekawanan orang ostrali mabuk di jalan pada malam hari.
Buku ini juga menggambarkan bagaimana kambing harus mengalami ketergantungan teknologi atau beragam aktivitas "bodohnya" serta sifat pelupa, jorok, dan liar, baik di jakarta maupun adelaide. Begitu pula dengan kehidupan keluarga yang juga sedikit aneh. Sayangnya kehidupan asmaranya, dengan seorang gadis bernama "Kebo" tak mendapat porsi banyak. Atmosfer global juga sangat kental dalam buku ini. Misalnya pengunaan bahasa gado-gado indonesia-english atau kata-kata macam "wadefak".
Membaca buku ini hingga tuntas ternyata membawa "sidikit" kecemburuan bagi saya. Nampaknya enak benar hidup sang kambing jantan ini. Kuliah di ostrali dengan apartemen sendiri, Honda CRV sebagai hadiah ulang tahunnya, dan seakan menjalani hidup tanpa beban. Atau ... lupakan tentang baban kehidupan yang ia tanggung... ia hanya ingin menulis yang "bodoh-bodoh saja" dan membagi pengalamannya melalui blog. Mungkin ini lah yang membuat blog tersebut menarik untuk diikuti dan dibaca ratusan orang di dunia maya tersebut.
Soal harga buku ini, saya tak tau persis. Maklum saya meminjamnya dari perpustakaan pemda kulon progo... hehehe... lumayan juga bisa baca buku gratisan. Setidaknya saya yang di "ndeso" ini bisa tahu dunia luar melalui buku ini.
Rock d World!
rio_nisafa

No comments: